Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan kredit Pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH DALAM MEMUTUSKAN PENGAMBILAN KREDIT PADA PT. BANK

INTERNASIONAL INDONESIA (BII) MEDAN

DRAFT SKRIPSI Oleh:

ELSARIDA SITUNGKIR 050521140

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala kasih dan Anugrahnya yang telah memperkenankan penulis untuk menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih sempurna.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, nasehat dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan bahagia ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Rita F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ramona R.I. Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkann dan memberikan saran kepada penulis. 5. Bapak Drs. Nakman Harahap, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah

banyak memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini. 6. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, MEc selaku dosen penguji II yang telah

banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Orangtuaku yang tercinta K. Situngkir dan R. Br. Sigalingging serta kakak-kakak (Sanro S, Romaulina S, Uosko S) dan adik-adikku (Anita, Sahat, Nani) yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat yang beriring doa dan pengharapan bagi penulis.


(3)

perkulihan hingga penyelesaian skripsi ini.

10. Buat Sophar S. Yang telah menjadi seseorang yang paling dekat bagi penulis dan mengisi hari-hari penulis serta memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.

11. Buat teman-teman kuliah (Marini Fransiska, Lasma Sianipar, Nisrayni, Dewi SN, Roma Sumihar, Frans Simamora, Adrian, Sinta, Naomi, Melati, K.Lirma, Ika, Lusi) serta seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah menjadi rekan dalam perkuliahan selama ini dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Buat teman- teman kerjaku khususnya Ropi, K.Asina, K.Elfrida yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi buat penulis.

13. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, untuk jasa-jasanya selama perkuliahan.

14. Dan semua pihak yang tidak disebutkan pada saat ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan berkatNYA atas segala kasih, jerih payah dan jasa-jasa mereka. Kiranya damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus menyertai setiap langkah kita. Amin.

Medan, Mei 2008 Penulis


(4)

Dalam Memutuskan Pengambilan kredit Pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan, di bawah Bimbingan Dra. Ramona Hasibuan, MP. Prof. Dr. Rita F. Dalimunthe, SE. M.Si (Ketua Departemen), Drs. Nakman Harahap, M.Si (Penguji I) dan Dr.Elisabeth Siahaan, SE. MEc (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah yang memiliki pinjaman kredit Rekening Koran Pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan, sebanyak 36 Responden dengan menggunakan Purposive Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai thitung variabel independen

yang digunakan yaitu tingkat suku bunga kredit(X1) dan jumlah kredit(X4)

berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat kesalahan α = 5%. Dimana X1 =

0.001 < α = 5% dan X4 = 0.040 < α = 5%, sementara variabel proses penyaluran

kredit(X2) dan lokasi bank(X3) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Dimana

pada tingkat kesalahan α = 5%, X2 = 0.460 > α = 5%, dan X3 = 0.053 > α = 5%.

Nilai ttabel pada α = 5%, df = (36) = 2.021. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

suku bunga kredit dan jumlah kredit berpengaruh nyata terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan. Sementara proses penyaluran kredit dan lokasi bank berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan.

Kata kunci : keputusan permintaan kredit, tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit.


(5)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Kerangka Konseptual ... 3

D. Hipotesis ... 4

E . Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

1. Batasan Operasional ... 6

2. Defenisi Operasional ... 6

3. Identifikasi Variabel ... 7

4. Skala Pengukuran Variabel ... 7

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 7

6. Populasi dan Sampel ... 8

7. Jenis Data ... 8

8. Teknik Pengumpulan Data ... 9

9. Analisis Data ... 9

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 12

1. Pengertian Pemasaran ... 12

2. Pengertian Pemasaran Jasa ... 13


(6)

E. Pengertian Kredit ... 24

1. Pengertian Kredit ... 24

2. Unsur-unsur Kredit... 25

3. Fungsi Kredit ... 26

4. Tujuan Kredit ... 27

5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 28

6. Jenis-jenis Kredit ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 33

C. Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan ... 34

D. Prosedur Pemberian Kredit ... 40

E. Proses yang Ditempuh Dalam Rangka Pemberian Kredit Kepada Debitur ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 48

B. Analisis Statistik ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(7)

Internasional Indonesia ... 2

Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden ... 48

Tabel 4.2. Pendapat Responden terhadap Variabel Tingkat Suku Bunga Kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia ... 50

Tabel 4.3. Pendapat Responden terhadap Variabel Proses Penyaluran Kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia ... 52

Tabel 4.4. Pendapat Responden terhadap Variabel Lokasi Bank pada PT. Bank Internasional Indonesia ... 53

Tabel 4.5. Pendapat Responden terhadap Variabel Jumlah Kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia ... 54

Tabel 4.6. Pendapat Responden terhadap Variabel Keputusan Permintaan Kredit (Y) pada PT. Bank Internasional Indonesia ... 56

Tabel 4.7. Validitas Pertanyaan ... 58

Tabel 4.8. Reliabilitas Kuesioner ... 59

Tabel 4.9. Analisis Regresi Linier Berganda ... 60


(8)

Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 24 Gambar 3.1. Proses Pemberian Kredit pada PT. Bank Internasional

Indonesia Cabang Medan ... 45 Gambar 3.2. Proses Permohonan Kredit pada PT. Bank Internasional

Indonesia Cabang Medan ... 46 Gambar 3.3. Proses Realisasi Kredit pada PT. Bank Internasional


(9)

Dalam Memutuskan Pengambilan kredit Pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan, di bawah Bimbingan Dra. Ramona Hasibuan, MP. Prof. Dr. Rita F. Dalimunthe, SE. M.Si (Ketua Departemen), Drs. Nakman Harahap, M.Si (Penguji I) dan Dr.Elisabeth Siahaan, SE. MEc (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah yang memiliki pinjaman kredit Rekening Koran Pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan, sebanyak 36 Responden dengan menggunakan Purposive Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai thitung variabel independen

yang digunakan yaitu tingkat suku bunga kredit(X1) dan jumlah kredit(X4)

berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat kesalahan α = 5%. Dimana X1 =

0.001 < α = 5% dan X4 = 0.040 < α = 5%, sementara variabel proses penyaluran

kredit(X2) dan lokasi bank(X3) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Dimana

pada tingkat kesalahan α = 5%, X2 = 0.460 > α = 5%, dan X3 = 0.053 > α = 5%.

Nilai ttabel pada α = 5%, df = (36) = 2.021. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

suku bunga kredit dan jumlah kredit berpengaruh nyata terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan. Sementara proses penyaluran kredit dan lokasi bank berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan.

Kata kunci : keputusan permintaan kredit, tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit.


(10)

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan perkembangan kegiatan perekonomian atau perkembangan kegiatan usaha dari suatu perusahaan memerlukan sumber-sumber dana dari luar perusahaan untuk membiayai perusahaan yang semakin berkembang. Sumber dana yang berasal dari luar dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank, yang dikenal dengan istilah kredit. Berbagai kondisi yang dialami oleh perusahaan dengan tingkatan yang berbeda, pada waktu dimana pembiayaan sendiri tidak mencukupi maka perusahaan memerlukan bantuan pembiayaan dalam bentuk kredit.

Pada perusahaan skala besar, kebutuhan finansial pemilik yang belum mencukupi dapat diketahui pada waktu mereka selesai menyusun studi kelayakan. Atas kekurangan dana, perusahaan dapat mengajukan permohonan kredit kepada bank baik dalam bentuk kredit investasi atau kredit modal kerja. Sementara pada perusahaan kecil atau pengusaha kecil, kebutuhan pembiayaan kredit bank muncul setelah usaha berjalan atau pengusaha tersebut mempunyai pengalaman dalam menjalankan usahanya.

Sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit, melepaskan uangnya dengan tujuan laba dalam bentuk bunga, dan tujuan safety

yaitu keamanan dari fasilitas yang diberikan dalam bentuk kontinuitas pembayaran pokok pinjaman. Oleh karena kegiatan pokok dari bank adalah perkreditan dan keberhasilan setiap bank tergantung pada sebagian besar dari usaha perkreditannya maka dibutuhkan suatu pengelolaan dan pengaturan yang terpadu terhadap suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit yang disalurkan dimana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi nasabah dalam memutuskan pengambilan kredit. Berbagai tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit dari bank pesaing mendorong PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan agar beroperasi lebih efektif dan efisien.


