2.1.3 Pengertian Perusahaan Akuisitor dan yang Diakuisisi
Selain merger, pengembangan bisnis eksternal yang lain adalah dengan melakukan akuisisi.Akuisisi berasal dari kata acquisitio latin dan acquisition
inggris, makna harafiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatuobjek. Akuisitor adalah perusahaan pengambil alih kepemilikan atau
pengendalian control berupa asset perusahaan yang diakuisisi target firm, sedangkan perusahaan yang diaakuisisi adalah perusahaan yang diambil alih
kepemilikan dan pengendaliannya namun masih tetap ada sebagai badan hukum yang terpisah.
Akuisisi merupakan salah satu bentuk pengambil-alihan. Husnan ,2010.
Akuisisi dapat dibedakan menjadi akuisisi saham dan akuisisi asset.Akuisisi saham merupakan pengambil-alihan atau pembelian saham suatu
perusahaan dengan menggunakan kas, saham atau sekuritas lain. Akuisisi saham biasanya melalui tahap penawaran tender offer oleh para perusahaan penawar
bidder firm kepada para pemegang saham target.Akuisisi ini tidak membutuhkan persetujuan pihak manajemen dan dapat dilakukan meskipun pihak manajemen
tidak menyetujui pembelian saham perusahaan.Oleh karena itu akuisisi ini disebut bentuk pengambil-alihan yang tidak bersahabat hostile takeover. Sedangkan
akuisisi asset dilakukan dengan cara membekukan sebagian aset perusahaan target oleh perusahaan pengakuisisi. Akuisisi jenis ini membutuhkan suara pemegang
saham perusahaan target untuk menyetujui pengambil-alihan perusahaan tersebut Rachmawati dan Tandelilin, 2001.
Birigham dan Houston 2006: 385 menyebutkan adanya motif yang terkait dengan dilakukanya Akuisisi oleh suatu perusahaan, yaitu:
1. Motif ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah
seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai value creation bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang
tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan
untuk mencapai tujuan ini.
Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan
keunggulan kompetitif dalam industri. 2. Motif Sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah
akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.
Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa
sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka
bekerja sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari beberapa sumber 1 Penghematan operasi,
yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi; 2 Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang
lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas; 3 Peningkatan penguasaan pasar akibat berkurangnya persaingan.
3. Motif diversifikasi Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan
melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika
melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti
core competence. Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya
subsidi silang. 4. Motif non-ekonomi
Aktivitas akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat nonekonomi, seperti prestise dan
ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.
Menurut Hartono 2003 dalam Astir 2013 secara umum, perusahaan
melakukan akuisisi dengan tujuan sebagai berikut: 1. Economies of scale. Perusahaan berusaha mencapai skala operasi dengan
biaya rata-rata rendah. Skala ekonomis bukan hanya dalam artian proses produksi saja melainkan juga dalam bidang pemasaran, keuangan, personalia,
dan administrasi. 2. Memperbaiki manajemen. Kurangnya motivasi untuk mencapai laba yang
tinggi serta kurangnya keberanian untuk mengambil resiko sering menyebabkan perusahaan kalah dalam persaingan usaha yang semakin ketat.
Dengan akuisisi perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang benar- benar dapat diandalkan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
3. Penghematan pajak. Penggabungan perusahaan yang tidak pernah memperoleh laba dengan perusahaan yang profitable dapat menyebabkan
pajak yang dibayarkan lebih kecil. 4. Diversifikasi. Melalui akuisisi sinergi pemberagaman bisnis diversifikasi
dapat dilakukan. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi perusahaan dalam
bersaing dengan perusahaan lain. 5. Meningkatkan corporate growth rate. Hal ini dimungkinkan karena
penguasaan jaringan pemasaran yang luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi.
Menurut David 1998 dalam Ardiagarani 2011 dampak keputusan akuisisi pada perusahaan akuisitor dan yang diakuisisi antara lain:
1. Seluruh kewajiban masing-masing perusahaan akan menjadi tanggungan
perusahaan hasil merger atau akuisisi, termasuk kewajiban pembayaran dan penyerahan produk kepada vendor yang masih terhutang.
2. Beban operasional, terutama dalam jangka pendek, akan semakin meningkat sebagai akibat dari proses penggabungan usaha.
3. Perbedaan budaya corporate culture, sistem dan prosedur yang diterapkan di masing masing perusahaan selama ini akan memerlukan penyesuaian
dengan waktu yang relatif lama.
2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi