Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK BUMN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

JANWITA ESTER SINAGA 110521101

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK BUMN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit. Penelitian ini menggunakan Bank BUMN yang tecatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian 2007-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji

variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Penyaluran Kredit.


(3)

ABSTRACK

The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate to the amount of Credit Distribution. Independent variable used in this study is the Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate while the dependent variable used in this study is Credit Distribution. This study uses banking corporate are listed on Indonesia Stock Exchanges in as an object of research. The study period from 2007 – 2014. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical

assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of

heteroscedasticity and autocorrelation test. Based on the result of research, Third Party Fund influences positively and significantly toward the Credit Distribution. Non Performing Loan influences negatively and significantly toward the Credit Distribution. Capital Adequacy Ratio influences positively and insignificantly toward the Credit Distribution. Interest of Bank Indonesia Certificate influences negatively and insignificantly toward the Credit Distribution.

Key Word: Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate and Credit Distribution.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerahNya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda Sinaga dan Ibunda Sinaga yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis. 6. Ibu Beby Kendida, S.E, M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kepada saudara-saudara penulis: ……. yang penulis cintai dan yang selalu mendoakan dan member dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada ……… yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan selalu setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman penulis: ….. dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Juni 2015 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penellitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Pengertian Bank ... 8

2.1.2. Tugas dan Fungsi Bank ... 8

2.1.3. Jenis-jenis Bank ... 9

2.2. Penyaluran Kredit... 12

2.2.1. Unsur-unsur Kredit... 13

2.2.2. Analisis Kredit ... 14


(7)

2.3. Dana Pihak Ketiga ... 19

2.4. Non Performing Loan (NPL) ... 19

2.5. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 20

2.6. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 21

2.7. Penelitian Terdahulu ... 22

2.8. Kerangka Konseptual ... 27

2.8.1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Kredit ... 27

2.8.2. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit... 27

2.8.3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Penyaluran Kredit ... 28

2.8.4. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Penyaluran Kredit ... 28

2.9. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3. Batasan Operasional ... 30

3.4. Definisi Operasional ... 31

3.4.1. Variabel Dependen (Y) ... 31

3.4.2. Variabel Independen (X) ... 31


(8)

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8. Metode Analisis ... 35

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 35

3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 35

3.9. Pengujian Hipotesis ... 36

3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 36

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 37

3.9.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 38

3.10. Uji Asumsi Klasik ... 38

3.10.1. Uji Normalitas ... 38

3.10.2. Uji Multikolinearitas ... 39

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.10.4. Uji Autokorelasi ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan ... 41

4.2. Hasil Penelitian ... 44

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 46

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 49

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas... 49

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 50


(9)

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 53

4.2.4.1. Uji Hipotesis secara serempak (Uji f) ... 53

4.2.4.2. Uji Hipotesis secara parsial (Uji t) ... 54

4.2.4.3. Koefisien Determinasi ... 56

4.3. Pembahasan... 57

4.3.1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Penyaluran Kredit ... 57

4.3.2. Pengaruh Non Performing Loan terhadap Penyaluran Kredit ... 58

4.3.3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Penyaluran Kredit ... 58

4.3.4. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Penyaluran Kredit ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata Perkembangan DPK, NPL, CAR, Suku Bunga

SBI Pada Bank BUMN Tahun 2007-2014 ... 5

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 33

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 34

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 40

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 50

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 51

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 55


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Penurunan Kredit Perbankan Periode

Desember 2008 - Januari 2009……… 2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 29

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 48

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 49


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Perkembangan rasio keuangan ... 64 Lampiran 2 Hasil Pengolahan SPSS ... 65


(13)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK BUMN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit. Penelitian ini menggunakan Bank BUMN yang tecatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian 2007-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji

variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Penyaluran Kredit.


(14)

ABSTRACK

The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate to the amount of Credit Distribution. Independent variable used in this study is the Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate while the dependent variable used in this study is Credit Distribution. This study uses banking corporate are listed on Indonesia Stock Exchanges in as an object of research. The study period from 2007 – 2014. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical

assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of

heteroscedasticity and autocorrelation test. Based on the result of research, Third Party Fund influences positively and significantly toward the Credit Distribution. Non Performing Loan influences negatively and significantly toward the Credit Distribution. Capital Adequacy Ratio influences positively and insignificantly toward the Credit Distribution. Interest of Bank Indonesia Certificate influences negatively and insignificantly toward the Credit Distribution.

