g. Prosentase kematian dan sakit narapidanatahanan lebih sedikit atau sama dengan angka kematian dan sakit dari anggota
masyarakat h. Biaya perawatan narapidana dan tahanan sama dengan kebutuhan
minimal manusia Indonesia pada umumnya i. LAPAS dan RUTAN adalah instansi terbersihdi lingkungannya
masing-masing j. Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang
menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam LAPAS dan sebaliknya semakin berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara
dan LAPAS.
E. Kerangka Pemikiran
Kejahatan merupakan suatu kenyataan sosial yang terjadi didalam masyarakat yang sudah ada sejak manusia itu ada, yang memang sudah menjadi
fenomena. Tindakan koreksi terhadap pelaku tindak pidana harus dilakukan dengan memasyarakatkan kembali para pelaku tindak pidana.
Penempatan para pelaku tindak pidana di Rumah Tahanan harus bertujuan untuk mengintegrasikan narapidana kedalam masyarakat.
Pemasyarakatan merupakan bagian paling akhir dari sistem peradilan pidana. Sebagai sebuah tahapan terakhir sudah seharusnya terdapat harapan dan
tujuan. Harapan dan tujuan tersebut berupa pembinaan dari Rumah Tahanan. Pada prinsipnya di Indonesia, tujuan pemberian sanksi pidana haruslah berfungsi untuk
membina yaitu bagaimana agar narapidana setelah keluar dari Rumah Tahanan
Universitas Sumatera Utara
menjadi baik, dapat diterima masyarakat, mempunyai keterampilan hidup yang dibutuhkan, keseimbangan mental dan fisik, sebagaimana masyarakat pada
umumnya. Serta dapat menjalankan dan mengembangkan fungsi sosialnya dimasyarakat dengan sebaik-baiknya.
Segala bentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuan diatas yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan yang meliputi pola pembinaan dan keterampilan tidak
terlepas dari keikutsertaan narapidana dalam melaksanakan dan menilai pembinaan yang dipengaruhi oleh pengetahuan, pemahaman serta tanggapan
narapidana terhadap kegiatan tersebut. Maka persepsi narapidana sangat memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan.
Bagan berikut ini akan menunjukkan kerangka pemikiran secara skematis, yaitu:
Bagan 2.1. Kerangka Pemikiran
Pola
Narapidana
Persepsi
Pengetahuan
Pemahaman
Tanggapan
Universitas Sumatera Utara
F. Defenisi Konsep dan Defenisi Opersional
F.1. Defenisi Konsep Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau istilah yang menjadi pusat perhatian Singarimbun, 1998:33.
Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan, maka dibatasi konsep yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderaan. Dalam penelitian ini persepsi didefenisikan
sebagai pengetahuan, pemahaman dan tanggapan narapidana terhadap pola pembinaan di Rumah Tahanan Negara Klas II-B
Sidikalang. 2. Pola Pembinaan adalah semua usaha yang ditujukan untuk
memperbaiki pribadi, budi pekerti, membangkitkan harga diri pada diri sendiri dan orang lain. Serta mengembangkan rasa tanggung
jawab untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tenteram dalam masyarakat dan selanjutnya berpotensi untuk menjadi
manusia yang berpribadi luhur dan bermoral tinggi. 3. Narapidana yaitu terpidana yang menjalani hilang kemerdekaan.
4. Rumah Tahanan Negara adalah unit pelaksana teknis tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
F.2. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah:
1. Pengetahuan narapidana tentang jenis-jenis pembinaan 2. Pemahaman narapidana terhadap tujuan pembinaan
3. Tanggapan narapidana terhadap pelaksanaan pembinaan 4. Tanggapan narapidana terhadap sarana dan prasarana Rumah Tahanan
Negara klas II-B Sidikalang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN