Gambar 12Hubungan antara penambahan aditif SiO
2
terhadap volume shrinkage dari BaFe
12
O
19
yang disinter pada suhu 800
o
C, 900
o
C,1000 °C, dan 1100 °C Gambar 12 memperlihatkan bahwa nilai volume shrinkage cenderung meningkat
seiring dengan penambahan aditif SiO
2
namun volume shrinkage semakin meningkat dengan kenaikan temperatur sintering. Nilai volume shrinkage mencapai maksimum
32,05 pada penambahan aditif 5 wt SiO
2
dengan suhu sintering 1100°C dan nilai volume shrinkage terendah adalah 31,33 pada komposisi 7wt SiO
2
dengan suhu sintering 1100 °C.
4.2 Analisis XRD X-Ray Difraction
Pengujian selanjutnya adalah XRD. Salah satu uji difraksi sinar-X XRD dilakukan untuk menentukan fasa yang terbentuk setelah serbuk mengalami proses sintering.
Dari data yang akan dihasilkan dapat diprediksi ukuran kristal serbuk dengan bantuan software X- powder dan Match. Ukuran kristalin ditentukan berdasarkan
pelebaran puncak difraksi sinar-X yang muncul. Makin lebar puncak difraksi yang dihasilkan maka makin kecil ukuran kristal serbuk.
Pada Gambar 8 ditunjukkan grafik hasil pengujian XRD BaFe
12
O
19
dengan penambahan aditif SiO
2
6 12
18 24
30 36
800 900
1000 1100
VO LU
ME S
H R
INKA G
E
Temperature Sintering
o
C Milling Time 24 jam
Gambar 8 Grafik Hasil Pengujian XRD BaFe
12
O
19
dengan penambahan aditif SiO
2
Gambar 8 merupakan pola XRD untuk sampel BaFe
12
O
19
murni, SiO
2
murnidan BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
7 wt. Dari Gambar 8 terlihat bahwa penambahan aditif SiO
2
pada suhu sintering 800 - 1100
o
C 2h, tidak mengakibatkan terbentuk suatu fasa baru. Sehingga diketahuibahwa fasa BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
yang terbentuk bersifathard magnetic.Yang berartibahwasifatkemagnetan dari sampel ini lemah.
4.3 Mikrostruktur
Pengujan selanjutnya adalah dengna menggunakan OM Optical Microscope yangberfungsi untuk mengetahui ukuran butir, distribusinya, unsur-unsur yang
terkandung dalam sampel dan mendeteksi keberadaan aditif yang ditambahkan pada BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
. Pada Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11 dan Gambar 12 ditunjukkan hasil
mikroskop optik magnet Barium Hexaferrite BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
.
Gambar 9. Hasil OM dari sampel BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
pada suhu 800
o
C
Gambar 10. Hasil OM dari sampel BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
pada suhu 900
o
C
Gambar 11. Hasil OM dari sampel BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
suhu 1000
o
C
Gambar 12. Hasil OM dari sampel BaFe
12
O
19
dengan aditif SiO
2
suhu 1100
o
C
Dari Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11 dan Gambar 12 merupakan hasil mikroskop optic dari Barium Hexaferritedengan aditif SiO
2
menggunakan metode circle intercepts. Dimana pada metode tersebut terdapat 36 titik butir dengan ukuran
diameter masing-masing tiap butir 0,1 mm. Sehingga diperoleh grainsizedari tiap ukuran butir rata-rata sebesar 15,6. Jika dibandingkan dengan particle sizepowder, nilai
particle sizesetelah sintering mengalami peningkatan dari 9,71 µm menjadi 15,7. Hal ini disebabkan karena terjadinya difusi antar butir sehingga butir-butir tersebut menyatu
dan mengalami pertumbuhan butir yang mengakibatkan nilai particle sizemeningkat dari particle sizeawal.
4.4 Sifat Magnet