Sewa Guna Usaha Jenis-jenis Kegiatan Usaha Multifinance

22

3. Jenis-jenis Kegiatan Usaha Multifinance

Kebijakan pengembangan dan perluasan berbagai jenis lembaga keuangan melalui diversifikasi kegiatan pembiayaan landasan operasionalnya diatur lewat Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 sebagai bagian dari deregulasi 20 Desember 1988 Paket Desember. Melalui PakDes ini diperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Beberapa jenis usaha dalam lembaga pembiayaan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha leasing meupakan kegiatan sewa atau menyewakan aktiva tetap, khususnya barang modal. Leasing di Indonesia mulai diperkenalkan sejak tahun 1974 berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. Kep-122MKIVI1974, No. 32MSK21974, No. 30KpbI1974. Keputusan tersebut menjelaskan bahwa leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal untuk digunakan oleh perusahaan tertentu dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala, disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Sedangkan definisi 23 leasing menurut Keputusan Menkeu No. 1169KMK.011991 Tanggal 21 November 1991, leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara leasing dengan hak opsi finance lease maupun leasing tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 7 Kegiatan sewa guna usaha yang menggunakan prinsip syariah dilakukan berdasarkan akad ijarah dan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik. Akad ijarah adalah penyaluran dana untuk pemindahan hak guna manfaat atas suatu barangdalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa Mu’ajjir dengan penyewa musta’jir tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri. 8 Terdapat empat pihak yang berkepentingan dalam kegiatan sewa guna usaha atau leasing, yaitu sebagai berikut: 1 Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan atau penyewaaan kepada konsumen dalam bentuk barang modal. 2 Lessee adalah seseorang atau perusahaan yang mendapatkan jasa pembiayaan dari perusahaan leasing atau lessor. 7 Ade dan Edia, Bank Lembaga.,h.249 8 Soemitra, Bank dan Lembaga, h.349 24 3 Lender atau kreditur adalah pihak yang memberikan penyediaan dana bagi berkembangnya usaha leasing tersebut. 4 Supplier, merupakan perusahaan atau pihak-pihak yang menyediakan barang-barang modal sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau penyewa lessee. 9 Adapun prosedur atau mekanisme transaksi leasing digambarkan sebagai berikut: 1 Pihak lessee melakukan negosiasi dengan pihak supplier dan memilih jenis barang modal yang dibutuhkan. 2 Pihak lessee kemudian menghubungi perusahaan leasing atau pihak lessor dan melakukan negosiasi atas pilihan barang modal dari supplier tertentu. 3 Pihak lessor melakukan analisis terhadap permohonan pembiayaan tersebut, terutama terhadap kemampuan keuangan lessee yang terkait dengan kewajiban pembayaran sewa perbulannya. 4 Pihak lessor maupun supplier dapat menggunakan fasilitas pembiayaan dari bank jika ada permohonan dari lessee, apabila ternyata mereka kekurangan dana untuk memenuhi permohonan lessee tersebut. 5 Pihak lessor melakukan kontrak pembelian barang modal kepada supplier . 9 Ade dan Edia, Bank Lembaga.,h.249 - 250. 25 6 Pihak supplier segera mengirimkan barang kepada pihak lessee. 7 Setelah barang diterima, pihak lessee menandatangani tanda penerimaan barang dan menyerahkannya kembali ke pihak supplier. 8 Pihak supplier menyerahkan tanda penerimaan barang yang telah ditandatangani oleh pihak lessee kepada lessor. Tanda terima barang itu merupakan salah satu bukti pemilikan dan pemindahan kepemilikan ke pihak lessor. 9 Pihak lessor membayar pembelian barang modal tersebut sesuai dengan harga yang telah disepakati. 10 Pihak lessee membayar biaya leasing secara periodik kepada lessor sesuai dengan perjanjian tertulis yang telah disepakati. 10 Setelah dijelaskan mengenai mekanisme dan transaksi pada leasing di bawah ini akan dijelaskan mengenai cara pembiayaan leasing. Terdapat dua cara pembiayaan pada leasing, yaitu sebagai berikut: 1 Menggunakan Hak Opsi, Leasing dengan hak opsi atau dikenal dengan finance lease adalah pembiayaan yang memberikan hak kepada lessee untuk memiliki barang modal tersebut sesuai dengan harga residual atau nilai sisa barang tersebut. 2 Tanpa Hak Opsi, Leasing tanpa hak opsi atau dikenal dengan operating lease adalah pembiayaan yang tanpa memberikan hak kepada lessee untuk memiliki barang modal tersebut. Pihak lessee 10 Ibid.,h.250 - 252 26 hanya membayar sewa guna barang modal tersebut selama jangka waktu yang telah disepakati. 11

b. Modal Ventura

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Sepeda Motor Pada PT Federal International Finance (FIF) Kota PematangSiantar

2 106 113

Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan

0 43 128

Analisis segmentasi, Tangerang, Positioning (SPT) dan proses penyaluran pembiayaan motor syariah pada perusahaan pembiayaan: studi pada federal International Finance (FIF) syariahe

3 16 86

analisis strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT federal international finance (FIF) Syariah

0 20 105

SKRIPSI Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 1 14

PENDAHULUAN Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 1 12

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DENGAN JAMINAN FIDUSIA Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 2 20

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ANTARA PEMBELI DENGAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG KOTA SURAKARTA.

0 4 21

PELAKSANAAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR TERHADAP RISIKO (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Palur Kabupaten Karanganyar).

0 0 15

KAJIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) POS TANJUNG CABANG MATARAM - Repository UNRAM

0 0 15