Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki prospek yang baik dalam kegiatan ekonomi, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya lembaga keuangan bank dan non bank yang berkembang dengan baik. Pengembangan keuangan Indonesia juga ditandai dengan adanya diversifikasi produk keuangan, yaitu dengan bermunculannya lembaga pembiayaan di luar bank yang dapat dijadikan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pembiayaan yang diinginkan. Semakin berkembangnya lembaga keuangan non bank yang menawarkan berbagai bentuk fasilitas pembiayaan akan lebih memperluas penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia usaha serta kebutuhan masyarakat Indonesia dalam sistem perekonomian Indonesia. Perluasan lembaga pembiayaan disambut baik oleh pemerintah, yaitu dengan adanya Kepres No 61 Tahun 1988, dimana dalam Kepres ini di dalamnya terdapat landasan operasional yang jelas. Adapun beberapa jenis usaha dalam lembaga pembiayaan diantaranya adalah sewa guna usaha leasing, modal ventura venture capital, kartu plastik, anjak piutang, factoring, pembiayaan konsumen consumers finance, dan perdagangan surat berharga. 1 Melihat 1 Ade Arthesa Edia Handiman, Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT. Indeks, 2006., h.248 1 2 karakteristik jenis usaha yang beragam, maka perusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering disebut dengan multifinance company. 2 Dalam perkembangan selanjutnya, landasan hukum perusahaan pembiayaan semakin kuat dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang perusahaan pembiayaan, yang menjelaskan bahwa : “Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan” 3 Peraturan Menteri Keuangan inilah yang membuat posisi lembaga pembiayaan memiliki peluang yang besar dalam mengembangkan dan menguatkan lembaga pembiayaan di Indonesia. Secara umum perusahaan pembiayaan berfungsi menyediakan produk yang berkualitas dan pelayanan yang profesional. Selain beroperasi menggunakan system keuangan konvensional, lembaga pembiayaan ini juga dapat melakukan kegiatannya dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dimana pada saat ini prinsip syariah sedang berkembang dalam berbagai transaksi keuangan di Indonesia sebagai alternatif pembiayaan yang adil dan berkah bagi individu yang menjalankannya. Peningkatan pendapatan masyarakat dan kemajuan dunia usaha secara tidak langsung berpengaruh terhadap kebutuhan akan dana atau sumber dana yang dapat memenuhi keinginan mereka. Masyarakat akan terus mencari sumber dana 2 Andi Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana 2009.,h.332 3 Peraturan Menteri Keuangan No 84 PMK.012 2006, Tentang Perusahaan Pembiayaan 3 yang paling tepat sesuai dengan kebutuhannya. Selain bank, lembaga pembiayaan dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat akan dana. Lebih dari itu, lembaga pembiayaan ternyata dapat memberikan berbagai kemudahan dibandingkan dengan bank. Kemudahan tersebut menjadikan lembaga pembiayaan mengalami perkembangan yang cukup tinggi di negara kita. 4 Islam sebagai agama yang rahmatan lil ’alamin kasih sayang untuk seluruh alam mengajarkan bagaimana hubungan antara sesama manusia mu’amalat dengan tidak saling merugikan atau tidak saling mendzalimi antar sesamanya. Hal ini yang disebut dengan ekonomi Islam mu’amalat yang mana bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia falah. Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu masyarakat dengan tidak mengabaikan keseimbangan makro ekonomi kepentingan sosial, keseimbangan ekologi dan tetap memperhatikan nilai-nilai keluarga dan norma-norma. Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup baik bagi perkembangan ekonomi Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah dalam menjalankan kegiatannya. 5 Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka 4 Ade Edia, Bank Lembaga., h. 247 5 Ibid., h. 5 4 setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Lembaga pembiayaan harus memfasilitasi hal tersebut guna menampung seluruh keinginan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan sumber dana yang mereka inginkan. Disamping itu, peran dan kinerja perbankan tidak akan optimal tanpa didukung oleh sistem keuangan yang tangguh robust financial system. Sistem keuangan yang tangguh harus mampu menghindari dan memecahkan masalah keuangan yang dihadapi, yaitu potensi adanya resiko sistemik ketidakstabilan sistem keuangan sistemik risk, potensi adanya resiko bank run, resiko kelebihan atau kekurangan likuiditas perbankan, dan resiko terhadap buruknya pelayanan yang diberikan oleh bank. Dengan alasan itulah, maka diperlukan institusi-institusi pendukung dalam sistem keuangan, seperti lembaga pembiayaan yang ada saat ini. 6 Seperti yang diketahui bahwa struktur sistem keuangan di Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh perbankan dan lembaga pembiayaan konvensional lainnya, namun perlahan geliat lembaga pembiayaan dengan prinsip syariah juga semakin tumbuh. Menurut data DSN MUI pada tahun 2008 terdapat 11 lembaga pembiayaan syariah, salah satunya adalah perusahan pembiayaan PT. Federal