Konsep budaya dalam Perawatan postpartum

menyusui sebelum benar-benar diketahui tidak ada trauma kapitis. Pada hari ketiga atau keempat bayi tersebut baru diperbolehkan untuk menyusui bila tidak ada kontra indikasi. Perawatan mammae harus sudah dilakukan sejak kehamilan, areola mamma dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak mudah lecet dan pecah-pecah, sebelum menyusui mamma harus dibikin lemas dengan melakukan massage secara menyuluruh. Setelah areola mamma dan putting susu dibersihkan, barulah bayi disusui Prawirohardjo C, 2002. Dianjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur Saleha, 2009.

B. Konsep budaya dalam Perawatan postpartum

1. Definisi Budaya. Budaya berasal dari sangskerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi”atau “akal” semua hal-hal yang berkaitan dengan akal. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat Syafrudin, 2009. Universitas Sumatera Utara Kebudayaan adalah sebuah konsep yang defininya sangat beragam. Kebudayan umumnya digunakan untuk seni rupa, sastra, filsafat, ilmu alam, dan music, yang menunjukkan semakin besarnya kesadaran bahwa seni dan lmu pengetahuan dibentuk oleh lingkungan Usman, 2003. Variasi biasa terlihat diantara kultur. Variasi eksis dengan kultur. Variasi ini sering berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan pendidikan. Efek dari perbedaan kultur dan individual pada perawatan kesehatan. Persalinan merupakan tantangan bagi perawat untuk mengevaluasi kembali harapan tentang pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengetahui isu-isu dari berbagai macam-macam kultur dalam memberikan pelayanan kesehatan serta meletakkan perhatian pada kompetensi kultural berupa keterampilan dan pengetahuan penting untuk memahami dan mengapresiasikan perbedaan kultur dan dapat mengaplikasikan keterampilan praktek klinik Arlene Gloria, 2001. 2. Aspek Budaya Dalam Perawatan Masa Nifas Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu nifas Syafrudin, 2009. Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan disamping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak Universitas Sumatera Utara melakukan kebiasaanadat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas syafrudin. 2009. Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing syafrudin, 2009. Pada masyarakat Maluku, pantangan makanan pada masa nifas yaitu terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih, nenas, mangga tidak bagus untuk rahim Syafrudin, 2009. Dari berbagai adat istiadat terlihat bahwa, upacara, penanganan bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas berbeda-beda setiap wilayah dan menjadi gambaran penting bagi bidan yang bertugas di wilayah seluruh indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan sosial kemasyarakat sangat penting dipahami oleh seorang bidan dalam menjalankan tugasnya. Karena bidan sebagai petugas kesehatan yang berada digaris depan dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan latar belakang agama, budaya, pendidikan dan adat istiadat yang berbeda. pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah prilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berprilaku sehat Syafrudin, 2009. Universitas Sumatera Utara

C. Penelitian Fenomologi