Key Word: Third Party Fund, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Interest of Bank Indonesia Certificate and Credit Distribution.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal (Kiryanto, 2007).

Krisis Moneter 1997 - 1998 yang melanda perekonomian Indonesia telah berimbas pada sektor perbankan. Krisis yang diawali dengan devaluasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah menimbulkan ledakan kredit macet dan melunturkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan, yang pada gilirannya melemahkan fungsi intermediasi perbankan. Masyarakat kala itu banyak menarik dananya (rush) yang ada di bank swasta dan mengalihkannya ke


(16)

bank yang dianggap aman (flight to safety), yakni bank asing dan bank BUMN. Untuk mencegah hal ini bank – bank mematok suku bunga dananya dengan sangat tinggi, yang diikuti dengan penyesuaian suku bunga kredit. Penyaluran kredit perbankan praktis terhenti karena sektor riil tidak mampu menyerap dana yang mahal harganya. Demikian pula perlambatan perekonomian Indonesia yang dilatar belakangi oleh Krisis Finansial Global 2008 - 2009, telah berimbas pada penurunan ekspansi kredit perbankan. Sempat terjadi penurunan kredit pada periode Desember 2008 hingga Januari 2009. Besaran kredit yang semula mencapai angka 1.371,90 Triliun Rupiah pada bulan November 2008, mengalami penurunan pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009 berturut - turut menjadi 1.353,60 Triliun Rupiah dan 1.325,30 Triliun Rupiah (dapat dilihat pada Gambar 1.1). Hal ini berdampak pada kurang bergairahnya roda perekonomian nasional.

Sumber : Bank Indonesia (Indikator Perbankan Nasional)

Gambar 1.1 Penurunan Kredit Perbankan Periode Desember 2008 - Januari 2009

Keketatan likuiditas yang banyak dialami oleh perbankan nasional kala itu telah mendorong perbankan untuk lebih berhati-hati, sehingga cenderung memilih


(17)

yang paling aman dengan menjaga likuiditas yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan dan memilih menaruh dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ketimbang meminjamkannya kepada bank lain atau melakukan ekspansi kredit kepada nasabah (Purna et al., 2009). Adapun facktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit adalah jumlah dana pihak ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia.

Dana masyarakat (dana pihak ketiga) adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sehingga penghimpun dana dari pihak ketiga yang kelebihan dana dalam masyarakat (Hasanudin dan Prihatiningsih, 2010). Dana masyarakat tersebut dihimpun oleh bank dengan produk-produk simpanan sebagai berikut : - Giro (demand deposits)

- Deposito (time deposits) - Tabungan (saving).

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis.


(18)

Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit (Sentausa, 2009).

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit.

SBI merupakan surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dan merupakan salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka. Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 12 bulan. SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan perdagangannya dilakukan dengan sistem diskonto. SBI dapat dimiliki oleh bank dan pihak lain yang ditetapkan oleh BI dan dapat dipindahtangankan (negotiable). SBI dapat dibeli di pasar perdana dan diperdagangkan di pasar sekunder dengan penjualan bersyarat (repurchase agreement/repo) atau pembelian/penjualan lepas (outright) (Booklet Perbankan 2008, 104). Berikut tabel rata-rata perkembangan Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia.


(19)

Tabel 1.1

Perkembangan DPK, NPL, CAR, Suku Bunga SBI Pada Bank BUMN Tahun 2007-2014

Rasio 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

DPK (Rp) 165.600 201.537 255.928 333.652 384.264 450.166 504.281 622.322

NPL (%) 3,44 2,8 3,52 2,78 2,3 1,78 1,55 1,69

CAR (%) 15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 16,95 16,99 18,31

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 113,973 161,108 208.123 252.489 294.515 362.007 448.345 510.697 PT. Bank Mandiri Tbk

DPK (Rp) 247.355 289.112 319.550 362.212 422.250 341.733 556.341 636.382

NPL (%) 7,2 4,7 2,8 2,21 2,18 1,74 1,6 1,66

CAR (%) 21,1 15,7 15,6 13,36 15,34 15,48 14,93 16,6

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 138.530 174.498 198.546 246.200 314.380 388.830 472.435 529.973 PT. Bank Negara Indonesia Tbk

DPK (Rp) 146,189 163,164 188.469 194.375 231.296 257.661 291.890 313.893

NPL (%) 8,2 4,9 4,7 4,3 3,6 2,8 2,2 1,96

CAR (%) 15,7 13,5 13,8 18,6 17,6 16,7 15,1 16,22

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 88,651 111,994 120.843 136.357 163.533 200.742 250.638 277.622

PT. Bank Tabungan Negara Tbk

DPK (Rp) 24.187 31.448 40.215 47.546 61.970 80.668 96.208 106.471

NPL (%) 4,05 3,2 3,36 3,26 2,75 4,09 4,05 4,01

CAR (%) 21,86 16,14 21,54 16,74 15,03 17,69 15,62 14,64

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 21.796 30.774 38.737 48.703 59.338 75.411 92.386 106.271

Berdasarkan Tabel 1.1 rasio CAR yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk mengalami peningkatan dan penurunan selama tahun 2007-2014, sedangkan penyaluran kredit mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini berbeda dengan teori yang menyebutkan bahwa jika CAR meningkat maka penyaluran kredit juga meningkat dan sebaliknya.

Besarnya rasio NPL yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk dan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2007 masing-masing sebesar 7,2% dan 8,2% melebihi batas yang tetapkan oleh Bank Indonesia yakni 5%. Akibat


(20)

tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit.

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penyaluran kredit. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit, yaitu Capital Adequacy Ratio,Non Performing Loan, dan suku bunga sertifikat Bank Indonesia.

Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil dan manfaat dari penelitian diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam menyalurkan kredit. 2. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penyaluran kredit.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Bank

Menurut Undang - Undang No. 10 tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut G.M Verryn Stuart dalam Dendawijaya (2009:14) Bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Dengan demikian kegiatan bank yaitu mengumpulkan uang dari masyarakat yang mempunyai kelebihan uang dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan uang dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya tugas pokok bank menurut Undang - Undang RI No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan


(23)

pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup orang banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya adalah (Siamat, 2005:276):

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

2.1.3. Jenis- jenis Bank di Indonesia

Berdasarkan Undang-undang RI No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tentang perbankan. Jenis-jenis bank di Indonesia ditinjau dari berbagai segi antara lain: 1. Berdasarkan jenisnya:

1. Bank Umum

Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(24)

2. Berdasarkan kepemilikannya:

Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya tersebut adalah:

1. Bank milik Pemerintah

Dimana akte pendiriannya maupun modalnya dimiiki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Namun Bank Indonesia selaku Bank Sentral menyebut bank tersebut sebagai Bank Persero, karena bank tersebut telah go public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah melainkan sebagian merupakan milik masyarakat.

2. Bank milik Pemerintah Daerah

Bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi.

3. Bank milik Swasta Nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

4. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.


(25)

5. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

6. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.

3. Berdasarkan status: a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang behubungan denga mata uang asing secara keseluruhan.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.

4. Berdasarkan penentuan harga:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.


(26)

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.2. Penyaluran Kredit

Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (penerima kredit/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak (Rivai, 2006:4). Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga”.

Proses perkreditan dilakukan secara hati - hati oleh bank dengan maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit. Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya (Taswan, 2006).


(27)

2.2.1. Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Rivai, 2006:6):

1. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (nasabah/debitur). Hubungan pemberi dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang menguntungkan.

2. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit.

3. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis atau berupa instrumen. 4. Adanya unsur waktu. Unsur waktu merupakan unsur esensial dalam kredit. 5. Adanya unsur resiko baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak penerima

kredit. Resiko di pihak pemberi kredit adalah resiko gagal bayar baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Resiko di pihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara lain berupa pemberian kredit yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.


(28)

2.2.2. Analisis Kredit

Analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui apakah usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat dipasarkan), dan profitable (menguntungkan) serta dapat dilunasi tepat waktu (Rivai, 2006:287). Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode, yaitu (Dendawijaya, 2009:75):

1. Metode penilaian 6C, yang terdiri dari: a. Character

Dalam melakukan analisis mengenai watak/karakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to pay atau kemauan membayar kembali nasabah atau kredit yang telah dinikmatinya. Penilaian terhadap itikad atau kemauan baik nasabah untuk memenuhi kewajibannya memang sangat sukar untuk dilaksanakan, khususnya terhadap calon nasabah yang baru dikenal oleh bank.

b. Capital

Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan oleh debitur tidak seluruhnya berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan debitur. Oleh karena itu, pihak calon debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyeknya. Pembiayaan terhadap modal sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankannya.


(29)

Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya.

c. Capacity

Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.

d. Conditiion of Economy

Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula ikut dianalisis. Kondisi-kondisi tersebut antara lain: kondisi dari sector industry dimana proyek akan dibangun, ketergantungan terhadap bahan baku yang akan diimpor, nilai kurs valuta terhadap nilai uang domestik (rupiah), kondisi perekonomian secara nasional, regional, dan global.

e. Collateral

Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau dicairkan. Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang diterimanya.


(30)

f. Constraints

Constraints merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor social psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

2. Metode Penilaian 6A, yang terdiri dari: a. Analisis Aspek Yuridis (Hukum)

Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.

b. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasarn apa yang akan digunakan oleh investor agar perusahaan/proyek dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif.

c. Analisis Aspek Teknis

Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity.


(31)

d. Analisis Aspek Keuangan

Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam bidang keuangan.

e. Analisis Aspek Manajemen

Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

f. Analisis Aspek Sosial-Ekonomis

Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang social maupun makro ekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak pemerintah dan masyarakat seperti kesempatan kerja, penerimaan devisa, penghematan devisa, dan lain-lain.

2.2.3. Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Rivai, 2006:11):

1. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, meliputi:

a. Short term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.


(32)

b. Intermediate term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu dari satu sampai tiga tahun.

c. Long term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

d. Demand loan atau call loan, ialah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali.

2. Sedangkan jenis kredit dilihat dari tujuan penggunaannya, meliputi: a. Kredit modal kerja / kredit eksploitasi

Kredit modal kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang, dan lain - lain.

b. Kredit investasi

Kredit investasi adalah kredit berjangka menengah atau panjang yang diberikan kepada usaha – usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin – mesin, bangunan, tanah untuk pabrik, pembelian alat – alat produksi baru, perbaikan alat – alat produksi secara besar – besaran.

c. Kredit konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain. Contohnya adalah kredit untuk pembelian kendaraan pribadi serta kredit untuk pembelian alat – alat rumah tangga.


(33)

2.3. Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya, 2009:49). Dana dari masyarakat terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Giro

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2. Deposito

Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.

3. Tabungan

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

2.4. Non Performing Loan

Pengertian NPL menurut Siamat (2005:174) menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank yaitu adanya NPL yang melebihi batas kewajaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. NPL timbul karena tidak kembalinya dana yang diberikan dalam bentuk kredit tepat pada waktunya. NPL biasa disebut dengan kredit bermasalah. Berdasarkan ketentuan Bank


(34)

Indonesia, tingkat NPL maksium suatu bank adalah sebesar 5%. Apabila bank melebihi batas yang telah ditetapkan oleh BI, maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 14 menyatakan bahwa rasio NPL dapat diukur melalui perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan akan buruknya kualitas kredit akan bank tersebut. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

NPL = Jumlah Kredit Bermasalah

Total Kredit x 100%

2.5. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiaya dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, dalam hal ini berupa pemberian kredit. CAR dapat digunakan sebagai indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko (Dendawijaya, 2009:118).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1a, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara


(35)

modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan Standar Bank for International Settlement (BIS). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = Modal Bank

Asset tertimbang menurut Risiko x 100%

2.6. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut PBI No. 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme pasar


(36)

berdasarkan sistem lelang. SBI merupakan instrumen yang menawarkan return

yang cukup kompetitif serta bebas risiko (risk free) gagal bayar.

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :

1. Hasanudin dan Prihatiningsih (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanudin dan Prihatiningsih berjudul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah”. Variabel dependen yang digunakan adalah Penyaluran Kredit, sedangkan variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan

(NPL), tingkat resiko kredit, dan Tingkat Inflasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit. Tingkat resiko kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Non Performing Loan

(NPL) dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.


