Penelitian Fenomologi TINJAUAN PUSTAKA

C. Penelitian Fenomologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang Husserl Linkoln Guba, 1985 dalam Moleong, 2005. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang Lincoln Guba, 1985, dalam moleong, 2005. Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan fenomologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena fenomenologi deskriptif dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut fenomenologi interpretif. Tujuan dari penelitan adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu: 1 ruang kehidupan, 2 kehidupan tubuh memenuhi kebutuhan batiniah, 3 usia kesementaraan, 4 kehidupan hubungan manusia hubungan Polit, et al 2001. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai dalam penelitian kualitatif. fenomenologi memiliki riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berfikir yang menekankan Universitas Sumatera Utara pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi- interpretasi duni Linkoln Guba, 1985, dalam Moleong, 2005. Beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti fenomenologi yaitu: 1 fenomenologi cendrung mempertentangkan dengan ‘naturalisme’ yaitu yang disebut objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, 2 secara pasti. Fenomenologi cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang oleh Husserl disebut ‘Evidenz’ yang merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu, 3 fenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya Linkoln Guba, 1985, dalam Moleong, 2005. Fenomenologi percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia perwujudan adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia Polit, et al, 2001. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu Moleong, 2005. Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang sedang diteliti, yang ditekankan oleh kaum fenomenologi ialah aspek subjektif dari prilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia Universitas Sumatera Utara konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari- hari Linkoln Guba, 1985, dalam Moleong, 2005. Pandangan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh, tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan Polit, et al, 2001. Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian fenomenologi deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu: 1 menggolongkan data, yang berarti proses mengidentifikasi dan memegang praduga kepercayaan dan pendapat yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti, 2 Intuisi, yang terbentuk ketika peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang yang pernah mengalaminya, 3 Analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengkategorikan, dan membuat pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena, 4 Menggambarkan, yaitu tahap menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena Polit, et al, 2001. Universitas Sumatera Utara

D. Tingkat Keabsahan Data