International Finance FIF. 7 PT. Federal International Finance FIF adalah perusahaan pembiayaan, yaitu badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan Bank, yang khusus 6 Ibid., h. 7 - 8 7 Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah.,h.346 5 didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan Dari usaha-usaha perusahaan pembiayaan PT. FIF fokus pada usaha pembiayaan konsumen, lebih khususnya lagi pembiayaan sepeda Motor Honda untuk End User pengguna, baik baru maupun bekas. Pada tanggal 1 Oktober 2005, PT. Federal International Finance FIF – anak perusahaan PT. Astra International Tbk- meluncurkan produk baru pembiayaan sepeda motor Honda berupa Pembiayaan Syari’ah. PT. FIF merupakan perusahaan pertama yang menjalankan multifinance dengan prinsip- prinsip dasar syari’ah. Dalam bisnis ini syari’ah, unsur transparansi, openness, fairness dan unversalitas merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam menjalankan akad atau perjanjian dengan konsumen. FIF merupakan perusahaan pembiayaan yang paling besar omset transaksi pembiayaan konsumen dan keuangannya. Menurut data yang diperoleh perusahan ini sudah membuka 123 cabang di seluruh Indonesia, dengan target pembiayaan yang telah tercapai pada tahun ini meningkat hingga mencapai Rp12,5 triliun lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp12 triliun, karena pada Oktober 2009 penyaluran kredit telah mencapai Rp10 triliun atau 85 dari target perseroan yang sebelumnya dipatok Rp12,3 triliun. 8 Pada tahun ini FIF juga membukukan laba Rp570,9 miliar, naik hingga 20 dari Rp471,6 miliar pada September tahun lalu seiring dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang juga tinggi, yaitu mencapai Rp2,7 triliun. 8 Harian Bisnis Indonesia - Senin, 23 November 2009, h.5 6 Unit usaha milik PT Federal International Finance FIF menunjukan peningkatan yang baik. Sampai akhir Juni lalu, pembiayaan syariah yang dikeluarkan FIF telah sesuai target, sehingga pada tahun ini FIF mampu mencapai target pembiayaan unit syariah menjadi 12 dari total pembiayaan FIF. Di tahun sebelumnya, unit syariah hanya mencapai 7 dari total pembiayaan perusahaan, dengan target pembiayaan untuk seluruh FIF adalah 800.000 unit kendaraan. Sebagai gambaran profit FIF secara keseluruhan bisa meningkat hingga 20 pada tahun ini dibandingkan dengan posisi pada tahun lalu. 9 Hadirnya FIF Syari’ah ini merupakan sebuah penawaran alternatif kepada masyarakat, saat ingin memilih lembaga pembiayaan kredit sepeda motor. Dengan adanya pilihan ini, maka masyarakat bisa menentukan mana yang cocok dengan keuangannya, serta sesuai dengan selera hatinya. Khususnya bagi kaum muslimin yang ingin membeli kendaraan bermotor secara tidak tunai atau dengan cara mengangsur yang sesuai dengan syari’at Islam. FIF Syari’ah hadir untuk memberikan ketenangan kepada kaum muslimin yang ingin membeli sepeda motor secara angsur dengan tidak ada keraguan dalam melakukan praktek-praktek mu’amalat yang sesuai dengan syari’at Islam. 10 Dengan hadirnya FIF dalam memberikan alternatif pembiayaan baik itu konvensional maupun syariah menunjukan bahwa perusahaan ini memiliki komitmen tinggi dalam penguatan ekonomi bangsa ini. Dalam prosesnya tentunya 9 Harian Bisnis Indonesia - Jumat, “FI F lonj ak k an pem biay aan sy ar iah” 9 Oct 2009, h.6 10 www.republika.co.id 7 berbeda antara sistem konvensional dan syariah dalam mekanisme pembiayaan, serta hal-hal yang terkait di dalamnya, oleh karena itu permasalahan yang akan penulis teliti adalah mengenai gambaran perbandingan pembiayaan syariah dan konvensional pada perusahaan FIF. Dengan bertitik tolak pada pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Studi Perbandingan Lembaga Pembiayaan antara Pembiayaan Multifinance Syari’ah dan Pembiayaan Konvensonal pada PT. Federal International Finance FIF”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Sepeda Motor Pada PT Federal International Finance (FIF) Kota PematangSiantar

2 106 113

Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan

0 43 128

Analisis segmentasi, Tangerang, Positioning (SPT) dan proses penyaluran pembiayaan motor syariah pada perusahaan pembiayaan: studi pada federal International Finance (FIF) syariahe

3 16 86

analisis strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT federal international finance (FIF) Syariah

0 20 105

SKRIPSI Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 1 14

PENDAHULUAN Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 1 12

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DENGAN JAMINAN FIDUSIA Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF)).

0 2 20

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ANTARA PEMBELI DENGAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG KOTA SURAKARTA.

0 4 21

PELAKSANAAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR TERHADAP RISIKO (Studi Kasus Pada PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Palur Kabupaten Karanganyar).

0 0 15

KAJIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) POS TANJUNG CABANG MATARAM - Repository UNRAM

0 0 15