Kepadatan Spora HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungi mikoriza membantu penyerapan air dan hara terutama fosfor. Tingkat kolonisasi diatur oleh fosfor dan nitrogen. Tanah yang kurang subur, kolonisasi akan maksimal terutama bila pada tanah tersebut tersedia fosfor. Pada tanah yang unsur fosfor sedikit maka mikoriza akan bekerja maksimal. Kolonisasi mikoriza menurun seiring dengan meningkatnya kesuburan tanah Delvian, 2003. Miselium mikoriza dapat menyerap hara terutama fosfor melalui enzim Pospatase. Adanya enzim ini ion-ion fosfor yang terikat kuat pada mineral tanah seperti aluminium dapat diuraikan sehingga fosfor lebih tersedia di tanah dan dapat diserap oleh tanaman Daniels, 1984. Unsur hara yang lain juga mempengaruhi pertumbuhan mikoriza. Tingkat nitrogen tanah yang tinggi berpengaruh negatif terhadap pembentukan dan perangsangan pertumbuhan fungi mikoriza, pengaruh nitrogen terhadap fungi mikoriza juga dipengaruh kuat oleh ketersediaan fosfor rendah atau tinggi didalam tanah. Pemupukan nitrogen dapat mengurangi infeksi mikoriza, namun pada tingkat fosfor yang sedang didalam tanah penambahan nitrogen meningkatkan infeksi fungi mikoriza Safir dan Duniway 1982.

4.2 Kepadatan Spora

Hasil pengamatan menunjukkan kepadatan spora meningkat sejalan dengan menurunnya salinitas tanah meskipun pada petak terakhir terjadi penurunan jumlah spora yang diperoleh. Jumlah spora terendah ditemukan pada petak 1 17 spora dan tertinggi pada petak ukur 5 59 spora, sedangkan pada petak 6 47 Universitas Sumatera Utara spora. Data pengamatan spora jumlah spora per 50 gram tanah dan hubungannya dengan tingkat salinitas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah tipe spora berdasarkan tingkat salinitas tanah Petak ukur Salinitas S.m -1 Jumlah spora 1 2 3 4 5 6 7,5 x 10 -5 6,5 x 10 -5 6,5 x 10 -5 5,5 x 10 -5 3,5 x 10 -5 3,5 x 10 -5 17 28 41 54 59 47 Dari data yang diperoleh ternyata pada petak 5 jumlah spora lebih tinggi daripada petak 6. Adanya perbedaan ini diduga pada petak ukur 6 spora belum banyak bersporulasi dan ada kecenderungan dipengaruhi oleh musim curah hujan. Keanekaragaman dan kepadatan spora fungi mikoriza selalu berubah dengan perubahan waktu pengamatan, jenis inang dan tingkat salinitas. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman fungi mikoriza dipengaruhi oleh faktor perubahan musim seperti curah hujan dan tanaman inang Siguenza et al., 1996. Hasil pengamatan isolasi spora di lapangan berdasarkan gradien salinitas ditemukan 3 jenis spora, pada petak ukur terdepan dari garis pantai dijumpai jenis dan jumlah spora yang sedikit. Hal ini diduga dipengaruhi oleh tingginya tingkat salinitas, artinya tingginya salinitas tanah berpengaruh negatif terhadap kepadatan populasi spora. Menurut Junifer dan Abbot 1993 salinitas tanah mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas fungi mikoriza. Universitas Sumatera Utara Hasil identifikasi menunjukkan ada 3 genus mikoriza yang berkembang pada lahan pasir pantai Pulau Pandang yaitu Glomus, Acaulospora, dan Gigaspora Tabel 5. Identifikasi dilakukan berdasarkan perbedaan ciri, karakteristik morfologi bentuk ketebalan dinding sel, ada tidaknya sublending hifa, kehalusan permukaan dan reaksi spora terhadap Melzers. Tabel 5. Jumlah spora dari lapangan Petak ukur Glomus Acaulospora Gigaspora 1 2 3 4 5 6 17 26 39 52 55 44 - 1 1 2 3 2 - 1 1 - 1 1 Sebaran anggota genus Glomus merata pada setiap petak ukur. Kepadatan populasi spora makin meningkat sejalan dengan berkurangnya tingkat salinitas tanah. Genus Glomus memiliki kepadatan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Glomus bersifat adaptif dan menunjukkan toleransi yang tinggi pada ekosistem pantai yang berpasir. Studi keanekaragaman fungi mikoriza pada tanah salin telah banyak dilakukan oleh peneliti, juga menunjukkan bahwa Glomus adalah jenis dengan jumlah spora yang dominan Siradz, 2007; Delvian, 2003; Koske dan Tews, 1987. Menurut Moreira 2007 jenis Glomus menunjukkan toleransi yang tinggi pada semua habitat di alam, karena jenis Glomus ditemui dalam jumlah yang besar pada beberapa ekosistem. Nilai kepadatan spora yang diisolasi dari contoh tanah di lapangan hubungannya dengan tingkat salinitas tanah ditampilkan Universitas Sumatera Utara pada Gambar 3, dari gambar tersebut tampak bahwa kepadatan spora meningkat sejalan dengan menurunnya salinitas tanah. 