Konsep Tentang Respon Respon organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah: studi pada majelis wakil cabang Nahdhatul Ulama Kalideres Jakarta Barat

19

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP RESPON

DAN ASURANSI SYARIAH

A. Konsep Tentang Respon

1. Pengertian Respon

Ditinjau dari segi grama tika, kata “respon” berasal dari kata “response”, yakni kosakata bahasa Inggris yang diserap dan telah mengalami penyesuaian ke dala m bahasa Indonesia. “Response” merupakan sinonim “jawaban”, “balasan”, “tanggapan”, reaksi”. 1 . “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, mengartikan “respons” sebagai “tanggapan; reaksi; jawaban 2 ”. Tanggapan adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap suatu aksi. 3 Sedangkan jawaban memiliki arti sesuatu yang timbul karena adanya suatu pernyataan. Menurut “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, respon adalah “reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu ransangan. Ada yang bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat 1 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, cet.28 Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 481 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3, Jakarta:UI, 1999, h.43 3 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: English Modern Press, 1991, h. 43 terkendali”. 4 Senada dengan itu, Astrid Susanto menguraikan bahwa “respons” adalah reaksi penolakan atau penganiayaan ataupun siap acuh tak acuh yang te rjadi dalam diri seseorang setelah menerima “pesan”. 5 Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah “umpan balik” feed back yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik tidaknya suatu komunikasi. 6 Karakteristik adalah ciri-ciri yang meliputi perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, kecendrungan, potensi, nilai, pola pikiran atau kerangka kepribadian dengan ciri-cirinya sebagai perwujudan 7 Pengetahuan menurut aristoteles adalah hasil pencerapan akal manusia yang dibagi atas tiga kelompok, pengetahuan teoritis pengetahuan yang diaktualkan, seperti pengetahuan politik atau ekonomi, pengetahuan produktif pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan dan menciptkan sesuatu. Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh manusia dari hasil pencerapan akal. Status ekonomi adalah bentuk atau keadaan, kualitas hidup yang berkenaan dengan produksi, konsumsi dan distribusi. 4 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 2007, h.964 Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia Jakarta: Bina Cipta, 1980, h.125. 6 Ahmad Subandi, Psikologi social, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, h.50. 7 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara LPKN, Kamus Besar Ilmu pengetahuan, Jakarta, Golo Riwu Pers, 1997, h.446 Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan respon dalam penelitian ini adalah tanggapan organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah.

2. Macam-macam Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 8 a. Kognitif Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. b. Afektif Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. c. Konatif Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Dengan kata lain, respon ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap. 8 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999, h.128.

3. Faktor- faktor Terbentuknya Respons

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi factor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respons individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu: a Faktor Internal, yaitu faktor yang ada di dalam diri setiap individu. Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua unsur tersebut sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respons terhadap suatu stimulus. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka respons yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya. b Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri setiap individu lingkungan atau lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan kegiatan bagian penting dalam proses terbentuknya suatu respons. Namun demikian, tidak semua stimulus mendapat respons dari individu. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup kuat. Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus tersebut lazim diistil ahkan dengan “ambang ablotut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang stimulus” 9 . Manusia memiliki alat indra yang sesuai dengan fungsinya, oleh karena itu harus terus diperhatikan dengan cara menggali segala sesuatu yang ada disekitarnya. Allah telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat indranya dalam menggali lingkungan eksternal yang mempengaruhi dari luar diri manusia. Seperti yang dikatakan oleh Bimo Walgito “alat indra itu alat penghubung antara individu dengan dunia lu arnya.” nulisnya stelah factor respons

B. Asuransi Syariah sebagai Lembaga Keuangan Syariah