(11)

PT. Bank Internasional Indonesia adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki lebih dari 230 cabang dan 700 ATM diseluruh Indonesia serta tergabung dalam jaringan ATM ALTO dan CIRRUS. Bank Internasional indonesia menyediakan produk dan jasa untuk perusahan yang berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu dan layanan perbankan prioritas.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat daftar kredit pinjaman rekening koran yang sudah disalurkan oleh PT. BII selama tahun 2002 – 2006 sebagai berikut :

Tahun Jumlah Kredit Persentase

(%) Debitur Rupiah

2 0 0 2 2.065 691.500.000.000 ---

2 0 0 3 2.305 817.600.000.000 18,24 %

2 0 0 4 2.555 908.375.000.000 11,10 %

2 0 0 5 2.795 1.252.892.000.000 37,93 %

2 0 0 6 3.041 1.423.730.000.000 13,64 %

Sumber : PT. BII Cabang Medan Tabel 1.1 Daftar kredit PRK 2002-2006

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Internasional Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2002-2006. Pada tahun 2003 kenaikan permintaan kredit oleh debitur sebesar 18,24 % tahun 2004 sebesar 11,10 % tahun 2005 sebesar 37,93 % dan tahun 2006 sebesar 13,64 %.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian pada bank yang menyalurkan kredit kepada masyarakat, perusahaan/nasabah yaitu PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan sebagai objek penelitian dikarenakan pada saat ini PT. Bank Internasional Indonesia memiliki tingkat kolektibilitas di bawah 5 (lima). Berdasarkan kriteria tersebut, Bank Indonesia menetapkan PT. Bank Internasional Indonesia sebagai bank yang sehat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan tingkat kolektibilitas adalah perbandingan antara Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dengan jumlah kredit yang disalurkan.


(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor tingkat suku bunga, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA.

2. Diantara faktor-faktor tingkat suku bunga, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit, faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi permintaan kredit pada PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA.

C. Kerangka Konseptual

Perusahaan atau perorangan yang ingin mengajukan permohonan kredit ke bank harus mengevaluasi terlebih dahulu untung ruginya mengajukan kredit kepada bank dibandingkan dengan sumber pembiayaan lain seperti memanfaatkan hutang dagang atau menambah modal dari pemilik. Apabila sumber pembiayaan dari hutang dagang tidak memadai lagi dan demikian pula sumber dana dari pemilik, maka sumber pembiayaan yang dapat digunakan adalah kredit bank. Debitur akan berusaha untuk memperoleh kredit dari bank yang menawarkan tingkat suku bunga yang rendah, proses penyaluran kredit yang mudah, lokasi bank yang strategis dan jumlah kredit.

Tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dan juga harga yang dibayar oleh nasabah yang memperoleh pinjaman kepada bank (Kasmir 2003:133). Naik turunnya tingkat suku bunga memberikan dampak yang simultan kepada debitur maupun bank, jika tingkat suku bunga kredit dinaikkan maka permintaan kredit cenderung akan menurun, dan permintaan kredit yang menurun akan berdampak negatif terhadap laba bank.

Menurut Kasmir (2003:206) penentuan lokasi bank beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah


(13)

mudah menjangkau lokasi bank. Penentuan lokasi ini akan mempengaruhi nasabah untuk melakukan simpanan atau pinjaman kepada sebuah bank oleh kerena itu penentuan lokasi ini harus dilakukan secara hati-hati.

Perbankan merupakan salah satu industri yang bergerak di sektor jasa. Sama halnya dengan perusahaan jasa lainnya, proses penciptaan jasa kepada pelanggan ataupun nasabah juga perlu diperhatikan. Proses produksi ataupun operasi merupakan faktor penting bagi konsumen yang memiliki tingkat kontak dengan pelanggan tinggi (Tjiptono 2005:32). Hal ini akan mempengaruhi penilaian konsumen ataupun nasabah terhadap sebuah pelayanan yang diterima langsung dari pihak perusahaan lainnya.

Besarnya jumlah kredit juga mempengaruhi permintaan kredit dari suatu bank, debitur sangat mengharapkan bank dapat merealisasikan kredit sesuai permintaan mereka.

Berdasarkan teori tersebut ada empat variabel yang dianggap peneliti yang mempengaruhi permintaan kredit dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Peneliti Terdahulu Diolah Oleh Penulis Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah :

1. Tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit, mempunyai pengaruh positif dan siknifikan terhadap D

E B I T U R

SUKU BUNGA KREDIT PROSES PENYALURAN

KREDIT LOKASI BANK

JUMLAH KREDIT

KEPUTUSAN PERMINTAAN


(14)

keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia.

2. Tingkat suku bunga merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia.

2. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit.

2. Bagi kalangan akademis lainnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang objek yang sama dimasa yang akan datang.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti tentang perilaku konsumen dalam hal keputusan permintaan kredit dan membandingkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan fakta yang terjadi dilapangan.


(15)

F. MetodePenelitian

1. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, diperlukan pembatasan penelitian yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan penulis serta keterbatasan informasi yang diperoleh pada objek penelitian.

Penelitian yang dilakukan penulis terbatas pada faktor-faktor sebagai berikut :

1. Tingkat Suku Bunga 2. Proses Penyaluran Kredit 3. Lokasi Bank

4. Jumlah kredit

Penelitian yang dilakukan penulis juga terbatas pada Pinjaman Rekening Koran / Overdraft Loan (PRK) yang disalurkan oleh PT. Bank Internasional Indonesia.

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional yang terdapat dalam tulisan ini adalah :

1. Tingkat suku bunga kredit, yaitu harga jual yang harus dibayar oleh peminjam (nasabah) kepada bank atau dapat juga diartikan sebagai bunga yang dibebankan kepada nasabah oleh bank.

2. Proses penyaluran kredit, yaitu pelayanan yang diberikan pihak bank kepada nasabah menyangkut proses penyaluran kredit dan segala persyaratan yang harus dipenuhi nasabah dalam setiap permohonan kredit.

3. Lokasi bank, yaitu berkenaan dengan letak atau lokasi bank.

4. Jumlah kredit (Plafond), yaitu pendapat debitur mengenai besarnya nominal kredit yang dapat disetujui pihak bank


(16)

3. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat lima variabel. Kelima variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Variabel terikat (dependant variable, Yi) adalah permintaan kredit 2. Variabel bebas (independent variable, Xi) meliputi :

a. Tingkat Suku Bunga b. Proses Penyaluran Kredit c. Lokasi Bank

d. Jumlah kredit

Hubungan antara kelima variabel tersebut yaitu, bahwa naik turunnya variabel terikat dipengaruhi oleh kelompok variabel bebas, artinya salah satu atau lebih variabel bebas berubah maka akan mengakibatkan variabel terikat ikut berubah.

4. Skala Pengukuran Variabel

Skala PengukuranVariabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan mengenai perilaku, objek, orang atau kejadiaan, dan biasanya skala yang diajukan terdiri atas 5 atau 7 titik (Kuncoro, 2003:157). Pengukuran dengan skala likert ini dilakukan dengan pembagian :

a. Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju b. Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju

c. Nilai 3 untuk jawaban Ragu-Ragu d. Nilai 4 untuk jawaban Setuju

e. Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada PT. Bank Internasional Indonesia, yang beralamat di Jl. Diponegoro No. 18 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2007 sampai Maret 2008.


(17)

6. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah Debitur pada PT. Bank Internasional Indonesia yang memperoleh pinjaman Rekening Koran / Overdraft Loan (PRK). Jumlah Debitur yang memperoleh PRK pada PT. Bank Internasional Indodesia berjumlah 360 Debitur.

b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003;73). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penarikan sampel dengan purposive sampling,

yaitu 10% dari populasi. Maka sampel yang digunakan peneliti adalah sebanyak 36 debitur. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah

Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan yaitu memilih secara kebetulan (Sugiyono, 2006;95). Kriteria sampel yaitu nasabah PT.BII yang melakukan pinjaman Rekening Koran / overdraft Loan (PRK).

7. Jenis Data

Data yang digunakan sebagai informasi untuk melakukan analisis dan evaluasi adalah :

1. Data primer

Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner.

2. Data Sekunder

Data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.


(18)

8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Wawancara

Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dengan masalah penelitian yang dilakukan, yaitu dengan bagian perkreditan dan petugas lapangan.

2. Kuesioner

Dalam hal ini, penulis membuat sejumlah daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pihak terkait, yang bertujuan untuk memperoleh, memperjelas dan menguatkan data.

9. Analisis Data

Dalam menganalisis data, metode yang digunakan adalah : 1. Metode Analisis Deskriptif

Yaitu metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

2. Metode Analisis Regresi berganda

Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas, yaitu Tingkat Suku Bunga (X1), Proses penyaluran

kredit(X2), Lokasi Bank(X3), dan Jumlah kredit(X4) sehingga dapat

diketahui pengaruh positif atau negatif dari faktor-faktor Tingkat Suku Bunga, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Sotfware SPSS (statistic product and

service solution). Adapun model persamaan yang digunakan (Andi,


(19)

Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

Keterangan:

Y = Permintaan Kredit b0 = Konstanta

b1 = Koefisien X1

b2 = Koefisien X2

b3 = Koefisien X3

b4 = Koefisien X4

X1 = Tingkat Suku Bunga

X2 = Proses Penyaluran Kredit

X3 = Lokasi Bank

X4 = Jumlah Kredit

3. Analisis Statistik t

Yaitu sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variabel penjelas secara individu dalam menerangkan variasi terikat.

Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

H0 : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

4. Uji Statistik F

Uji ini disebut juga sebagai uji signifikan simultan. Kuncoro (2003:19) mengatakan uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.


(20)

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara

simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%


(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

1. Wando Silalahi (2006)

Wando Silalahi melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Bhakti Ugahari Tanjung Morawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit dan lokasi bank terhadap keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Bhakti Ugahari Tanjung Morawa. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel tingkat suku bunga kredit dinyatakan paling dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Bhakti Ugahari Tanjung Morawa.

2. Happy N.Y.B. Banjarnahor (2006)

Happy N.Y.B. Banjarnahor melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Tarutung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah dalam mempengaruhi dan menentukan keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Tarutung. Hasil dari penelitian ini adalah variabel tingkat suku bunga kredit dinyatakan paling dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Tarutung.

B. Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa 1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang menghubungkan antara perusahaan dan konsumennya. Dalam suatu perusahaan, kegiatan pemasaran merupakan salah


(22)

satu fungsi pokok bagi kelangsungan hidup perusahaan di samping faktor-faktor lainnya yang menentukan maju mundurnya perusahaan tersebut.

Pengertian pemasaran didefenisikan dalam beragam konsep yang dikemukakan oleh para pakar pemasaran, antara lain :

a. Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional (Miller & Layton, 2000 dalam Tjiptono: 2005: 2).

b. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain (Kotler, 2000 dalam Tjiptono : 2005:2).

Berdasarkan pengertian tersebut, pemasaran diarahkan pada suatu proses pertukaran antara produsen dan konsumen dengan memberikan kepuasan pada konsumen dan imbalan yang wajar diterima produsen. Melalui keinginan pemasaran inilah nantinya perusahaan akan dibantu dalam mencapai tujuan usahanya untuk mepertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan untuk memperoleh laba.

2. Pengertian Pemasaran Jasa

Perbedaan antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang sering disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi, pemberian garansi, penelitian dan bimbingan operasiaonal, perawatan, dan reparasi) dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering juga melibatkan barang untuk melengkapinya (misalnya makanan di restoran, telepon dalam jasa telekomunikasi, kapal untuk angkutan umum, dan pesawat dalam jasa penerbangan). Namun, ada juga produk jasa murni seperti child care, konsultasi psikologi, dan konsultasi manajemen.

Kotler dalam Tjiptono (2005:16) menyatakan bahwa jasa sebagai salah satu bentuk produk dapat didefinisikan sebagai “Setiap tindakan atau perbuatan


(23)

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produknya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Lamb, Hair dan MC Daniel (2001:482) mendefinisikan jasa sebagai hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja, atau suatu upaya yang tidak bisa diproses secara fisik.

Terdapat beberapa karakteristik unik yang membedakan jasa dengan barang (Tjiptono, 2005:18) yaitu :

a. Intangibility

Jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance) atau usaha yang menyebabkan jasa tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.

b. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama

c. Variability/heterogencity/inconsistency

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standardied output, artinya banyak variabel yang dibentuk, kualitas dan jenis tergantung siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.

d. Perishability

Ini berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja ketika tidak dapat disimpan.

Upaya untuk memahami sistem pemasaran jasa akan lebih mudah apabila kita terlebih dahulu memahami bisnis jasa sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem, pemasaran jasa merupakan penggabungan dari sistem operasi dan sistem penyajian jasa dengan media yang dipakai untuk mengkomunikasikan jasa kepada konsumen.


(24)

C. Bauran Pemasaran

Suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasarannya dihadapkan pada faktor-faktor yang ada didalam perusahaan (intern) yang dapat dikendalikan dan faktor-faktor diluar perusahaan (ekstern) yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor-faktor ekstern yang tidak dapat dikendalikan perusahaan itu adalah: a. Keadaan perekonomian baik didalam maupun luar negeri

b. Lingkungan sosial c. Situasi politik

d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi e. Peraturan-peraturan saingan.

Sedangkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan disebut juga faktor internal perusahaan yang sepenuhnya dapat dikuasai dan dipengaruhi oleh perusahaan, merupakan senjata bagi perusahaan untuk dapat berdiri dan berkembang dalam memenuhi permintaan pasar. Faktor-faktor inilah yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix).

Tjiptono (2005:30) menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merangcang program taktik jangka pendek.

Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bila dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak untuk disantap. Proses meramu bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki persamaan yaitu sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan

(science) dan seni (art). Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi,

pengetahuan dan kreativitas memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru masak.

Ada delapan unsur-unsur bauran pemasaran yang digunakan pada pemasaran jasa antara lain:


(25)

a. Produk (Product)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berubah apa saja (baik berwujud fisik maupun yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek perkembangan jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda dengan barang, yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten.

Strategi produk yang dapat dilakukan oleh pemasar perbankan yaitu sebagai berikut :

1. Penentuan logo atau motto 2. Menciptakan merek 3. Menciptakan kemasan 4. Keputusan label

b. Harga (Pricing)

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Bagi perbankan terutama bank yang bersifat konvensional harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.

Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk mencapai berbagai tujuan seperti untuk bertahan hidup (survival), untuk memaksimalkan laba, memperbesar pangsa pasar (market share), memberikan kesan bahwa jasa bank yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi, serta dengan penentuan harga juga ditujukan agar harga yang ditawarkan tidak melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bungan pinjaman dibawah pesaing.

Bunga bank menurut Kasmir(2003:133) dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang


(26)

membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

Pada kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu :

1. Bunga simpanan, yaitu harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

2. Bunga pinjaman, yaitu bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit.

Besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi, di samping pengaruh faktor-faktor lainnya, seperti jaminan, jangka waktu, peraturan pemerintah dan target laba.

Fakto-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut :

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana (simpanan sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan uang di bank. Dengan demikian kebutuhan dana dapat terpenuhi. Demikian sebaliknya, apabila kelebihan dana dimana simpanan banyak akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan suku bunga pinjaman sehingga meningkatkan permohonan kredit. Atau dapat juga dengan menurunkan suku bunga simpanan agar mengurangi minat nasabah untuk menyimpan.


(27)

2. Persaingan

Perusahaan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama adalah memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.

3. Kebijaksanaan pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau menimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal tingkat suku bunga maka bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan

Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus hati-hati dalam menentukan persentasi laba atau keuntungan yang diinginkan.

5. Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka semakin tinggi bunganya. Hal ini sebabnya besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang, demikian sebaliknya.

6. Kualitas dan nilai jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan tanah. Alasa utama perbedaan ini adalah hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito ataupun rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibangdingkan dengan tanah.


(28)

7. Reputasi perusahaan

Bonafitas dari suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya. Hal ini karena perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa yang akan datang relatif lebih kecil.

8. Produk yang kompetitif

Maksudnya produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang dibebankan relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

9. Hubungan yang baik

Biasanya pihak bank akan membedakan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan pada loyalitas nasabah. Nasabah utama biasanya memiliki hubungan yang baik dengan bank dan bunga yang dibebankan akan berbeda dengan nasabah biasa.

10.Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak ketiga yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankanpun juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman pihak ketiganya kurang bonatid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.

c. Saluran Distribusi atau Lokasi (Place)

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai lokasi dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan). Selain itu, penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggan (misalnya penggunaan jasa agen perjalanan dalam memasarkan paket


(29)

liburan secara langsung kepada konsumen), dan keputusan non-lokasi yang ditetapkan demi ketersediaan jasa (contohnya, penggunaan telephone delivery system).

Pemilihan lokasi suatu bank perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik 2. Dekat dengan lokasi perkantoran

3. Dekat dengan lokasi pasar

4. Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat

5. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.

d. Promosi (Promotion)

Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling dan public relations.

Menurut Kasmir (2002:19), biasanya bank melakukan empat sarana promosi, yaitu:

1. Periklanan (Advertising)

Iklan merupakan sarana promosi yang digunakan oleh bank guna mengimformasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya. Media yang dapat dilakukan seperti pemasangan billboard dijalan-jalan strategis, pencetakan brosur baik disebarkan disetiap cabang atau pusat perbelanjaan, pemasangan spanduk, melalui koran, majalah, radio, televisi, dan media lainnya.

Adapun pertimbangan penggunaan media yang akan dipakai untuk pemasangan iklan disuatu media antara lain:

a. Jangkauan media yang akan digunakan b. Sasaran atau konsumen yang dituju c. Biaya yang dikeluarkan


(30)

2. Promosi penjualan (sales promotion)

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Bagi bank promosi penjualan dapat dilakukan melalui:

a. Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar walaupun hal ini akan mengakibatkan persaingan tidak sehat.

b. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki jumlah simpanan tertentu.

c. Pemberian cenderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal, serta promosi dan penjualan lainnya.

3. Publisitas (Pulicity)

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial dan kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor bank dimata nasabahnya. Untuk itu kegiatan publisitas perlu dilakukan lebih sering dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu seperti biaya yang dikeluarkan dan juga nasabah yang ditargetkan.

4. Penjualan Pribadi (Personal Sales)

Pada dunia perbankan, penjualan pribadi lebih banyak dilakukan oleh petugas customer service. Dalam hal ini customer sevice memegang peranan sebagai pembinaan hubungan dengan masyarakat atau public relation.

Customer service bank dalam melayani nasabah selalu berusaha menarik para

calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan berbagai cara.

e. Partisipan/Orang (People)

Bagi perusahaan jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dari konsumen seperti yang biasa terjadi pada pemasaran barang manufaktur, pihak manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan. Seorang konsumen tidak terlalu memikirkan bagaimana sebuah mobil dibuat, bagaimana keadaan karyawan produksi berpakaian, berkomunikasi dan sebagainya. Yang terpenting adalah output akhir yang dihasilkan.


(31)

Pada industri jasa, bagaimana seorang karyawan bertingkah laku dan bertindak akan berpengaruh langsung kepada output yang diterima pelanggan. Oleh karena itu, setiap organisasi jasa (terutama yang tingkat kontak dengan pelanggan tinggi) haruslah secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.

f. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Hal ini disebabkan karakteristik jasa yang intangibel. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan, pemampilan staf yang rapi dan sopan, dekorasi internal dan eksternal yang atraktif (seperti ruang praktek dokter anak yang didekorasi dengan nuansa anak-anak), ruangan tunggu nyaman dan bentuk fisik lainnya

g. Proses (Process)

Proses produksi arau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen dengan tingkat kontak dengan pelanggannya tinggi (hinh-contact service). Proses bagaimana jasa (pelayanan) disampaikan tersebut menetukan kepuasan pelanggan. Staff yang perhatian, ceria, gembira dan ramah dapt membantu atau mengurangi kesulitan nasabah yang harus menunggu atau antri. Kejelasan akan kebijakan, aturan atau prosedur dalam sistem janji, kapasitas yang tersedia, kelancaran informasi yang dibutuhkan akan sangat mempengaruhi persepsi pelanggan akan kualitas jasa yang diberikan.

h. Layanan Pelanggan (Customer Services)

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai total jas yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak dapat diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personal produksi.


(32)

D. Prilaku Konsumen dan Proses Pengambilan Keputusan 1. Prilaku Konsumen

Prilaku konsumen menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3) adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari defenisi tersebut terdapat tiga ide penting dari perilaku konsumen yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:

a. Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan prilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka prilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan prilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial lainnya.

b. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau prilaku seseorang, keluarga, ataupun peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. Faktor sosial ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk prilaku seseorang.

c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.

2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,


(33)

keputusan pembelian dan prilaku pasca pembelian. Dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber: Nugroho Setiadi, Perilaku Konsumen, Kencana, Jakarta 2003 hal.16

Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan Masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan.

b. Pencarian informasi, yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, menelepon teman ataupun melakukan kegiatan-kegiatan mencari lainnya.

c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.

d. Keputusan pembelian, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif.

e. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

E. Pengertian Kredit 1. Pengertian Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari istilah kredit tidak asing lagi bagi kita. Di tengah-tengah kehidupan sekarang ini banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas ini untuk kegiatan ekonominya. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu

“credere” yang artinya “kepercayaan” dan dari bahasa Latin yaitu “creditum”

yang berarti kepercayaan akan kebenaran”. Mengenali

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian


(34)

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2003:92).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu:

a. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau barang yang menimbulkan tagihan kepada pihak lain dengan harapan bank dapat memperoleh pendapatan yang berasal dari bunga yang dibebankan pada pinjaman tersebut. b. Kredit diawali dengan adanya perjanjian atas dasar kepercayaan dimana

masing-masing pihak yang terikat oleh perjanjian kredit tersebut harus mematuhi kewajiban yang telah disepakati.

c. Dalam perjanjian kredit terdapat kesepakatan pelunasan utang dan bunga yang diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.

3. Unsur-Unsur Kredit

Di dalam pemberian kredit ada beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan dari si pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang ataupun jasa akan benar-benar diterima dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Kesepakatan, yaitu suatu perjanjian sepakat antara si pemberi kredit dan si penerima kredit untuk melaksanakan hak dan kewajibannya selama perjanjian kredit berlangsung.

c. Jangka waktu, yaitu pinjaman atau kredit yang diberikan telah disepakati untuk masa waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Jangka waktu tersebut bisa kurang dari setahun (jangka pendek), satu sampai tiga tahun (jangka menengah), atau lebih dari tiga tahun ( jangka panjang).

d. Resiko, yaitu suatu resiko yang harus dihadapi oleh si pemberi kredit akibat adanya jangka waktu pengembalian kredit.


(35)

e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal dengan bunga dan biaya administrasi.

f. Kreditur, yaitu adanya orang atau badan yang memiliki barang, jasa atau uang yang dapat dipinjamkan pada orang lain.

g. Debitur, yaitu adanya orang atau badan sebagai orang yang memerlukan atau meminjam barang, jasa atau uang.

4. Fungsi Kredit

Sebagai lembaga keuangan, bank maupun non bank sangat berperan dalam kehidupan perekonomian, termasuk dalam hal pemberian kredit. Dalam hal ini kredit mempunyai beberapa fungsi yaitu:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya pemberian kredit, maka si penerima kredit dapat menghasilkan barang atau jasa dari pemanfaatan kredit tersebut.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lain sehingga bila ada suatu daerah yang kekurangan uang, maka dengan adanya kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan kredit.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan debitur dapat digunakan kreditur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat memperlancar atau menambah peredaran barang dalam suatu wilayah atau antar wilayah.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kegiatan perkreditan dapat membantu dalam kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

6. Untuk meningkatkan gairah berusaha

Pemberian kredit sangat membantu bagi mereka yang memiliki usaha sendiri terutama dalam penambahan modal usaha.


(36)

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam peningkatan pendapatan. Jika kredit yang diberikan digunakan untuk membangun sebuah pabrik, maka pabrik tersebut akan memerlukan tenaga kerja, dalam hal ini akan mengurangi pengangguran. Masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik juga akan memperoleh tambahan pendapatan dengan membuka warung atau kedai nasi.

5. Tujuan Kredit

Pada dasarnya kredit bertujuan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya akan diperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan demikian tujuan pemberian kredit yang dilakukan oleh suatu badan usaha adalah sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan

Yaitu memperoleh hasil melalui pendapatan bunga dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha nasabah

Yaitu membantu nasabah dalam penambahan modal untuk menjalankan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Keuntungan pemerintah dengan adanya pemberian kredit adalah:

1. Adanya keuntungan dari pajak yang berasal dari bank/badan usaha dan nasabah.

2. Membuka lapangan kerja yang baru dengan adanya pembangunan usaha atau pengembangan usaha yang membutuhkan tenaga kerja.

3. Meningkatkan barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

4. Menghemat devisa negara dengan adanya pembukaan atau pengembangan usaha sehingga barang dan jasa yang dahulu di impor sekarang telah di produksi di dalam negeri.

5. Meningkatkan devisa negara apabila kredit yang diberikan untuk membiayai produk yang akan di ekspor.


(37)

6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Dalam aktivitas pemberian kredit, lembaga pemberi kredit harus berpedoman pada prinsip pemberian kredit, memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit tersebut bertujuan untuk meminimalisasi kredit yang berkualitas kurang baik.

Setiap proses pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan yang matang supaya “kepercayaan” yang menjadi unsur utama dari kredit benar-benar terwujud dan kredit yang diberikan tepat pada sasarannya.

Konsep yang sering digunakan adalah prinsip 6C yaitu:

1. Character

Sifat atau watak dari orang-orang yang akan menerima kredit benar-benar dapat dipercaya dan hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.

2. Capacity

Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha dan menghasilkan pendapatan. Kemampuan ini cukup penting karena turut menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan di masa yang akan datang. Kemampuan ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman bisnis dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

3. Capital

Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan pengunaannya dalam menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan solvabilitasnya.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman atas kredit yang diberikan. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya kredit yang diberikan atau akan lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari kredit yag diberikan.


(38)

5. Condition of economic

Dalam menilai suatu kredit juga harus memperhatikan berbagai situasi seperti keadaan perekonomian, keadaan sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah. Apakah situsasi tersebut dapat merangsang perkembangan usaha calon debitur atau sebaliknya.

6. Constraint

Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di suatu tempat. Misalnya pembangunan pabrik kelapa sawit hendaknya memperhatikan daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

7. Jenis-jenis Kredit

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula jenis kreditnya. Dalam prakteknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari berbagai jenis yang dapat dilihat dari beberapa segi sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi kegunaan

Dalam hal ini kredit digunakan untuk kegiatan utama atau hanya untuk kegiatan tambahan. Ditinjau dari segi kegunaannya terdapat dua jenis kredit yaitu:

1. Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit yang digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan.

2. Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan kegiatan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau rehabilitasi. Misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.


(39)

b. Dilihat dari Segi Tujuan Kreditnya 1. Kredit Produktif

Merupakan kredit yang digunakan untuk memperlancar kegiatan usahanya. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. 2. Kredit Konsumtif

Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena kredit ini hanya untuk dikonsumsi secara pribadi oleh badan usaha atau perseorangan. Sebagai contoh untuk membeli mobil atau rumah.

3. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, biasanya digunakan untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini biasa diberikan kepada supplier atau agen yang membeli barang dagangan dalam jumlah besar seperti ekspor dan impor.

c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Yaitu kredit yang dilihat dari masa pemakaian kredit mulai dari pertama kali kredit diberikan samapai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah: 1. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Contohnya adalah kredit untuk tamnaman palawija atau padi.

2. Kredit Jangka Menengah

Merupakan kredit yang berjangka waktu berkisar satu sampai dengan tiga tahun. Contoh kredit ini adalah untuk pertanian, seperti jeruk atau pertenakan kambing.

3. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya lebih dari tiga tahun. Contoh kredit ini adalah perkebuanan karet atau kelapa sawit.

d. Dilihat dari segi jaminannya.

Maksudnya adalah setiap pemberian fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang


(40)

diberikan. Yang termasuk ke dalam jenis kredit ini adalah: 1. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan jaminan berupa barang tidak bergerak atau surat-surat berharga seperti obligasi dan saham.

2. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit tanpa jaminan berupa barang tetapi dengan melihat prospek usaha, karakter, loyalitas atau nama baik calon debitur.

e. Dilihat dari segi sector usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Yang termasuk dalam jenis kredit ini adalah:

1. Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai sektor pertanian atau perkebunan rakyat. Sektor usaha ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2. Kredit Peternakan

Yang termasuk ke dalam jenis kredit ini adalah peternakan ayam untuk jangka pendek dan kredit peternakan sapi atau kambing untuk jangka panjang.

3. Kredit Industri

Merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai usaha di bidang industri kecil, menengah atau besar.

4. Kredit Pertambangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk jenis usaha tambang yang dalam jangka waktu panjang, seperti tambang timah, emas atau minyak.

5. Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan serta kredit untuk para mahasiswa.

6. Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para profesional seperti dokter atau pengacara.


(41)

7. Kredit Perumahan

Kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

Awal pendirian Bank Internasional Indonesia adalah dari kesepakatan sejumlah pengusaha di Jakarta untuk mendirikan sebuah bank. Bank Internasional Indonesia pertama sekali berdiri pada tahun 1956. Kepemilikan saham pada saat itu adalah :

1. Sinar Mas Group 50% 2. Eka Tjipta Widjaya 50%

Operasional bank dijalankan sesuai kondisi saat itu, yaitu tradisional dan kekeluargaan. Pergantian pengurus bank dilakukan berulang kali tetapi masih dilingkungan keluarga sehingga perkembangan Bank Internasional Indonesia cenderung berjalan lambat, sehingga pada tahun 2000 bank mengalami masa-masa sulit dalam bidang keuangan dan akhirnya pada tahun 2000 para pemilik saham Bank Internasional Indonesia mengambil tindakan untuk menjual sahamnya sehingga kepemilikan saham berganti dari Sinar Mas Group dan Eka Tjipta Widjaya kepada :

1. Pemerintah Indonesia sebanyak 87 % 2. Masyarakat umum 13 %

Selanjutnya pada tahun 2004 komposisi kepemilikan saham berganti lagi menjadi: 1. Temasek Group 60 %

2. Masyarakat Umum 23 %

3. Sisanya Milik Pemerintah Indonesia

Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan berdiri pada tahun 1962. Pada saat ini Bank Internasional Indonesia Cabang Medan telah memiliki 14 kantor cabang pembantu.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Bank Internasional Indonesia berkantor pusat di Jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka yang akan dibahas hanya struktur organisasi


(43)

PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan. Struktur organisasi PT. Bank Internassional Indonesia Cabang Medan dapat dilihat pada lampiran.

Uraian struktur organisasi tersebut sebagai berikut:

Pemimpin cabang sebagai pemimpin dan pemegang tertinggi kewenangan di kantor cabang. Dalam menjalankan kegiatan operasional pemimpin cabang didampingi oleh wakil pimpinan cabang yang sekaligus sebagai pimpinan operasional. Dalam kegiatan perkreditan pemimpin cabang didampingi oleh dua orang manajer kredit yakni Commercial Banking Manager dan Consumer

Banking Manager yang sekaligus membawahi para Account Officer yang berada

di bawah mereka. Pemimpin cabang selain didampingi oleh Commercial Banking

Manager dan Consumer Banking Manager, juga membawahi sekretaris,

personalia, taksasi, yuridis, platinum access dan team leader funding. Wakil pimpinan cabang membawahi bidang operasional sekaligus menjadi manager opersional cabang. Dalam kewenangannya sebagai wakil pimpinan cabang, membawahi tiga orang assistant manager operasional yang pertama membawahi pembukuan, letter of credit, giralisasi, dan bagian umum. Assistant manager yang kedua membawahi head back office yang beranggotakan bagian kliring, pu valas dan rupiah, inkaso, bagian deposito, reksa dana, bagian atm dan operasional arco. Assistant manager yang ketiga membawahi custumer service, teller dan call

center. Wakil pemimpin cabang selain membawahi tiga orang assistant manager

operasional, juga membawahi TBU, BCU, EDP, admin kredit dan dua belas kantor-kantor kas.

