Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Keluarga Berencana

pasangan usia subur dibandingkan dengan alat kontrasepsi PIL dan Suntik. Dinkes Langkat, 2006. Pelaksanaan program KB di Kecamatan Padang Tualang akseptor KB yang menggunakan metode kontrasepsi PIL 36,28, suntik 27,29, IUD 15,64, implant 8,78, MOPMOW 10,65, kondom 1,36 Dinas Kesehatan Langkat, 2006. Dari data di atas masih banyak ditemukan pasangan usia subur yang tidak ikut kontrasepsi mantap dan pada survei pendahuluan di Desa Tebing Tanjung Selamat pada tahun 2006 masih ditemukan akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi Pil 51,64, Suntik 28,17, implant 5,23, IUD 1,95, MOW 6,38, MOP 0,71, kondom 2,92 dari hasil survei pendahuluan akseptor tidak menggunakan kontap dengan alasan masih ada anggapan bahwa kontrasepsi mantap dapat merugikan hubungan seksual dan rasa takut bila akan dioperasi karena kurangnya pengetahuan dan sumber informasi akseptor tentang kontrasepsi mantap. Melihat kondisi dan permasalahan di atas, dilakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap akseptor KB dengan pemakaian alat kontrasepsi mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB tentang pemakaian alat kontrasepsi mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009. 2. Untuk mengetahui sikap akseptor KB tentang pemakaian alat kontrasepsi mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009. 3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan akseptor KB dengan pemakaian alat kontrasepsi mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009. 4. Untuk mengetahui hubungan sikap akseptor KB dengan pemakaian alat kontrasepsi mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kabupaten Langkat Tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak pelaksana dan pengelola pelayanan kontrasepsi agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efesien, memberikan informasi yang adekuat dan akurat mengenai pengetahuan, sikap akseptor KB dengan pemakai alat kontrasepsi mantap. 2. Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam melaksanakan penyuluhan dalam bidang kesehatan kepada masyarakat tentang menggunakan alat kontrasepsi yang Universitas Sumatera Utara dianggap aman dan dapat merubah perilaku pasangan usia subur untuk ikut sebagai akseptor kontrasepsi mantap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana

Sejak dicanangkan dan digalakan secara nasional oleh presiden RI ke-2 Soeharto pada tahun 1970, hingga kini program Keluarga Berencana KB masih dipahami secara sempit oleh masyarakat sehingga tujuan akhir KB yaitu membentuk keluarga bahagia dan sejahtera belum benar-benar terwujud. Secara umum, masyarakat memahami KB sebagai program pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui perencanaan kelahiran dan jumlah anak. Dengan perkembangan waktu visi dan misi program Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi telah mengalami reposisi dari Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera menjadi keluarga berkualitas 2015. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN telah membuat paradigma baru dalam mengembangkan program KB. Paradigma ini menegaskan terintegrasinya program KB dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang sesuai dengan hasil International Conference on Population and Development ICPD di Kairo, Mesir pada tahun 1994. Dalam ICPD 1994, secara tegas dinyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi adalah bagian dari hak-hak reproduksi yang paling pokok adalah hak individu dan pasangan untuk menentukan kapan akan melahirkan, berapa jumlah anak dan jarak anak yang akan dilahirkan, serta memilih sendiri upaya mewujudkan hak-hak tersebut Trianto, 2008. Mewujudkan usaha Program Keluarga Berencana KB Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk. Kontribusi program KB Universitas Sumatera Utara Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making Pregnancy Safer MPS. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi yang utama adalah pelayanan KB, sebab setiap orang atau pasangan yang telah mendapat informasi dan pelayanan KB dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilannya dan jarak kehamilan serta jumlah anak Saifuddin, 2000. KB membantu pasangan untuk memilih apakah ingin mempunyai anak atau menentukan jumlah anak yang mereka inginkan. Pilihan itu tergantung pada pengaruh sosial, budaya dan psikologi yang rumit. Pilihan itu bisa merupakan kontrasepsi untuk pria dan wanita. pasangan harus mengetahui metode yang ada, agar keputusan bisa diambil dengan hati-hati. Tidak sulit memilih, jika keduanya mempunyai pengetahuan tentang bagaimana efisiennya metode yang terpilih untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan Saifuddin, 2000.

2.2 Akseptor KB Akseptor KB peserta keluarga berencana adalah pasangan usia subur yang mana

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012

3 38 80

Prospek Pengembangan Komoditi Rambutan Di Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Desa Tanjung Putus dan Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat Propinsi Sumatera Utara)

1 48 119

Respon Masyarakat Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Terhadap Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat oleh PMI Cabang Langkat

2 39 126

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pus Akseptor Kontrasepsi Non Hormoal Tentang Kontrasepsi Hormonal Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

2 36 56

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 14

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 17

PENDAHULUAN Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 2 9

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 14

PERSEPSI, SIKAP, DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP KB KONTRASEPSI MANTAP (Penelitian Komparasi pada Suami Akseptor KB Kontap dan Suami Bukan Akseptor KB Kontap di Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang).

1 5 188

Peran istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat kecamatan Padang Tualang kabupaten Langkat Repository UIN Sumatera Utara

2 17 76