e. Sosial Budaya
Sosial budaya kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Dan sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan sesorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Hendra, 2008 dalam Mawarni, 2008.
2.15 Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas Notoatmodjo, 2007.
2.16 Sikap 2.16.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
bisa di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam
kehidupan sehari-hari. Notoatmodjo, 2007
2.16.2 Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek,
Universitas Sumatera Utara
kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak. Komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosional memegang peranan penting Mawarni, 2008.
2.17.3 Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo 2007 menjelaskan bahwa seperti halnya dengan pengatahuan, sikap ini juga memiliki beberapa tingkatan yaitu:
1. Menerima receiving diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatiakan
stimulus yang diberikan objek. 2.
Merespon responding yang berarti memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. 3.
Menghargai valuing yang berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab responsible yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.17 Pemakaian Tindakan
Selain dari pengetahuan dan sikap ternyata pemakaian merupakan hal penting dalam perubahan perilaku seseorang. Tindakan adalah aturan yang dilakukan untuk
mengatasi sesuatu atau perbuatan, Adanya hubungan erat sikap dan tindakan didukung oleh pengertian yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk
bertindak. Tindakan akan tampak menjadi konsisten dengan sikap individu sama dengan
Universitas Sumatera Utara
sikap keluarga dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya. Ada beberapa tingkatan dari tindakan yaitu persepsi, mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama, respon, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar atau sesuai dengan contoh
merupakan indikator praktek tingkat kedua. Mekanisme apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Adaptasi suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah
dimodifikasikanya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau
disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktik practice kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan overt behaviour. Oleh sebab itu indikator praktik
kesehatan ini juga mencakup beberapa hal, tindakan sehubungan dengan penyakit, tindakan pemeriksaan dan peningkatan kesehatan, tindakan kesehatan lingkungan
Notoamodjo, 2007.
2.18 Kerangka Konsep