(37)

2. Pratama (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Pratama berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Penyaluran Kredit, sedangkan Variabel independen yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Suku Bunga Serfitikat Bank Indonesia (SBI). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sedangkan suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.

3. Satria dan Subegti (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Satria dan Subegti berjudul “Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia Periode 2006-2009”. Variabel dependen yang digunakan adalah Penyaluran Kredit, sedangkan variabel independen yaitu Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Return on Asset (ROA), penempatan dana pada SBI, dan Market Share. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi panel. Berdasarkan hasil penelitian Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return on


(38)

Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. penempatan dana pada SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Market Share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. 4. Sari (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Sari berjudul “Faktor-faktor yang Mempenngaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia (Periode 2008-2012)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Penyaluran Kredit, sedangkan Variabel independen yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga,

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan BI rate. Teknik analisis data yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan hasil penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK) dan BI rate

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, sedangkan

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

5. Yoga dan Yuliarmi (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Yoga dan Yuliarmi berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR di Provinsi Bali”. Variabel dependen yang digunakan adalah Penyaluran Kredit, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK), dan Non


(39)

Performing Loan (NPL). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Suku Bunga Kredit (SBK) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode

Analisis

Hasil penelitian

1. Hasanudin dan

Prihatiningsih (2010)

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga

Kredit, Non

Performing Loan

(NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah

Dependen : Penyaluran Kredit Independen :

Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga

Kredit, Non

Performing Loan

(NPL), Tingkat

Inflasi

Regresi Linear Berganda

1. Dana Pihak Ketiga

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Penyaluran kredit

2. Tingkat resiko kredit berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

Penyaluran Kredit

3. Non Performing Loan (NPL)

dan tingkat inflasi

berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap

Penyaluran Kredit

4. suku bunga kredit

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap

Penyaluran Kredit

2. Pratama

(2010)

Analisis

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan

Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)

Dependen: Penyaluran Kredit Independen:

Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Non

Performing Loan

(NPL), Suku Bunga SBI

Regresi Linear Berganda

1.DPK berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

penyaluran kredit.

2.CAR dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.Suku bunga SBI berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.


(40)

Lanjutan Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Metode Analisis

Hasil penelitian

3. Satria dan

Subegti (2010)

Determinasi

Penyaluran Kredit

Bank Umum Di

Indonesia Periode 2006-2009

Dependen : Penyaluran Kredit Independen : Non Performing

Loan (NPL),

Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Dana

Pihak Ketiga

(DPK), Return on

Asset (ROA),

penempatan dana pada SBI, dan Market Share.

Regresi Panel

1.Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

2.Penempatan dana pada SBI berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

penyaluran kredit.

3. Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), dan Market Share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit 4.Dana Pihak Ketiga (DPK)

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

4. Sari (2013) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit

Bank Umum Di

Indonesia (Periode 2008-2012)

Dependen : Penyaluran Kredit Independen :

Dana Pihak

Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BI rate

Ordinary Least Square

1.Dana Pihak Ketiga (DPK) dan BI rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. 2.Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit.

5. Yoga dan

Yuliarmi (2013)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR di Provinsi Bali

Dependen : Penyaluran Kredit Independen :

Dana Pihak

Ketiga (DPK), Produk Domesto ik Regional Bruto

(PDRB), Suku

Bunga Kredit

(SBK), Non

Performing Loan (NPL)

Regresi Linear Berganda

1.Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Penyaluran Kredit.

2.Suku Bunga Kredit (SBK) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

Penyaluran Kredit.

3.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit.


