Pelayanan Kontrasepsi Mantap Pelayanan kontrasepsi terdiri dari 2 antara lain : Indikasi Medis adalah penyakit yang berat dan kronis seperti jantung, ginjal, paru-

karena merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam keluarga tersebut. penelitian yang dilakukan pada tahun 1990 menunjukkan bahwa 40 wanita yang dilakukan sterilisasi adalah alasan ekonomi Depkes RI, 1997.

2.9 Efek samping danatau Komplikasi

Kontap merupakan cara KB yang paling aman, karena tidak bersifat hormonal, sehingga tidak memiliki efek samping sistemik. Kontap juga tidak menempatkan benda asing seperti AKDR Kecuali cincin Falop yang relatif sangat kecil sehingga risiko Penyakit Radang Panggul praktis tidak meningkat, dan komplikasi yang terjadi pada dasarnya dapat dibagi dua yakni komplikasi akibat anastesi dan tindakan operasi. Siswosudarmo dkk, 2007.

2.10 Pelayanan Kontrasepsi Mantap Pelayanan kontrasepsi terdiri dari 2 antara lain :

2.10.1 Kontrasepsi mantap pada wanita tubektomi Adalah suatu cara KB dengan melakukan pembedahan dengan memotong dan mengambil saluran telur atau membuat buntu saluran dengan mengikatnya sehingga tidak terjadi pembuahan atau ovulasi, dan dapat dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun swasta.

1. Cara Kontrasepsi Tubektomi

Dilaksanakan melalui tindakan operasi kecil melalui rongga perut atau vagina dengan cara mengikat dan memotong saluran telur tuba pada istri. Karena dengan demikian telur dari ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim sehingga tidak terjadi pembuahan. Dan operasi ini hanya berlangsung sekitar 20-30 menit, pasien tak perlu Universitas Sumatera Utara dirawat, hanya memerlukan pengawasan beberapa jam sekitar 6 jam setelah operasi dan pasien boleh pulang hari itu juga. Dengan tubektomi, hubungan suami istri tidak terganggu, fungsi haid, berlangsung seperti sediakala, dan kesehatan fisik, mental, maupun emosi tidak terganggu. Tubektomi dapat dilakukan pada pacsa persalinan, pacsa keguguran dan masa interval. Pada masa persalinan sebaiknya tindakan dilaksanakan dalam jangka waktu 24 jam atau selambat-lambatnya 48 jam setelah melahirkan.

2. Keunggulan Tubektomi

Keunggulan yang utama adalah bahwa tubektomi merupakan suatu cara KB yang paling efektif dibandingkan seluruh cara yang tersedia. Keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan dan merupakan cara KB jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan ulang, artinya cukup sekali dikerjakan.

3. Indikasi dan Kontraindikasi

Dengan sifatnya yang permanen, tubektomi hanya cocok untuk pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. Secara lebih luas indikasi sterilisasi dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:

a. Indikasi Medis adalah penyakit yang berat dan kronis seperti jantung, ginjal, paru-

paru, dan penyakit kronis lainnya. Sudah barang tentu tidak semua penyakit tersebut merupakan indikasi tetapi hanya yang membahayakan keselamatan ibu kalau ia mengandung merupakan indikasi untuk sterlisasi. b. Indikasi Obstetri adalah keadaan dimana risiko kehamilan berikutnya meningkat meskipun secara medis tidak menunjukan kelainan apa-apa, termasuk dalam indikasi obstetrik antara lain : multiparitas banyak anak apalagi pada usia relatif lanjut . Universitas Sumatera Utara c. Indikasi Genetik adalah penyakit herediter yang membahayakan kesehatan dan keselamatan bayi dan anak.

d. Indikasi Kontrasepsi adalah indikasi yang murni ingin menghentikanmengakhiri

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012

3 38 80

Prospek Pengembangan Komoditi Rambutan Di Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Desa Tanjung Putus dan Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat Propinsi Sumatera Utara)

1 48 119

Respon Masyarakat Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Terhadap Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat oleh PMI Cabang Langkat

2 39 126

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pus Akseptor Kontrasepsi Non Hormoal Tentang Kontrasepsi Hormonal Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

2 36 56

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 14

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 17

PENDAHULUAN Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 2 9

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 14

PERSEPSI, SIKAP, DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP KB KONTRASEPSI MANTAP (Penelitian Komparasi pada Suami Akseptor KB Kontap dan Suami Bukan Akseptor KB Kontap di Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang).

1 5 188

Peran istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat kecamatan Padang Tualang kabupaten Langkat Repository UIN Sumatera Utara

2 17 76