C. Jenis-Jenis Fasilitas Kredit Pada PT. BII

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang disepakati.

Di BII, kredit dibagi-bagi berdasarkan perbedaan jangka waktu, komitmen, penggunaan dana maupun jenis nasabahnya yang diuraikan seperti dibawah ini:


(44)

1. Berdasarkan Jangka Waktu 1.1. Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari 1 (satu) tahun dengan tujuan penggunaan pada umumnya adalah untuk modal kerja. Jenis fasilitas yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut :

a. Pinjaman Rekening Koran/Overdraft Loan (PRK)

Yaitu jenis pinjaman dimana plafon pinjamannya tercantum pada rekening koran debitur. Debitur bebas melakukan penarikan pinjaman dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro dengan tidak melewati plafon pinjaman yang disediakan dan dalam masa berlakunya perjanjian kredit.

b. Pinjaman Promes Berulang/Demand Loan (PPB)

Yaitu jenis pinjaman dimana untuk penarikannya debitur harus memberitahukan bank terlebih dahulu. Penarikan serta pelunasan pinjaman (baik untuk sebagian maupun keseluruhan pinjaman) dapat dilakukan berulang-ulang selama masa berlakunya perjanjian kredit.

c. Pinjaman Promes Langsung/Straight Loan (PPL)

Disebut juga Time Loan yaitu jenis pinjaman dimana waktu pemakaiannya telah ditetapkan oleh bank dan pinjaman harus dibayar lunas pada saat jatuh temponya.

d. Pinjaman Promes Tetap/Fixed Loan (PPT)

Yaitu jenis pinjaman yang jangka waktu penggunaanya sudah ditentukan oleh bank dimana selama jangka waktu tersebut debitur tidak diperkenankan untuk mengembalikan pinjamannya dan pinjaman hanya dapat dikembalikan pada saat jatuh tempo pinjaman tersebut.

e. Trust Receipts (T/R)

Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh bank yang menyatakan bahwa barang yang tercatat di dalam dokumen tersebut adalah tetap menjadi milik bank meskipun barang berada pada debitur.


(45)

f. Fasilitas Negosiasi/Diskonto

Adalah pengambilalihan Wesel Ekspor dari debitur dan melakukan pembayaran atas wesel tersebut sebelum bii mendapatkan pembayaran dari bank di luar negeri.

1.2.Kredit Jangka Panjang

Yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 1 (satu) tahun dan pada umumnya tujuan penggunaanya adalah membiayai sesuatu yang bersifat investasi bagi perusahaan, sedangkan bagi perorangan biasanya untuk membiayai pembelian fixed asset yang sifatnya konsumtif seperti rumah atau kendaraan bermotor. Jenis fasilitas yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut :

a. Pinjaman Berjangka/Term Loan (PB)

Penarikan bentuk pinjaman ini dapat dilakukan sekaligus atau bertahap, sedangkan pelunasan pinjaman dilakukan secara bertahap/mencicil sesuai dengan jadwal yang telah detentukan oleh bank.

b. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Jenis pinjaman yang langsung diberikan kepada konsumen/individual untuk membiayai pembelian rumah. Pencairan pinjaman ini biasanya langsung kepada penjual/developer. Pembayaran kembali pinjaman biasanya dicicil dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara bank dengan debitur dan besarnya sesuai dengan daftar cicilan yang ditentukan oleh bank.

c. Kredit Pemilikan Mobil (KPM)

Yaitu pinjaman yang tujuannya untuk membiayai pembelian mobil. Sama halnya dengan KPR, pencairan pinjaman ini biasanya langsung kepada penjual atau dealer/showroom.

2. Berdasarkan Komitmen 2.1. Revolving Kredit

Yaitu jenis pinjaman yang sifatnya dapat diperpanjang setelah jangka waktu pinjaman tersebut jatuh tempo yang termasuk dalam kategori ini


(46)

adalah jenis pinjaman yang termasuk dalam kategori Kredit Jangka Pendek.

2.2 Non Revolving Kredit

Disebut juga ‘One Time Commitment’ yaitu jenis pinjaman yang sifatnya hanya diberikan satu kali dan tidak dapat diperpanjang jika fasilitas telah jatuh tempo. Yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis pinjaman yang termasuk kategori Kredit Jangka Panjang.

3. Berdasarkan Tujuan Penggunaan

3.1. Kredit Tunai (Direct Facility/Direct Loan) a. Kredit Modal Kerja

Dipergunakan untuk keperluan modal kerja berdasarkan siklus usaha debitur, biasanya batas waktu pinjaman bersifat jangka pendek (tidak lebih dari satu tahun). Fasilitas yang termasuk jenis ini adalah PRK, PPB, PPT, PPL, T/R, dan Fasilitas Negosiasi/Diskonto.

b. Kredit Investasi

Digunakan untuk membiayai proyek investasi, perluasan usaha dan lain-lain, biasanya jangka waktu pinjaman bersifat jangka panjang (lebih dari satu tahun). Jenis Fasilitas yang termasuk jenis ini adalah PB (Term Loan).

3.2. Kredit Non Tunai/Fasilitas Kontinjen (Indirect Facility/Contingent Liabilities)

Fasilitas yang mengandung suatu komitmen/kesanggupan dari bank untuk melakukan suatu pembayaran di kemudian hari jika timbul suatu klaim. Yang termasuk dalam kategori fasilitas kontinjen adalah:

a. Letter of Credit (L/C)

Adalah suatu surat perintah pembayaran yang dikeluarkan oleh bank atas nama nasabahnya (account party/importir) untuk pembayaran kepada pihak keriga (beneficiary/eksportir).


(47)

b. Bank Garansi (BG)

Fasilitas yang diberikan bank untuk menjamin/memenuhi suatu kewajiban pihak yang dijamin apabila pihak yang dijamin tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya (Wanprestasi). BG hanya dapat diterbitkan untuk pihak penerima garansi (beneficiary) yang berdomisili didalam negeri. BG dapat diberikan dalam mata uang

c. Standby L/C (SBLC)

SLBC adalah suatu garansi dalam bentuk L/C yang diterbitkan oleh bank yang mewajibkan bank tersebut untuk membayar terhadap pihak yang menerima garansi (beneficiary), apabila pihak yang dijamin

(account party) cidera janji. SLBC dapat diberikan dlam mata uang

asing dan dapat diterbitkan atas permintaan account party untuk

beneficiary yang ada didalam maupun di luar negeri.

d. Foreign Exchange Line (FX Line)

Jenis fasilitas yang diberikan kepada nasabah dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah terhadap suatu valuta asing.

e. FX Margin Line (Margin Trading)

Merupakan bagian dari FX Line yaitu suatu fasilitas yang diberikan kepada nasabah dimana melalui fasilitas ini nasabah tersebut dapat melakukan jual beli mata uang asing melalui pasar uang internasional tanpa harus menyerahkan mata uang asing yang dijual/dibeli secara fisik. Tujuan dari margin trading adalah untuk mendapatkan keuntungan suhubungan dengan pergerakan mata uang yang diperdagangkan tersebut.

Adapun penelitian yang dilakukan penulis terbatas pada kredit Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang disalurkan oleh PT. Bank Internasional Indonesia (BII) Cabang Medan yaitu:

1. Sasaran Kredit PRK

Adapun sasaran dari kredit PRK adalah :

a. Perorangan yaitu atas nama pribadi, termasuk pula golongan yang menggunakan nama dagang seperti kongsi, toko, warung dan sebagainya.


(48)

b. Badan usaha yaitu atas nama instansi-instansi pemerintah / lembaga-lembaga negara, organisasi masyarakat yang bukan merupakan perusahaan, firma (Fa), CV, yayasan, perseroan terbatas (PT), koperasi dan semua badan hukum yang diatur dalam KUHD atau peraturan perundang-undangan lainnya.

c. Gabungan (Joint Account), yaitu atas nama beberapa orang (pribadi), beberapa badan usaha dan/atau campuran keduanya.

2. Tujuan Kredit PRK

Tujuan dari kredit Pinjaman Rekening Koran (PRK) adalah untuk kredit modal kerja yang digunakan untuk keperluan modal kerja berdasarkan siklus usaha debitur.

3. Tingkat Suku Bunga Kredit PRK

Tingkat Suku Bunga Kredit Pinjaman Rekening Koran yang ditetapkan oleh PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan adalah sebesar 13% per tahun. Sedangkan biaya administrasi yang dibebankan setiap melakukan peminjaman adalah sebesar 3%.

4. Lokasi Bank

PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan beralamat di Jl. Diponegoro No.18 Medan. Lokasi bii ini merupakan lokasi yang strategis dimana lokasi bii berada tepat dipusat kota, dekat dengan perkantoran, dekat dengan perbelanjaan(supermarket) dan memiliki lokasi parkir untuk roda dua maupun roda empat serta banyak dilalui angkutan umum.

5. Jumlah Kredit

Untuk jumlah kredit PRK yang disalurkan PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan adalah minimal 100.000.000.- (seratus juta) dan maksimal 2.000.000.000.- (dua milyar).


(49)

D. Prosedur Pemberian Kredit

Pada umumnya semua kredit yang disalurkan oleh bank mengandung resiko. Pada PT. Bank Internasional Indonesi Cabang medan, sebelum menyetujui atau menolak suatu permohonan kredit dari calon debitur terlebih dahulu dilakukan analisa kredit dengan memperhatikan dan berpedoman pada manual kebijakan perkreditan tentang petunjuk umum pemberian kredit, yang terdiri dari :

1. Dasar-dasar perkreditan

a. Penilaian watak debitur (character)

Hasil dari penilaian ini harus dapat menyimpulkan bahwa debitur beritikad baik, jujur, mempunyai tanggung jawab, kooperatif dan tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari.

b. Kemampuan debitur (capacity)

Hal utama yang diperhatikan dari penilaian ini menyangkut kemampuan debitur untuk mengelola dana pinjaman yang diterimanya serta kemampuan manajemen menjalankan usahanya sehingga menghasilkan laba untuk membayar kembali pinjaman yang diberikan.

c. Modal (capital)

Dari pihak bank modal yang disetor debitur merupakan pelindung

(cushion) jika usaha debitur mengalami kegagalan. Jadi modal berfungsi

sebagai penunjang usaha debitur yang bersangkutan. d. Agunan (collateral)

Tim analisa kredit harus bisa memastikan bahwa agunan yang diberikan debitur benar-benar layak kalau ditinjau dari berbagai aspek dan dapat menutupi kredit yang telah diberikan apabila terjadi kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

e. Prospek usaha (condition)

Penilaian ini harus memperhatikan keadaan dimana debitur melakukan kegiatan usahanya, misalnya dilakukan analisa terhadap keadaan ekonomi atau politik yang dapat mempengaruhi usaha debitur yang bersangkutan baik secara mikro maupun makro.


(50)

2. Analisis kredit

Pada dasarnya menganalisis kredit adalah menganalisis resiko yang mungkin timbul dari setiap pemberian kredit dan mencari jalan untuk mengantisipasinya. Sebab setiap kredit mempunyai permasalahan yang berbeda, sehingga harus ditangani secara cermat dengan memperhatikan seluruh aspek yang dapat mempengaruhi usaha calon debitur.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis kredit ini yaitu:

a. Dalam hal ini bank harus dapat menghindari penggunaan dana kredit yang bersifat spekulatif karena hal ini sangat berbahaya bagi debitur. Pada umumnya penggunaan dana ini terbagi dalam dua bagian besar yakni untuk modal kerja dan untuk investasi.

b. Latar belakang debitur

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini, yakni:

 Akte pendirian perusahaan debitur dan akte-akte perubahannya. Akte pendirian perusahaan ini harus sudah ada pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM RI.

 Susunan pemegang saham dan pengurus perusahaan serta Kartu Tanda Pendukuk (KTP) masing-masing yang masih berlaku.

 Pengalaman usaha dan reputasi yang baik dari pemegang saham dan pengurus perusahaan serta tidak pernah masuk daftar hitam dan daftar kredit macet Bank Indonesi (BI).

 Jumlah modal dasar dan modal disetor. c. Operasi usaha (Modus Operandi)

Dalam operasi usaha debitur ada dua hal yang perlu diperhatikan tentang sarana usaha debitur dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalan usaha debitur secara langsung.

d. Analisis keuangan

Dalam analisis keuangan ini debitur melampirkan laporan keuangan dari kegiatan usahanya berupa neraca, laporan L/R, laporan arus kas dan catatan-catatan lain yang berhubungan dengan usahanya untuk


(51)

permohonan kredit investasi harus dibuatkan proyeksi sampai dengan kredit tersebut lunas.

e. Industri studies

Untuk setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur yang tergolong debitur korporasi, maka industries studies atas usaha debitur mutlak dilakukan, sebab untuk mengetahui prospek usaha debitur dan mengetahui posisi debitur diantara perusahaan lain yang sejenis.

f. Hubungan bank

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari Double Finansing sekaligus untuk melihat kemampuan debitur membayar bunga, maka perlu diketahui hubungan debitur dengan bank-bank lain, yakni jumlah fasilitas, biaya yang dikenakan oleh bank lain dan jaminan yang diberikan.

E. Proses yang ditempuh dalam rangka pemberian kredit kepada debitur yaitu :

1. Calon debitur / debitur mengajukan permohonan kreditnya melalui personil di bagian kredit dan pemasaran, dengan Account Officer atau Assistant Account

Officer yang bertugas di cabang atau di cabang pembantu. Permohonan kredit

tersebut diajukan secara tertulis dan ini berlaku baik untuk fasilitas kredit baru, perpanjangan kredit, penambahan plafon kredit, maupun perubahan persyaratan. Untuk calon debitur yang mengajukan permohonan baru melampirkan identtas secara lengkap, yakni :

a. Untuk debitur perorangan melampirkan foto copy KTP, kartu keluarga, surat nikah, surat kewarganegaraan (bagi WNI keturunan), surat ganti nama disertai foto copy akte kelahiran (untuk WNI keturunan), NPWP, surat keterangan bekerja dari perusahaan tempat calon debitur bekerja (dalam hal calon debitur sebagai karyawan), SPT tahunan pph pasal 21 (dalam hal calon debitur sebagai karyawan), surat-surat bukti agunan yang akan dijaminkan, dimana pada saat permohonan kredit diajukan dapat berupa foto copy dulu, aslinya harus diserahkan sebelum proses pengikatan kredit dilakukan, dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.


(52)

b. Untuk calon debitur perusahaan, selain melengkapi identitas seperti untuk debitur perorangan, masih ada tambahan dokumen-dokumen, antara lain : foto copy akte pendirian perusahaan dan perubahan-perubahannya, surat pernyataan yang menyatakan bahwa akte pendirian perusahaan dan perubahan-perubahannya yang diserahkan ke bii adalah yang terkini (up to date), NPWP perusahaan, SIUP, TDP, Company profile dan track record, laporan keuangan, SPT tahunan Pph dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan, yakni :

 Jumlah permohonan kredit

 Tujuan penggunaan kredit

 Bentuk pinjaman (sesuai dengan jenis fasilitas kredit yang ada di bii). 2. Permohonan kredit dari calon debitur / debitur dianalisis oleh Account officer

atau Assistant Account Officer untuk memastikan kebenaran data dan informasi yang diberikan. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari calon debitur dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu, maka Account Officer

atau Assistant Account Officer membuat memorandum usulan kredit dengan mempersiapkan laporan fasilitas kredit kepada pimpinan cabang dari Loan Committe. Apabila nilai kredit yang diajukan diatas wewenang kepala cabang, maka akan diteruskan ke level pimpinan yang lebih tinggi lagi.

3. Hasil analisis dan keputusan dari pimpinan yang memiliki kewenangan untuk hal tersebut, antara lain :

 Permohonan kredit disetujui sesuai dengan permohonan pengajuan kredit.

 Permohonan kredit disetujui dengan syarat tambahan dan kondisi.

 Permohonan kredit ditolak.

4. Hasil keputusan dari pimpinan yang menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan nasabah diberitahukan kepada calon debitur/debitur melalui surat penegasan kredit atau surat penolakan.

5. Apabila permohonan kredit disetujui maka dilakukan persiapan perikatan kredit dan agunan secara norariil, yang pihak bank diwakili oleh Account Officer, bagian yuridis yang telah di beri kuasa oleh bii dan debitur sendiri.


(53)

6. Perikatan kredit harus ditandatangani oleh debitur secara sempurna sebelum bank mencairkan kreditnya.

7. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan proses perkreditan, maka perlu dilakukan tindakan yang bersifat pemeriksaan kelengkapan dokumen kredit dan agunan sebelum pencairan kredit, pengawasan dan pemantauan pada setiap tahapan proses perkreditan.

8. Setelah dipastikan tentang kelengkapan dokumen-dokumen perkreditan, barulah fasilitas kredit tersebut dicairkan kepada debitur.


(1)

65

mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan dengan nilai thitung sebesar 3.881. 5. Berdasarkan uji Fhitung dengan menggunakan bantuan program SPSS

versi 12.0 maka diperoleh hasil bahwa nilai Fhitung adalah 22.608 dengan nilai signifikansi 0.000 pada tingkat kesalahan α = 5%, sehingga nilai Fhitung tersebut adalah signifikan.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel proses penyaluran kredit memberikan pengaruh yang lebih kecil dari ketiga variabel lainnya, oleh karena itu sebaiknya PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan perlu memperbaharui bagaimana proses pengurusan kredit yang tidak berbelit-belit dan melakukan pemrosesan pemberian kredit dengan tepat waktu serta memberikan pelayanan yang memuaskan nasabah.

2. Melihat hasil penelitian dengan nasabah pada umumnya adalah wiraswasta, maka ada baiknya bagi PT. Bank Internasional Indonesia Cabang Medan untuk meningkatkan pangsa pasarnya pada sektor usaha lain dengan tetap mempertahankan pasar yang sudah dikuasai.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat terus mengembangkan penelitian ini. Peneliti saat ini belum dapat meneliti secara mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memutuskan pengambilan kredit. Adapun faktor lain yang dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya adalah faktor promosi (promotion) dan juga faktor paritsipan (people) yang mempengaruhi keputusan pengambilan kredit.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12, Edisi pertama,

Penerbit Andi dengan Wahana Komputer, Yogyakarta.

Happy, 2006. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

permintaan kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Tarutung, Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, tidak dipublikasikan.

Kasmir, 2002. Manajemen Perbankan. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

---. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke 6, PT. Raya

Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Lamb, Charles W. dan Hair, Joseph F. 2001. Pemasaran, Buku 1, Edisi Pertama,

Alih Bahasa : Davit Octarevia. Salemba Empat, Jakarta.

Manurung, Mandala.dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan

Ekonomi Moneter; Kajian Kontekstual Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Mulyono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil,

Edisi ke 4, BPFE, Yogyakarta.

Pratisto, Arif. 2004. Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan

SPSS 12.0. Penerbit PT. Elex media Komputindo, Jakarta.

Setiadi, Nugroho. 2003. Prilaku Konsumen. Penerbit Kencana, Jakarta.

Sistem dan Prosedur Perkreditan, PT. Bank Internasional Indonesia, 2006

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama. Penerbit

CV. Alfabeta, Bandung.

---. 2004. Metode Penelitian Administratif, Edisi ke 2, PT. Alfabeta,

Bandung.

---. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D Bandung :

Alfabeta, Bandung.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang.

Wando, 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Permintaan Kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Tarutung, Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, tidak dipublikasikan..


(3)

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA

CBM PA Personalia

K.Kas BCU

SM

Teller

H. Teller Call Center CS SDB Head CS Ass. Man

Kliring Pu & Inkaso Deposito ATM Adm Arco

Head BO Ass. Man

TBU EDP Adminko

Ass. Man

LC / Giral Umum Pembukuan

Security

Office Boy Manager

CBM

AO AO


(4)

1

KUESIONER PENELITIAN

A. UMUM

Responden yang terhormat,

Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini ditujukan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Mememuskan Pengambilan Kredit Pada PT. Bank Internasional Indonesia Medan” pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Oleh karena itu kepada responden saya sebagai penulis mengharapkan:

1. Bapak/Ibu dapat menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya dan

perlu diketahui bahwajawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu

jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu. Penilaian dapat dilakukan dengan skala berikut ini :

Jawaban Sangat Setuju (STS) = 1 Jawaban Tidak Setuju (TS) = 2

Jawaban Ragu-Ragu (RG) = 3

Jawaban Setuju = 4

Jawaban Sangat Setuju = 5

B. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Pendapatan / bulan :

Pekerjaan :


(5)

2

C. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit pada PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA MEDAN

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu.

No. Indikator Variabel STS

(1) TS (2)

R (3)

S (4)

SS (5)

A TINGKAT SUKU BUNGA

1 Tingkat Suku Bunga Kredit yang ditetapkan

PT.BII MEDAN tidak memberatkan.

2 Tingkat Suku Bunga Kredit pada PT.BII MEDAN sesuai dengan kemampuan Debitur. 3 Tingkat Suku Bunga Kredit pada PT.BII

MEDAN lebih rendah dibanding dengan suku bunga bank lain.

4 Debitur akan mampu membayar Angsuran Bunga dan Angsuran Pokok Kredit pada PT. BII MEDAN tepat waktu.

5 Tingkat Suku Bunga Kredit pada PT.BII MEDAN sesuai dengan jumlah pinjaman.

B PROSES PENYALURAN KREDIT

1 Persyaratan yang diperlukan untuk permohonan

kredit pada PT. BII MEDAN mudah.

2 Proses pengurusan kredit pada PT. BII MEDAN

tidak berbelit-belit.

3 Dalam memproses permohonan kredit PT.BII

MEDAN melakukannya dengan tepat waktu.

4 Pelayanan yang deberikan oleh karyawan PT. BII


(6)

3

C LOKASI BANK

1 Lokasi PT. BII MEDAN dekat dengan tempat

tinggal saya.

2 Lokasi PT. BII MEDAN dekat dengan tempat

kerja/usaha saya.

3 Lokasi PT. BII MEDAN dekat dengan pusat

kegiatan usaha.

4 Adanya lokasi parkir untuk roda dua maupun

roda empat.

D JUMLAH KREDIT (PLAFOND)

1 Plafond kredit PT. BII MEDAN dapat memenuhi kebutuhan dana Debitur.

2 Plafond kredit PT. BII MEDAN sesuai dengan jaminan yang diagunkan.

3 Plafond kredit pada PT. BII MEDAN lebih besar

dibanding plafond kredit bank lain.

4 Plafond kredit pada PT. BII MEDAN cukup besar dibandingkan dengan agunan.

5 Plafond kredit PT. BII MEDAN mampu memenuhi lebih dari 50% dari kebutuhan dana Debitur.

E KEPUTUSAN PERMINTAAN KREDIT

1 Saya melakukan permintaan kredit pada PT. BII

MEDAN karena tingkat suku bunga yang stabil.

2 Saya melakukan permintaan kredit pada PT. BII

MEDAN karena proses penyaluran kredit yang baik.

3 Saya melakukan permintaan kredit pada PT. BII

MEDAN karena lokasi bank yang strategis.

4 Saya melakukan permintaan kredit pada PT. BII

MEDAN karena Plafond kredit PT. BII MEDAN dapat memenuhi kebutuhan saya.

Terimakasih atas kerjasama dari Bapak/ Ibu, semoga kesuksesan selalu mengiringi langkah kita.