(41)

2.8. Kerangka Konseptual

2.8.1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Kredit

Menurut Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya, 2009:49). Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan. Menurut Hasanudin dan Prihatiningsih (2010) DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

2.8.2. Pengaruh Non Performing Loan (NPL)Terhadap Penyaluran Kredit Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi


(42)

salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit (Sentausa, 2009). Menurut Sari (2013) NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

2.8.3. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. Secara singkat bisa dikatakan besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Menurut Satria dan Subegti (2010) CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

2.8.4. Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Penyaluran Kredit

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang (PBI No. 4/10/PBI/2002). SBI merupakan instrumen yang menawarkan return yang cukup kompetitif serta bebas risiko (risk free) gagal bayar (Ferdian, 2008). Suku bunga


(43)

SBI yang terlalu tinggi membuat perbankan betah menempatkan dananya di SBI ketimbang menyalurkan kredit (Sugema, 2010). Menurut Pratama (2010) suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dana Pihak Ketiga

Capital Adequacy Ratio

Non Performing Loan

Suku Bunga SBI


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini meneliti pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan

(NPL), dan Suku Bunga SBI terhadap Penyaluran KreditPada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia (BI) melalui media internet dengan situs www.bi.go.id, www.idx.co.id dan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan April 2015 sampai dengan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Suku Bunga SBI terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:


(45)

1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit.

2. Variabel Independen, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan

(NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI.

3. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia pada website www.bi.go.id dan

www.idx.co.id.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit. Penyaluran Kredit adalah dana yang diberikan/disalurkan Bank BUMN kepada debitur. Variabel ini dinyatakan dalam miliar rupiah dan data yang diambil adalah jumlah penyaluran kredit dari tahun 2007-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia.

3.4.2. Variabel Independen (X) 1. Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah sumber dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat yang terdiri dari giro, deposito, tabungan. Variabel ini dinyatakan dalam miliar rupiah dan data yang diambil adalah Dana Pihak Ketigadari tahun 2007-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia.


(46)

2. Non Performing Loan

Non Performing Loan merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%) dan data yang diambil adalah Non Performing Loan dari tahun 2007-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia. Untuk menghitung Non Performing Loan digunakan rumus:

NPL = Jumlah Kredit Bermasalah

Total Kredit x 100%

3. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Variabel ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah Capital Adequacy Ratio dari tahun 2007-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia. Untuk menghitung

Capital Adequacy Ratiodigunakan rumus:

CAR = Modal Bank

Asset tertimbang menurut Risiko x 100%

4. Suku Bunga SBI

Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%)


(47)

dan data yang diambil adalah Suku Bunga SBIdari tahun 2007-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Variabel Parameter Skala Ukur

Penyaluran Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

Posisi kredit pada Bank BUMN pada akhir periode yang dinyatakan dalam Milyar Rupiah

Rasio

Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah sumber dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat yang terdiri dari giro, deposito, tabungan.

Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Persero pada akhir periode yang dinyatakan dalam Milyar Rupiah

Rasio

CAR Rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan

danauntuk keperluan

pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang

diakibatkan dalam

operasional bank.

M

T M R x 100% Rasio

NPL rasio yang dipergunakan

untuk mengukur

kemampuan bank dalam

menyanggah resiko

kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.

y

T x 100% Rasio

Suku Bunga SBI

Suku Bunga SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.

Tingkat suku bunga SBI 1 bulan pada akhir periode yang dinyatakan dalam persentase.


(48)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.

Populasi pada penelitian ini ya n g berj um l ah 4 (em pat ) bank adalah Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kriteria penentu sampel penelitian dengan menggunakan Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini diperoleh 4 (empat) Bank BUMN:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan

1. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 2. PT. Bank Mandiri Tbk

3. PT. Bank Negara Indonesia Tbk 4. PT. Bank Tabungan Negara Tbk

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang dan Lutfi, 2011:3). Data sekunder diperoleh melalui media internet dengan situs

www.bi.go.id, www.idx.co.id, jurnal, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumenter, buku, jurnal penelitian, artikel, serta laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.


(49)

3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Analisis Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel independen Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI sebagai variabel yang mempengaruhi Penyaluran Kredit.

3.8.2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Analisis linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolineritas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi, 2011:151). Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.


(50)

Persamaan regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +

ε

Dimana :

Y = Penyaluran Kredit

a = Konstanta

b1...b4 = Koefisien Regresi

X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)

X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X3 = Non Performing Loan (NPL)

X4 = Suku Bunga SBI

ε

= Standard error

3.9. Pengujian Hipotesis

3.9.1.Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN (Persero) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabel

independen (Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI) secara serempak berpengaruh


(51)

signifikan terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN (Persero) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR),dan Suku Bunga SBI) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : bi ≠ 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Suku Bunga SBI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:


(52)

1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.9.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

3.10. Uji Asumsi Klasik 3.10.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan (Situmorang dan Lutfi, 2011:100). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal


(53)

3.10.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).

3.10.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi, 2011: 108). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai.

3.10.4.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan


(54)

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Durbin Watson Test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Situmorang dan Lutfi, 2011:126):

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang dimaksud meliputi: deskripsi hasil penelitian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi, pengujian asumsi klasik, dan pembahasan.

4.1 Profil Perusahaan

1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan 16 Desember 1895. Kantor pusat berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Pada saat ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki 19 kantor wilayah, 1 kantor inspeksi pusat, 18 kantor inspeksi wilayah, 457 kantor cabang domestik, 1 kantor cabang khusus, 584 kantor cabang pembantu, 971 kantor kas, 5.293 BRI unit, dan 3.067 teras. Bank juga memiliki 1 kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan 2 kantor perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong, serta memiliki 3 Anak Usaha yaitu Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, PT Bank BRI Syariah, dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan


(56)

melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 31 Oktober 2003, Bank BRI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp875,- per saham.

2. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan 02 Oktober 1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan. Saat ini mempunyai 12 kantor wilayah domestik, 70 kantor area, dan 992 kantor cabang pembantu, 687 kantor mandiri mitra usaha, 301 kantor kas dan 5 cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Timor Leste dan Shanghai (Republik Rakyat Cina). Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Pada tanggal 23 Juni 2003, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp675,- per saham.


(57)

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.

3. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk didirikan 05 Juli 1946 di Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Kantor pusat berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta. Saat ini Bank BNI memiliki 168 kantor cabang, 912 cabang pembantu domestik serta 644 outlet lainnya. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 4 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo dan London serta 1 kantor perwakilan di New York. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan (termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah). Selain itu, Bank BNI juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya, antara lain PT BNI Life Insuranse (Asuransi Jiwa) (kepemilikan 60%), PT BNI Multifinance (pembiayaan) (kepemilikan 99,98%), PT BNI Securities (Sekuritas) (kepemilikan 75%), BNI Remittance Ltd. (jasa keuangan) (kepemilikan 100%) dan PT Bank BNI Syariah (perbankan) (kepemilikan 99,90%). Pada tanggal 28 Oktober 1996, Bank BNI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 1.085.032.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp850,- per saham. Saham-saham


(58)

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25 November 1996.

4. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk didirikan 09 Februari 1950 dengan nama “Bank Tabungan Pos”. Kantor pusat berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 1, Jakarta Pusat. Saat ini memiliki 87 kantor cabang (termasuk 22 kantor cabang syariah), 247 cabang pembantu (termasuk 21 kantor cabang pembantu syariah), 486 kantor kas (termasuk 7 kantor kas syariah), dan 2.922 SOPP (System on-line Payment Point/Kantor Pos on-line). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank BTN adalah menjalankan kegiatan umum perbankan, termasuk melakukan kegiatan Bank berdasarkan prinsip syariah. Pada tanggal 08 Desember 2009, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 2.360.057.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Desember 2009.

4.2Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel


(59)

independen (DPK, NPL, CAR, Suku Bunga SBI) sebagai variabel yang mempengaruhi Penyaluran Kredit. Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

DPK 32 24.187 636.382 261.51047 170.133274

NPL 32 1.55 8.20 3.2931 1.53322

CAR 32 13.18 21.86 16.1806 2.24880

SUKUBUNGASBI 32 4.80 11.82 7.1563 2.08354

KREDIT 32 21.80 529.97 207.4514 144.47874

Valid N (listwise) 32

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 32 waktu amatan, DPK mempunyai nilai minimum Rp. 24.187 Milyar dan nilai maksimum Rp. 636.382 Milyar. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar Rp. 170,133 Milyar dan nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 261,510 Milyar. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan bahwa data berdistribusi dengan baik.

NPL mempunyai nilai minimum 1,55% dan nilai maksimum 8,20%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 1,53% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,29%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan bahwa data berdistribusi dengan baik.


(60)

CAR mempunyai nilai minimum 13,18% dan nilai maksimum 21,86%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 2,25% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 16,18%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan bahwa data berdistribusi dengan baik.

Suku Bunga SBI mempunyai nilai minimum 4,80% dan nilai maksimum 11,82%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 2,25% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 7,16%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan bahwa data berdistribusi dengan baik.

Penyaluran Kredit mempunyai nilai minimum Rp. 21.796 Milyar dan nilai maksimum Rp. 529.973 Milyar. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar Rp. 144.478 Milyar dan nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 207.451 Milyar. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan bahwa data berdistribusi dengan baik.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas adalah


(61)

Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 27.96578803

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai K-S adalah 0,623 dengan signifikansi 0,833. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen (DPK, NPL, CAR, Suku Bunga SBI) berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi diatas 0,05.

Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histrogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Berdasarkan tampilan grafik histogram (dapat dilihat pada Gambar 4.1), Uji normalitas dengan melihat grafik secara histogram dapat disimpulkan bahwa


(1)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN

Perkembangan DPK, NPL, CAR, Suku Bunga SBI Pada Bank BUMN Tahun 2007-2014

Rasio 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

DPK (Rp) 165.600 201.537 255.928 333.652 384.264 450.166 504.281 622.322

NPL (%) 3,44 2,8 3,52 2,78 2,3 1,78 1,55 1,69

CAR (%) 15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 16,95 16,99 18,31

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 113,973 161,108 208.123 252.489 294.515 362.007 448.345 510.697

PT. Bank Mandiri Tbk

DPK (Rp) 247.355 289.112 319.550 362.212 422.250 341.733 556.341 636.382

NPL (%) 7,2 4,7 2,8 2,21 2,18 1,74 1,6 1,66

CAR (%) 21,1 15,7 15,6 13,36 15,34 15,48 14,93 16,6

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 138.530 174.498 198.546 246.200 314.380 388.830 472.435 529.973

PT. Bank Negara Indonesia Tbk

DPK (Rp) 146,189 163,164 188.469 194.375 231.296 257.661 291.890 313.893

NPL (%) 8,2 4,9 4,7 4,3 3,6 2,8 2,2 1,96

CAR (%) 15,7 13,5 13,8 18,6 17,6 16,7 15,1 16,22

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90

Penyaluran Kredit (Rp) 88,651 111,994 120.843 136.357 163.533 200.742 250.638 277.622

PT. Bank Tabungan Negara Tbk

DPK (Rp) 24.187 31.448 40.215 47.546 61.970 80.668 96.208 106.471

NPL (%) 4,05 3,2 3,36 3,26 2,75 4,09 4,05 4,01

CAR (%) 21,86 16,14 21,54 16,74 15,03 17,69 15,62 14,64

Suku Bunga SBI (%) 8,25 11,82 6,62 6,60 5,04 4,80 7,22 6,90


(2)

LAMPIRAN 2 HASIL PENGOLAHAN SPSS

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

DPK 32 24.187 636.382 261.51047 170.133274

NPL 32 1.55 8.20 3.2931 1.53322

CAR 32 13.18 21.86 16.1806 2.24880

SUKUBUNGASBI 32 4.80 11.82 7.1563 2.08354

KREDIT 32 21.80 529.97 207.4514 144.47874

Valid N (listwise) 32

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 27.96578803

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

HASIL UJI NORMALITAS (GRAFIK HISTOGRAM)


(4)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

DPK .693 1.443

NPL .624 1.602

CAR .913 1.095

SUKUBUNGASBI .841 1.189

a. Dependent Variable: KREDIT


(5)

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .981a .963 .957 29.965810 1.809

a. Predictors: (Constant), SUKUBUNGASBI, CAR, DPK, NPL b. Dependent Variable: KREDIT

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA SEREMPAK (UJI F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 622852.614 4 155713.154 173.410 .000a

Residual 24244.644 27 897.950

Total 647097.259 31

a. Predictors: (Constant), SUKUBUNGASBI, CAR, DPK, NPL b. Dependent Variable: KREDIT

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA PARSIAL (UJI t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 47.505 50.608 .939 .356


(6)

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .981a .963 .957 29.965810

a. Predictors: (Constant), SUKUBUNGASBI, CAR, DPK, NPL b. Dependent Variable: KREDIT