miopia berat : -6.00 sd –9.00 dioptri miopia sangat berat : -9.00 dioptri
6,9,11,13,14,15
Pemanjangan bola mata yang biasa terjadi pada penderita miopia terbatas pada kutub posterior, sedang setengah bagian depan bola mata relatif normal. Bola
mata membesar secara nyata dan menonjol kebagian posterior,segmen posterior sklera menipis dan pada keadaan ekstrim dapat menjadi seperempat dari ketebalan
normal
.7,9,10,15
Pada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu bercak atrofi koroid yang berbentuk bulan sabit pada bagian temporal yang berwarna putih keabu-abuan. Dan
kadang-kadang bercak atrofi ini mengelilingi papil yang disebut annular patch. Dijumpai degenerasi dari retina berupa kelompok pigmen yang tidak merata
menyerupai kulit harimau yang disebut fundus tigroid
.7,8,9,15,16,17
Hubungan antara miopia dan kenaikan tekanan bola mata telah banyak menjadi bahan publikasi. Tekanan intraokuli mempunyai peranan penting pada
pertumbuhan dan perkembangan bola mata. Mata mempunyai respon terhadap peningkatan tekanan intraokuli dengan cara bertambahnya ukuran bola mata
terutama diameter aksial dengan akibat berkembangnya suatu miopia.Tekanan bola mata rata-rata pada penderita miopia secara nyata mempunyai tendensi lebih tinggi
dari mata emetrop dan hipermetrop. Prevalensi miopia diantara penderita glaukoma bervariasi,Gorin G menyatakan 38,Huet Jf 25,tetapi Davenport melaporkan
7,4 diantara 1500 penderita glaukoma.Miopia tinggi dapat menjadi predisposisi terhadap glaukoma sudut terbuka.
8,16
Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi berupa ablasio retina, perdarahan vitreous, katarak,perdarahan koroid
.7,8,10,15,16
II.2 HIPERMETROPIA Hipermetropia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang
memasuki mata tanpa akomodasi jatuh pada fokus dibelakang retina
.6,7
Tipe hipermetropia 1. Hipermetropia aksial. Diameter anteroposterior bola mata lebih kecil dari
normal. 2. Hipermetropia kurfatura. Kurfatura dari lensa dan kornea lebih kecil
dari normal. 3. Perubahan indeks bias media refraksi. Penurunan indeks bias media
refraksi dapat juga menyebabkan hipermetropia, misal penderita diabetes mellitus pada saat kadar gula darahnya
rendah
.6,7,10,11,12,13,14,15
Hipermetropia dikenal dalam bentuk
:
Hipermetropia manifes, ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan lensa spheris positif maksimal yang memberikan tajam
penglihatan normal. Hipermetropia manifes terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia yang
didapatkan tanpa sikloplegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata maksimal.
Hipermetropia absolut,dimana kelainan refraksi tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh.
Hipermetropia fakultatif,dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif.
Hipermetropia laten,dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegik diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Makin muda makin besar komponen
hipermetropia laten seseorang. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien
©2003 Digitized by USU digital library
3
dengan akomodasi terus menerus,terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
Hipermetropia total,hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia
.6,7,10,13,15
Contoh pasien hipermetropia : Pasien usia 25 tahun,dengan tajam penglihatan 620
Dikoreksi dengan sferis + 2.00 → 66 Dikoreksi dengan sferis + 2.50 → 66
Dikoreksi dengan sikloplegia,sferis + 5.00 → 66 Maka pasien ini mempunyai :
Hipermetropia absolut sferis + 2.00 Hipermetropia manifes sferis + 2.50
Hipermetropia fakultatif sferis + 0.50 Hipermetropia laten sferis + 2.50
Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan gambaran optic disc kecil,banyak pembuluh darah, batasnya tidak tegas seperti gambaran funduskopi pada
papillitis,sehingga disebut pseudopapillitis
.17,18
II.3 RIGIDITAS OKULER Rigiditas okuler merupakan resistensi bola mata terhadap perubahan volume