METODOLOGI PENELITIAN Perbedaan Rata-Rata Regiditas Okuler Pada Miopia dan Hipermetropia di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. BENTUK PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah bersifat survei analitik cross sectional dengan metode observasi klinik non randomize 23 . III.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di bagian SMF Penyakit Mata RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan bulan Februari – April 2003. III.3. POPULASI DAN SAMPEL Populasi : semua penderita miopia dan hipermetropia yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan selama Februari – April 2003. Sampel : ditentukan dengan metode consecutive sampling 23 . Yaitu semua subyek yang datang sesuai kriteria populasi diatas dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang ditentukan dalam pemilihan sample pada penelitian ini selama periode waktu Februari – April 2003. Kriteria inklusi : • penderita miopia • penderita hipermetropia • bersedia diikut sertakan dalam penelitian Kriteria eksklusi : • penyakit infeksi mata segmen anterior dan atau posterior • glaukoma • kekeruhan media refraksi III.4. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN Snellen chart Trial lens set Slit lamp Opthalmoscope direct Tonometer Schiotz dengan pemberat 5,5 dan 10 Tabel Friedenwald Tetes mata tetrakain HCl 0,5 Tetes mata chloramphenicol 1 Tetes mata tropicamide 0,5 Tetes mata pilokarpin 1 III.5. CARA PENGUMPULAN DATA Terhadap semua subjek penelitian dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : 1. Identitas dicatat pada formulir melipiti : nomor MR, nomor penelitian, nama lengkap,jenis kelamin,umur. 2. Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan. 3. Dilakukan koreksi refraksi yang terbaik 4. Dilakukan pemeriksaan segmen anterior dan posterior dengan memakai slit lamp dan funduskopi direk. 5. Dilakukan pemeriksaan rigiditas okular dengan menggunakan tonometer schiotz dengan pemberat 5,5 dan 10 dan tabel Friedenwald ©2003 Digitized by USU digital library 7 III.6 ANALISIS DATA Setelah data dikumpulkan lalu ditabulasi. Untuk mengetahui perbedaan rigiditas okular pada penderita miopia dan hipermetropia dilakukan uji t-test jika data dari 2 kelompok ini berdistribusi normal,sebaliknya dapat digunakan uji Mannwhitney 23 . III.7. DEFINISI OPERASIONAL Miopia merupakan kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar dengan sumbu bola mata tanpa akomodasi dibias di depan retina. Hipermetropia merupakan kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar dengan sumbu bola mata tanpa akomodasi dibias dibelakang retina. Rigiditas okuler merupakan tahanan bola mata terutama sklera terhadap kemungkinan membesarnya bola mata.

BAB IV HASIL PENELITIAN