17 28 41 54 59 47 7.5 6.5 6.5 5.5 3.5 3.5 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 Petak ukur K e pa d a ta n s po ra p e r 5 0 g t a na h Kepadatan spora per 50 g tanah Salinitas tanah S.m-1 Gambar 3. Kepadatan spora dari lapangan dan hubungannya dengan salinitas tanah. Hasil pengamatan dari pemerangkapan trapping menunjukkan bahwa kepadatan populasi spora sangat meningkat dibandingkan dengan populasi spora di lapangan, disebabkan karena fungi mikoriza yang diisolasi di lapangan telah berasosiasi dengan Pueraria javanica sebagai tanaman inangnya. Hal ini menunjukkan bahwa fungi mikoriza yang pada saat diisolasi di lapangan diduga belum bersporulasi sehingga dengan dilakukan pemerangkapan memberikan kesempatan propagul fungi mikoriza yang masih dorman untuk tumbuh dan berkembang membentuk spora, sehingga keanekaragaman dan jumlah fungi mikoriza dijumpai lebih banyak dan mendapatkan data yang akurat. Hasilnya dapat dilihat Universitas Sumatera Utara pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah spora hasil pemerangkapan trapping Petak ukur Glomus Acaulospora Gigaspora 1 26 - - 2 32 1 1 3 64 3 2 4 87 3 2 5 99 4 2 6 95 4 3 Data hasil pemerangkapan trapping juga menunjukkan bahwa jenis spora didominasi oleh Glomus. Hal ini menunjukkan bahwa jenis Glomus adalah jenis yang dominan pada Hutan Pantai Pulau Pandang. Tingkat salinitas tanah juga mempengaruhi jumlah jenis spora fungi mikoriza yang ditemukan Gambar 4. Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa jumlah spora hasil trapping sangat meningkat dibandingkan dengan jumlah spora hasil isolasi dari lapangan Gambar 3. Kepadatan populasi spora juga makin meningkat sejalan dengan menurunnya salinitas tanah dan meningkatnya jarak dari garis pantai kearah pedalaman. Kim dan Weber 1985 menyimpulkan bahwa kepadatan spora fungi mikoriza berhubungan erat dengan salinitas tanah, kepadatan spora fungi mikoriza akan menurun sejalan dengan peningkatan salinitas tanah. Hal ini karena fungi mikoriza berhubungan erat dengan tanaman inang. Fungi mikoriza dalam simbiosisnya sangat tergantung pada nutrisi dari karbohidrat hasil fotosintesis tanaman inang, Pengaruh salinitas terhadap fotosintesis menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi osmotik dari cairan daun, potensial air dan pembukaan stomata Gale et al., 1967. Aktivitas fotosintesis tanaman akan mempengaruhi nutrisi karbohidrat pada akarnya yang akhirnya akan mempengaruhi pembentukan Universitas Sumatera Utara dan perkembangan fungi mikoriza yang terdapat pada perakaran tanaman. Thomson et al., 1990. 26 34 69 92 105 102 7.5 6.5 6.5 5.5 3.5 3.5 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 Petak ukur K e pa d a ta n s po ra p e r 5 0 g t a na h Kepadatan spora per 50 g tanah Salinitas tanah S.m-1 Gambar 4. Kepadatan spora hasil trapping dan hubungannya dengan salinitas Hasil penghitungan Frekuensi mutlak FM dan Frekuensi relatif FR jenis spora fungi mikoriza di lapangan dan trapping menunjukkan peran yang hampir sama, seperti yang tampak pada Tabel 7 dan 8. Dari data ini dapat dilihat bahwa spora fungi mikoriza jenis Glomus mempunyai FM dan FR tertinggi, begitu juga dengan hasil data yang diperoleh dari hasil trapping. Tingginya jumlah Glomus yang ditemukan diduga karena jenis Glomus lebih banyak daripada jenis spora lainnya. Dari 172 jenis fungi mikoriza yang sudah diidentifikasi diketahui Glomus adalah jenis yang paling dominan sehingga berpengaruh terhadap sebarannya di alam INVAM, 2009. Tabel 7. Nilai frekuensi mutlak FM- dan frekuensi relatif FR - kehadiran suatu jenis fungi mikoriza pada setiap petak ukur di lapangan Petak ukur Jenis spora 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara FM FR FM FR FM FR FM FR FM FR FM FR Glomus Acaulospora Gigaspora 100 73 0 0 0 0 93 11,2 4 11,1 4 25 95 16,7 2 11,1 2 25 96 22,3 4 22,2 0 0 93 23,6 5 33,3 2 25 94 18,9 4 22,2 2 25 Tabel 8. Nilai frekuensi mutlak FM- dan frekuensi relatif FR - kehadiran suatu jenis fungi mikoriza pada hasil trapping Petak ukur 1 2 3 4 5 6 Jenis spora FM FR FM FR FM FR FM FR FM FR FM FR Glomus Acaulospora Gigaspora 100 6,5 0 0 0 0 94 7,9 3 6,7 3 10 93 15,9 4 20 3 20 95 21,6 3 20 2 20 94 24,6 4 26,7 2 20 93 23,6 4 26,7 3 30 berapa tipe spora fungi mikoriza dan deskripsinya dalam contoh tanah dari isolasi di lapangan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik spora yang ditemukan di lapangan No Tipe Spora Karakteristik Morfologi Reaksi dengan Melzer’s 1 Glomus sp -1 Spora bulat, berwarna merah tua kecoklatan dan permukaan spora