Uji Densitas .1 Porositas Karakterisasi Hasil

1100 o C yang ditahan selama 2 jam. Sintering dapat meningkatkan kekuatan sampel karena terjadinya pertumbuhan butiran dan butirbutir tersebut melebur menjadi satu.Sampel yang telah disintering kemudian dimagnetisasi dengan Magnetizer pada tegangan 1000 volt. Langkah-langkah untuk melakukan proses sintering adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan sampel yang akan disintering. 2. Memasukkan sampel ke dalam tungku pembakaran dengan menggunakan bata tahan panas. 3. Memutar saklar pada posisi “ON” untuk menghidupkan tungku. 4. Mengatur suhu pembakaran yang diinginkan dan pada puncaknya ditahan selama 2 jam. 5. Mematikan tungku setelah proses sintering selesai. 6. Mengeluarkan sampel dari tungku pembakaran.

3.5 Magnetisasi

Magnetisasi dilakukan dengan alat yang disebut Magnetizer, fungsinya untuk memberikan medan magnetik pada sampel magnetisasi dengan tegangan 1000 volt.Setelah sampel dimagnetisasi, maka diukurlah besar medan magnet yang dihasilkan dengan menggunakan gaussmeter.

3.6 Karakterisasi Hasil

Setelah semua treatment telah dilakukan maka dilanjutkan dengan karakterisasi. Adapun karakterisasi yang dilakukan adalah densitas, porositas, analisa XRD, OM, PSA, pengukuran fluks density dengan Gausmeter, B-H curve dengan Permagraph . 3.6.1 Uji Densitas 3.6.1.1 Bulk Density Bulk density merupakan densitas sampel yang berdasarkan volume sampel termasuk dengan rongga atau pori. Pengujian Bulk density dilakukan untuk megukur benda padatan yang besar dengan bentuk yang beraturan maupun yang tidak beraturan.Pada pengujian Bulk density menggunakan metode Archimedes. Prosedur kerja untuk menentukan besarnya bulk densitas grcm 3 suatu sampel berbentuk pellet adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan sampel, aquades, gelas beaker, neraca digital dan kawat penimbang sampel di dalam air. 2. Tuangkan aquades kira-kira ¾ dari volume gelas beaker, sampel dicelupkan kedalam gelas beaker, kemudian panaskan menggunakan kompor listrik sampai suhu kira-kira 50 C selama 10 menit. 3. Letakkan penyangga pada neraca digital, kemudian kalibrasi. 4. Celupkan kawat ke dalam aquades pada gelas beaker. 5. Kalibrasi neraca setelah kawat dan tiang penyangga diletakkan diatas neraca. 6. Sampel yang telah dipanaskan ditimbang di dalam gelas beaker yang telah berisi aquades sebagai massa basah Mb. 7. Mengeringkan sampel yang telah diukur ke dalam oven dengan suhu 75 C selam 12 jam. 8. Menimbang massa sampel di udara dengan menggunakan kawat sebagai massa sampel kering Mk. 9. Menghitung nilai bulk density.

3.6.2 Porositas

Porositas didefenisikan sebagai banyaknya lubang atau pori yang terdapat dalam suatu sampel yang telah selesai dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Langkah kerja untuk menentukan besarnya porositas suatu sampel yaitu: 1. Menyiapkan sampel, aquades, gelas beaker, neraca digital dan kawat penimbang sampel di dalam air. 2. Tuangkan aquades kira-kira ¾ dari volume gelas beaker, sampel dicelupkan kedalam gelas beaker, kemudian panaskan menggunakan kompor listrik sampai suhu kira-kira 50 C selama 10 menit. 3. Letakkan penyangga pada neraca digital, kemudian kalibrasi. 4. Celupkan kawat ke dalam aquades pada gelas beaker. 5. Kalibrasi neraca setelah kawat dan tiang penyangga diletakkan diatas neraca. 6. Sampel yang telah dipanaskan ditimbang di dalam gelas beaker yang telah berisi aquades sebagai massa basah Mb. 7. Mengeringkan sampel yang telah diukur ke dalam oven dengan suhu 75 C selam 12 jam. 8. Menimbang massa sampel di udara dengan menggunakan kawat sebagai massa sampel kering Mk. 9. Menghitung nilai porositasnya.

3.6.3 Susut Bakar