Peluang Asuransi Syariah Gambaran Umum Masyarakat Keagamaan NU

unsur gharar ketidakjelasan dana, unsur maisir judigambling, riba, zhulum penganiayaan, risywah suap, barang haram dan perbuatan maksiat. Sementara itu, hukum bilangan besar yang menjadi teori dasar dari cara kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah fiqhiyyah, al- „adah muhakkamah. Di mana kaidah tersebut menjelaskan bahwa dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya. Interaksi ini mengharuskan adanya persesuaian dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam. 20

D. Peluang Asuransi Syariah

Seiring dengan kemajuan dunia perbankan syariah, asuransi syariah juga berkembang pesat diberbagai negara Islam atau negara berpenduduk Muslim. Tidak terkecuali di Indonesia. Seperti pembentukan Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994, sedangkan asuransi konvensional yang ditandai dengan pembentukan asuransi Jiwa Bersama Bumi Putra, didirikan tahun 1912. Walaupun asuransi syariah lebih muda dari asuransi konvensial, namun pertumbuhan dan perkembangannya tidak kalah dengan asuransi konvensional. Faktanya menunjukkan bahwa asuransi konvensional sejak tahun 1912 hingga tahun 2005 rata-rata hanya mencapai 1,69 perusahaan 1 untuk setiap 20 Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis , Jakarta: Prenada Media, 2004. h. 26 tahunnya, sedangkan asuransi syariah ternyata bisa mencapai pertumbuhan rata- rata 2,45 perusahaan 8 dalam satu tahun. 21 Puncak kenaikannya asuransi syari’ah secara kuantitatif terjadi pada awal-awal hingga pertengahan tahun 2002-an, tepatnya pada tahun 2002 sampai tahun 2006. Bila diakhir tahun 1990an, di Indonesia baru terdapat dua perusahaan asuransi syariah Syarikat Takaful dan Mubarakah, maka pada paroh pertama tahun 2000an justru meningkat menjadi 29 perusahaan. Terhitung sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 bahkan meningkat mencapai 130 perusahaan asuransi syariah pertahun di Indonesia 17. 22 21 M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam Tangerang: Kholam Publishing, 2008, h.408-409. 22 Ibid h.410 36

BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN

NAHDLATUL ULAMA KALIDERES JAKARTA BARAT

A. Gambaran Umum Masyarakat Keagamaan NU

1. Pengertian Organisasi Masyarakat

Menurut bahasa kata organisasi adalah berasal dari kata “organ” yang artinya tubuh, atau badan, seperti tubuh manusia yang terdiri dari beberapa anggota badan dimana masing-masing mempunyai tugas tertentu. Adapun menurut Istilah organisasi adalah berkumpulnya sekelompok manusia yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 1 Jadi organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama baik untuk mensejahterahkan anggota organisasi tersebut maupun masyarakat. Dengan kata lain organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalut terdapat hubungan antara seorang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut bawahan. Atau organisasi merupakan wadah atau tempat penyelengaraaan berbagai kegiatan dengan pengambaran yang jelas tentang hirarki kedudukan, jabatan serta jaringan saluran wewenang dan pertanggung Jawab. 1 Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Kemuhamadiyahan, Yogyakarta: Pustaka Suara Muhamadiyah. 1996 Cet.Ke 1, h.4 Sedangkan organisasi yang penulis bahas didisini adalah organisasi masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi masyarakat yang berahlus sunnah wal jamaah.

2. Sejarah berdiri NU

Nahdlatul Ulama NU berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokoh- tokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari 1871-1947 dan KH. Abdul Wahab Hasbullah 1888-1971. NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan Islam terbesar di Indonesia. 2 NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan Maliki. Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi’i. 3 Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama NU yaitu Kiai Wahab Chasbullah Surabaya asal Jombang, Kiai Hasyim Asy’ari Jombang dan Kiai Cholil Bangkalan. 4 Mujammil Qomar, penulis buku “NU Liberal: Dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme Islam”, melukiskan peran ketiganya sebagai 2 Sumber: http:ajisetiawan.blogspot.com200603sejarah-terbentuknya nahdl_114165806732612892.html , http:id.wikipedia.orgwikiNahdlatul_Ulama 3 Einar Martahan Sitompul.M. Th Nu dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan,1989 h. 33 4 Einar Martahan Sitompul, Ibid h.58 berikut Kiai Wahab sebagai pencetus ide, Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci, dan Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya. 5 Tentu selain dari ketiga tokoh ulama tersebut , masih ada beberapa tokoh lainnya yang turut memainkan peran penting. Sebut saja KH. Nawawie Noerhasan dari Pondok Pesantren Sidogiri. Setelah meminta restu kepada Kiai Hasyim seputar rencana pendirian Jamiyyah. Kiai Wahab oleh Kiai Hasyim diminta untuk menemui Kiai Nawawie. Atas petunjuk dari Kiai Hasyim pula, Kiai Ridhwan-yang diberi tugas oleh Kiai Hasyim untuk membuat lambang NU- juga menemui Kiai Nawawie. Tulisan ini mencoba mendiskripsikan peran Kiai Wahab, Kiai Hasyim, Kiai Cholil dan tokoh-tokoh ulama lainnya dalam proses berdirinya NU 6 Berbasiskan massa pesantren di seluruh Nusantara, NU mencorong menjadi sebuah gerakan kultural yang sangat berkembang. Soliditas di kalangan NU juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kuatnya kekerabatan internal, baik yang disebabkan oleh seperguruan dalam menimba ilmu agama pesantren sebagai tempat belajar, sebab nasab keturunan, dan juga silaturahim yang dijalin. Dan tentu saja ukhuwah Islamiyah dan kesatuan akidah.Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri atas: Mustasyar berfungsi sebagai Badan Penasihat, Syuriah berfungsi sebagai pimpinan tertinggi dan Tanfidziyah yang berfungsi sebagai 5 Sumber: http:ajisetiawan.blogspot.com200603sejarah-terbentuknya- nahdl_114165806732612892.html, http:id.wikipedia.orgwikiNahdlatul_Ulama 6 H. M. Cholil Nafis, Lc, MA Keberadaan Ormas Islam sumber file al_islam.chm Pelaksana Harian. Kepengurusan NU juga dilengkapi dengan berbagai lajnah, lembaga dan badan otonomi. Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan merahil 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor. 7 Menurut tokoh dan selaku mantan ketua NU Kalideres bapak Laduni Gaos, Nu di Kalideres berdiri sejak tahun 1962, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tata kota Jakarta maka Organisasi Keagamaan NU memeliki beberapa cabang di Jakarta Barat khususnya Kalideres dan umumnya di wilayah Jakarta Barat. 8

B. Tujuan dan Struktur Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama