2. Tuangkan aquades kira-kira ¾ dari volume gelas beaker, sampel dicelupkan kedalam gelas beaker, kemudian panaskan menggunakan kompor listrik sampai
suhu kira-kira 50 C selama 10 menit.
3. Letakkan penyangga pada neraca digital, kemudian kalibrasi. 4. Celupkan kawat ke dalam aquades pada gelas beaker.
5. Kalibrasi neraca setelah kawat dan tiang penyangga diletakkan diatas neraca. 6. Sampel yang telah dipanaskan ditimbang di dalam gelas beaker yang telah berisi
aquades sebagai massa basah Mb. 7. Mengeringkan sampel yang telah diukur ke dalam oven dengan suhu 75
C selam 12 jam.
8. Menimbang massa sampel di udara dengan menggunakan kawat sebagai massa sampel kering Mk.
9. Menghitung nilai porositasnya.
3.6.3 Susut Bakar
Susut bakar merupakan penyusutan dari sampel sebelum dilakukan sintering dan setelah dilakukan sintering.Penyusutan terjadi karena adanya reaksi pembakaran yaitu
pelepasan CO
2
dan difusi partikel. Langkah kerja untuk menentukan besarnya susut bakar suatu sampel yaitu :
1. Sampel yang telah dicetak diukur diameter cm dan tebal cm dengan menggunakan jangka sorong, sebagai diameter awal d
dan tebal awal t
. 2. Timbang massa sampel g sebagai massa awal m
. 3. Dihitung volumenya cm
3
sebagai volume awal v .
4. Sampel disintering dengan temperatur yang telah ditentukan.
5. Sampel yang telah disinter diukur diameter cm dan tebal cm dengan menggunakan jangka sorong, sebagai diameter sinter d
s
dan tebal sinter t
s
. 6. Timbang massa sampel g sebagai massa sinter m
s
. 7. Dihitung volumenya cm
3
sebagai volume awal v .
3.6.2 Sifat Magnet
Untuk karakterisasi sifat-sifat magnet menggunakan alat Impluse magnetizer, berfungsi untuk memberikan medan magnet luar pada sampel agar memiliki magnet. Setelah itu
di hitung nilai medan magnetnya menggunakan gaussmeter. Dan untuk karakterisasi sifat magnet yang lainnya menggunakan alat permagraph yaitu alat yang dapat
menganalisis sampel dengan output berupa kurva histerisis yang dilengkapi dengan nilai induksi remanensi Br dan gaya koersif Hc. Pada saat pengukuran berlangsung
terjadi proses magnetisasi pada sampel, sehingga sampel akan memiliki sifat magnet setelah pengujian dilakukan.
3.6.2.1 Permagraph
Permagraph merupakan salah satu alat ukur sifat magnet dari berbagai kelompok seperti Alnico, Ferrite atau dari logam tanah jarang. Sifat magnet yang akan diukur oleh
permagraph diantaranya adalah koersifitas Hc, nilai produk maksimum BHmax dan remanensi Br. Untuk permagraph C memiliki perlengkapan dalam pengukuran kurva
histerisis bahan permanen magnet seperti : electronik EF 4-1F, elektromagnet EP 2E kuat medan magnet sampai dengan 1800 kAm = 2.2 Tesla, komputer dan printer.
Hasil yang dapat diperoleh dari permagraph C : otomatis mengukur kurva histerisis magnet permanen B-H curve, dapat menentukan kuantitas magnet seperti
koersifitas, remanensi, nilai produk maksimum, pengukuran dengan surrounding coils untuk menentukan nilai rata-rata magnetik dan pengukuran distribusi kuat medan
magnet permanen dengan pole coils.
3.6.3 Analisa Mikrostruktur 3.6.3.1 XRD X-ray Diffractrometer