2. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
2.1.5 Tipe-Tipe Merger dan Akuisisi
Perusahaan dapat memilih beberapa alternatif dari tipe-tipe merger yang ada yaitu merger horizontal, merger vertikal, merger kongenerik, dan merger
konglomerat Husnan, 2010. 1. Merger horizontal, terjadi saat dua perusahaan atau lebih yang memiliki lini
basis yang sama kemudian bergabung menjadi satu. Adapun tujuan dari merger horizontal adalah meningkatkan asset, meningkatkan pangsa pasar
market sinergy dan menekan biaya. Contoh merger ini, yaitu perusahaan elektronik melakukan merger dengan perusahaan elektronik lainnya.
2. Merger vertikal, merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan dimana
perusahaan yang satu bertindak selaku supplier perusahaan lainnya. Contohnya: yaitu perusahaan restoran cepat saji yang merger dengan
perusahaan minyak goreng. 3.
Merger kongenerik, akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan tetapi bukan merupakan produsen dari sebuah produk yang
sama atau perusahaan yang memiliki hubungan pemasok-produsen. Contoh merger ini, yaitu merger antara bank dengan perusahaan leasing.
4. Merger konglomerat adalah merger diantara dua atau lebih perusahaan yang
satu sama lain tidak ada keterkaitan usaha sama sekali. Contoh: perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler
nirkabel. Menurut Sawir 2005 akuisisi sebagai salah satu bentuk kombinasi bisnis
dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu: 1.
Akuisisi Finansial Financial Acquisition Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau
beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial. Kecenderungannya adalah usaha membeli
perusahaan target dengan harga semurah mungkin, untuk menjual kembali
dengan harga jual yang lebih tinggi. Namun demikian apabila transaksi tersebut dilaksanakan antar perusahaan yang berada dalam satu grup bisnis
atau kepemilikan yang sama, maka harga belinya dapat menjadi lebih mahalataupun lebih murah, tergantung pada kepentingan dan keuntungan
yang akan diperoleh pemilik mayoritas perusahaan yang bersangkutan. Motif utama akuisisi tipe ini adalah untuk mengeruk keuntungan sebesar-
besarnya. Seringkali perusahaan target yang menjadi incaran akuisitor adalah perusahaan yang sedang mengalami kemerosotan dan dalam kondisi yang
relatif lemah. Indikasinya adalah adanya beban hutang yang relatif besar, kemacetan pemasaran dan distribusi, harga saham yang semakin melemah di
lantai bursa, kapasitas produksi yang menganggur, dan sebaliknya. 2.
Akuisisi Strategis Strategic Acquisition Akuisisi strategis merupakan suatu akuisisi yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk menciptakan sinergi dengan didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan jangka panjang. Sinergi ini tidak hanya terbatas pada sinergi
keuangan, tetapi juga mencakup sinergi produksi, sinergi distribusi, sinergipengembangan teknologi atau gabungan dari sinergi tersebut.
2.1.6 Return Saham