2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah bagi perusahaan atas
keputusan tersebut. Adapun keunggulan dan manfaat aktivitas merger dan akuisisi sebagai berikut Harianto dan Sudomo, 2001: 643-644:
1. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar telah jelas. Ketika perusahaan melakukan keputusan Merger dan akuisisi, maka bidder
akan memperoleh pasar dari yang telah dikuasai oleh perusahaan target. 2. Memperoleh kemudahan danapembiayaan karena kreditor lebih percaya
dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan. Penggabungan usaha merger dan akuisisi, akan menjadikan kondisi keuangan perusahaan lebih
mapan, dalam hal ini adanya peningkatan asset atau sejenisnya. 3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman. Keputusan merger dan
akuisisi yang dilakukan akan menghasilkan karyawan-karyawan yang berpengalaman, di mana karyawan tersebut dapat berasal dari perusahaan
bidder, target, maupun perekrutan karyawan baru yang berpengalaman. 4. Mendapatkan pelanggan yang telah ada tanpa harus merintis lebih awal.
Keputusan Merger dan akuisisi akan menyebabkan perusahaan bidder memperoleh pasar yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan target, sehingga
secara tidak langsung juga akan menguasai pelanggan yang telah ada. Selain keunggulan tersebut, merger dan akuisisi juga memiliki kelemahan,
yaitu sebagai berikut Moin, 2010: 1. Proses integrasi yang tidak mudah
Walaupun pelaksanaan merger dan akuisisi memerlukan waktu yang relatif singkat, namun integrasi dalam pelaksanaan hal tersebut cukup sulit, karena
diperlukannya koordinasi dari pihak-pihak yang berkaitan dengan hal tersebut. 2. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat
Penentuan nilai perusahaan target akan menjadi salah satu penyebab gagalnya merger dan akuisisi itu sendiri. Salah satu penyebabnya adalah adanya
kecenderungan perusahaan target tidak menampilkan terbuka terhadap semua informasi finansial maupun non finansial yang dimiliki.
3. Biaya konsultan dan kooordinasi yang mahal.
4. Meningkatnya kompleksitas birokrasi. Birokrasi akan menghambat jalannya pelaksanaan keputusan Merger dan akuisisi itu sendiri, serta adanya perizinan
yang sulit juga akan semakin menghambat pelaksanaan merger dan akuisisi. 5. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. Keputusan merger dan akuisisi
yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan , kenyataanya selalu bertolak belakang, dimana peningkatan nilai perusahaan hanya dialami oleh
perusahaan target. 6. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Hal ini berkaitan
dengan adanya agency problem, dimana manager melakukan keputusan merger dan akuisisi yang tidak optimal, dalam artian keputusan tersebut
dilakukan hanya untuk mencapai tujuan individu.
Adapun keunggulan keputusan akuisisi untuk perusahaan akuisitor dan yang diakuisisi menurut
Harianto dan Sudomo, 2001, p.643 sebagai berikut:
1. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran perusahaan akuisitor Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan
tidak menjual kepada pihak perusahaan akuisitor. 2.
Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender
offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan 3.
Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak
ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi
Sedangkan kelemahan keputusan akuisisi untuk perusahaan akuisitor dan
yang diakuisisi menurut Harianto dan Sudomo, 2001, p.643
sebagai berikut: 1.
Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga sekitar 67 suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
2. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
2.1.5 Tipe-Tipe Merger dan Akuisisi