halus Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 2 Glomus sp -2 Spora bulat, berwarna kuning kemerahan, berdinding tebal Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s Universitas Sumatera Utara 3 Gigaspora sp -1 Gigaspora sp -1 Spora bulat, berwarna coklat, permukaanya halus dan berdinding tebal, mempunyai bulbus suspensor bs Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 4 Glomus sp Glomus sp -3 Spora bulat, berwarna kuning kecoklatan, permukaannya halus dan berdinding tebal Bereaksi dengan pewarna Melzer’s terjadi perubahan dari warna kuning menjadi kemerahan 5 Glomus sp - 4 Spora bulat agak lonjong, berwarna coklat kemerahan dan berdinding tebal Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 6 Glomus sp -5 Spora bulat, berwarna kuning, lapisan terluar mudah pecah Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s bs Universitas Sumatera Utara 7 Glomus sp - 6 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan Bereaksi dengan pewarna Melzers, sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap 8 Acaulospora sp -1 Spora bulat, berwarna kuning kemerahan permukaannya halus. Bereaksi dengan pewarna Melzer’s terjadi perubahan warna dari kuning menjadi coklat kemerahan 9 Acaulospora sp -2 Spora bulat, berwarna kuning kemerahan, permukaannya halus Bereaksi dengan pewarna Melzer’s terjadi perubahan warna dari kuning menjadi coklat kemerahan 10 Glomus sp -7 Spora bulat, berwarna kuning kemerahan, permukaan halus Bereaksi dengan pewarna Melzer’s warna berubah dari kuning kemerahan Spora bulat, berwarna coklat kehitaman, permukaan kulit halus Bereaksi dengan pewarna Melzer’s, sehingga pada Universitas Sumatera Utara 11 Acaulospora sp - 3 Acaulospora sp -3 dan berlapis-lapis bagian dalam spora berwarna lebih gelap Beberapa tipe spora fungi mikoriza dan deskripsinya dalam contoh tanah dari hasil trapping dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik spora yang ditemukan dari trapping No Tipe Spora Karakteristik Morfologi Reaksi dengan Melzer’s 1 Glomus sp - 5 Spora bulat, berwarna kuning kecoklatan, dinding sel spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s terjadi perubahan warna dari kuning menjadi agak coklat 2 Glomus sp - 9 Glomus sp-9 Spora agak lonjong, berwarna kuning, lapisan terluar mudah pecah Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 3 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan Bereaksi dengan pewarna Melzer’s warna berubah dari coklat kemerahan Universitas Sumatera Utara Acaulospora sp -4 4 Glomus sp - 10 Spora agak lonjong, berwarna coklat kemerahan Bereaksi dengan pewarna Melzer’s 5 Glomus sp - 3 Spora bulat, berwarna kuning kecoklatan, dinding sel spora mudah pecah Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 6 Glomus sp - 12 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan Bereaksi dengan pewarna Melzer’s warna berubah dari coklat kemerahan 7 Glomus sp - 13 Spora bulat, berwarna coklat tembaga, permukaan spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap Universitas Sumatera Utara 8 Glomus sp - 14 Spora bulat, berwarna kuning keemasan Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s 9 Glomus sp - 15 Spora bulat, berwarna coklat kehitaman Bereaksi dengan pewarna Melzer’s warna berubah dari coklat kehitaman 10 Glomus sp - 16 Spora bulat, berwarna coklat tembaga, permukaan spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s sehingga peada bagian dalam spora berwarna agak gelap 11 Glomus sp - 17 Spora bulat, berwarna kuning tembaga, permukaan spora mudah pecah Tidak bereaksi dengan pewarna Melzer’s, Spora bulat, berwarna coklat kemerahan, Bereaksi dengan pewarna Universitas Sumatera Utara 12 Acaulospora sp -5 permukaan spora mudah pecah Melzer’s sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap 13 Acaulospora sp - 6 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan, permukaan spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap 14 Glomus sp -18 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan, permukaan spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap 15 Gigaspora sp -2 Spora bulat, berwarna agak ke coklatan, mempunyai bulbus suspensor bs Bereaksi dengan pewarna Melzer’s sehingga pada bagian dalam spora berwarna agak gelap bs Universitas Sumatera Utara 16 Glomus sp -19 Spora bulat, berwarna coklat kemerahan, permukaan spora mudah pecah Bereaksi dengan pewarna Melzer’s Universitas Sumatera Utara

4.3 Persentase kolonisasi akar