Latar Belakang Masalah Respon organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah: studi pada majelis wakil cabang Nahdhatul Ulama Kalideres Jakarta Barat

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam yang bersumber pada wahyu illahi dan sunnah rasul mengajarkan ummatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Dengan demikian, kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diperoleh melalui gerakan amal sosial seharusnya dilakukan melalui kegiatan ibadah muamalah yang bersumber pada ketentuan syariah, yang dijiwai oleh aqidah, syariat dan akhlak islamiyah. Berbagai kegiatan muamalah tersebut telah diatur secara lengkap dalam syariat Islam, yang meliputi pola konsumsi, simpan- pinjam, investasi dan lain sebagainya. 1 Dewasa ini, berbagai kegiatan ekonomi di sektor keuangan dan jasa memiliki peluang yang besar. Di antara bisnis di sektor ini yang sedang marak diperbincangkan adalah asuransi. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya perusahaan asuransi yang bermunculan. Data Dewan Asuransi Indonesia per- akhir Juli 2000 menunjukkan terdapat 178 perusahaan asuransi dan reasuransi yang terdiri dari 62 perusahaan asuransi jiwa, 107 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI Polri 1 Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, Depok: Usaha Kami, 1996, h. 3 yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia. Di samping itu, juga terdapat 124 perusahaan penunjang asuransi yang terdiri dari 69 perusaaan pialang asuransi, 14 perusahaan pialang reasuransi, 23 perusahaan adjuster asuransi dan 18 konsultan aktuaria, sedangkan pada tahun 1999 sampai dengan akhir Juli 2000 terdapat enam perusahaan pialang asuransi baru dan satu perusahaan adjuster. 2 Berdirinya perusahaan asuransi tersebut sejalan dengan berkembangnya perusahaan asuransi konvensional. Menurut Shakti Agustono, asuransi syariah mengalami kemajuan yang signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhannya yang mencapai 30 pertahun, jauh di atas pertumbuhan rata- rata di Indonesia yang hanya 20 pertahun. Bahkan pada Desember 2001 sudah mencapai 146 untuk PT. Asuransi Takaful Umum, dan di akhir tahun 2002 mencapai pertumbuhan hingga 75 . Angka itu jauh melebihi persyaratan yang diminta Departemen Keuangan. 3 Sepanjang tahun 2006 hingga 2007, secara industri, asset asuransi jiwa syariah mengalami kenaikan lebih dari 100. Data Karim Business Consulting menunjukkan bahwa asset asuransi jiwa syariah meningkat pesat dari 620 Milyar pada Desember 2006 menjadi lebih dari 1,5 Trilliun pada akhir 2007. Demikian juga dari sisi produksi premi mengalami peningkatan fantastis dari 300an Milyar di akhir tahun 2006 menjadi lebih dari 1 trilliun pada akhir 2007 atau mengalami 2 http www. Perkembangan Asuransi Syariah , tahun 2007 3 http www. Perkembangan Asuransi Syariah . tahun 2007 peningkatan tiga kali lipat. Walaupun jika dicermati kenaikan tersebut disumbang 30-nya oleh Prudential Life Assurance yang baru membuka cabang syariah dan menawarkan produk unit link syariahnya pada kuartal ke-4 tahun 2007. Asset Prudential cabang syariah mencapai 496 Milliar dan premi bruto sebesar 410 Milliar laporan publikasi tahun 2007. Namun, secara rata-rata, perusahaan asuransi syariah mengalami peningkatan asset maupun premi antara 50 – 100 di tahun 2007. Peningkatan asset dan premi ini juga dirasakan oleh perusahaan asuransi syariah lainnya, seperti AJB Bumiputera 1912, Allianz Life Cabang Syariah, AIA Cabang Syariah ataupun BNI Life Syariah yang assetnya mengalami peningkatan diatas 100 tahun 2007. Kondisi ini membawa angin segar bagi perusahaan asuransi syariah yang sudah mulai meredup, seperti yang dirasakan oleh Asuransi Syariah Mubarakah. Produksi premi brutonya mengalami peningkatan lebih dari 500 dari tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan asuransi syariah ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat yang insurance minded sehingga memberi pengaruh positif terhadap pembangunan. 4 Gambaran di atas menunjukkan bahwa transaksi asuransi baik konvensional maupun syariah memiliki nilai nominal yang sangat besar. Akan tetapi, mayoritas pelaku dan pengguna transaksi asuransi itu belum diiringi oleh pengetahuan yang cukup tentang asuransi syariah, terlebih para pelaku asuransi tersebut didominasi oleh kaum muslim. Padahal setiap muslim berkewajiban untuk menjalankan syariah dalam semua aktivitas dan transaksi yang dilakukan, 4 http www. Perkembangan Asuransi Syariah tahun 2007 . termasuk dalam transaksi asuransi. Oleh karenanya, penting disampaikan kepada masyarakat bagaimana pandangan Islam tentang asuransi yang ada dan tumbuh pesat pada saat ini. Konsep Lembaga Keuangan Syariah LKS adalah konsep baru bagi masyarakat Indonesia, sekalipun konsep ini sudah berkembang pesat di luar negeri, baik di negara-negara muslim maupun di negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas, seperti di Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga keuangan syariah yang telah lama berkembang adalah Bank Islam, Asuransi Islam, Pegadaian Syariah, Leasing Syariah, Modal Ventura Syariah, Obligasi Syariah, Koperasi Syariah dan lain sebagainya. Kemajuan asuransi s yari’ah di Indonesia dan di belahan dunia lainnya itu tidak lepas dari keterlibatan dan keikutsertaan Organisasi Masyarakat Keagamaan, seperti keikutsertaan menjadi nasabah asuransi syariah dan mensosialisasikan pengetahuan asuransi syariah tersebut kepada masyarakat lainnya. Akan tetapi, kesempatan dan peluang tersebut tidak dapat dimaksimalisir jika cakupan pasar masih terbatas dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa bank syariah. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia merupakan umat muslim, maka hal itu bisa menjadi lahan yang subur untuk tumbuh kembangnya lembaga asuransi syariah. Terlebih di Indonesia banyak terdapat organisasi-organisasi masyarakat keagamaan yang menjalankan praktek kegiatan masyarakat yang bernuansa islami. Posisi dan peran ormas keagamaan tersebut sangat strategis dalam mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat di dalamnya sesuai dengan arah dan tujuan yang dikehendaki. Nahdlatul Ulama selanjutnya disingkat NU sebagai salah satu ormas keagamaan yang besar dinilai bisa menjadi sasaran sosialisasi yang paling optimal sebagai penggerak sekaligus motivator masyakat. Dengan fungsinya sebagai penggerak sekaligus motivator masyarakat ini, NU mempunyai kendudukan penting bagi upaya sosialisasi asuransi syariah. Di antara kemungkinan yang bisa dilakukan NU adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa asuransi syariah pada dasarnya adalah penerapan tathbiq fiqh mu’amalah amaaliyah. Atas dasar itu, penting kiranya dilakukan suatu penelitian mengenai respons MWC NU terhadap eksistensi asuransi syariah. Adapun kecamatan Kalideres merupakan salah satu basis organisasi masyarakat keagamaan NU di Kalideres Jakarta Barat yang sejak 49 tahun yang lalu, telah banyak melahirkan pengurus dan anggota yang memiliki kualitas keilmuan di bidangnya. Selanjutnya, penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang respon MWC NU di Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi asuransi syariah dan hubungannya dengan lamanya menjadi pengurus. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah ”Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah “Studi pada MWC NU Kalideres Jakarta Barat.

B. Pembatasan dan Perumusan masalah