Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah dilakukan dengan cara wawancara terhadap ibu-ibu yang mengalami masa nifas.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian adalah Ibu yang sedang melalui masa nifas selama 20 sampai 40 hari. umur responden berada pada umur 26 sampai 36 tahun. dan semua partisipan beragama Islam. Mayoritas responden bekerja sebagai pedagang, ibu rumah tangga sebanyak 1 orang dan PNS sebanyak 1 orang. Selama melalui masa nifasnya, semua partisipan tinggal dan dirawat oleh orang tua kandungnya, satu orang partisipan pernah mendapatkan penyuluhan tentang perawatan masa nifas dari klinik. tiga orang partisipan mayoritas mempunyai dua orang anak, dan seorang partisipan mempunyai empat orang anak. Dua partisipan pendidikan terakhirnya SMP, seorang partisipan pendidikan terakhirnya SMU, satu partisipan pendidikan berpendidikan terakhirnya perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 data demografi partisipan No. Karakteristik Jumlah 1. Usia Ibu 26-30 tahun 31-36 tahun 3 1 2. Agama Islam 4 3. Pendidikan SMP SMU Perguruan Tinggi 2 1 1 4. Pekerjaan IRT Pedagang PNS 1 2 1 5. Paritas 2 4 3 1

2. PENGALAMAN IBU SELAMA MASA NIFAS MENURUT ADAT ACEH

Berdasarkan hasil wawancara pada 4 partisipan yang mempunyai pengalaman langsung masa nifas. Peneliti menemukan hal-hal yang menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat Aceh dalam melakukan perawatan selama masa nifas yaitu mandi, membersihkan vagina, pemakaian pilis, pemakaian parem, tuum mata, kusuk, kemudian pemakaian gurita, minum jamu, sale, pemakaian batu hangat. Dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mandi Setelah melahirkan kemudian pulang kerumah. Mayoritas semua partisipan langsung melakukan kebersihan diri yaitu dengan cara mandi. Mandi dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara menghilangkan kotoran setelah proses persalinan. Dengan memakai air hangat. Berikut pernyataannya: Saya melahirkan di kilnik, satu hari setelah melahirkan saya pulang ke rumah. Di rumah saya tidak mandi langsung. saya tunggu dulu sehari di rumah.saya mandi air hangat. pa.l4. Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama mama pb.l4 Setelah melahirkan saya kembali dari klinik tempat saya bersalin setelah itu saya pulang ke rumah, kemudian saya mandi. pcl3 Saya dirumah langsung dimandikan dengan air hangat supaya badan saya kembali segar pd.l4 2. Membersihkan vagina Dua orang partisipan membersihkan vagina dilakukan dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan memakai betadin. Dan ini sangat berguna untuk membersihkan darah kotor setelah proses persalinan. Berikut penyataannya: Hari pertama sich tidak, hari ke dua ada memakai air daun sirih di ceboin pb.l9 di taruk betadin di tempat kemaluan, gunanya supaya tidak infeksi kemaluan. PA.l7 3. Pemakaian pilis Semua partisipan menggunakan pilis. Dioleskan di dahi setelah mandi. Pilis ini adalah ramuan yang telah diracik dan dijual di pasar. Gunanya supaya tidak pusing Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan: Saya pakai sampai 25 hari bila dipakai 30 hari juga tidak apa-apa berhubung banyak kegunaan pilis itu. Biar tidak pusing dan biar tidak cepat kabur pa.l0 Universitas Sumatera Utara Saya dipakaikan pilis, didahi pilis itu dicampurkan dengan air pb.l13 Setelah mandi pagi, setelah sarapan pagi dan minum, kemudian memakai pilis dan param ke seluruh tubuh. pc.l22 Setelah saya mandi, saya dioleskan Pilis supaya tidak pusing sejenis jamu. pd.l9 4. Pemakaian parem Semua partisipan mayoritas menggunakan parem setelah mandi. Pada seluruh bagian tubuh. parem ini di gunakan dengan cara di oleskan ke seluruh tubuh. Parem ini dapat diperoleh dari pasar. Berikut kutipan wawancara dari beberapa partisipan : Setelah mandi di taruk pilis di dahi, param di badan. pa.l6 Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama mama. Kemudian diberikan param di badan, pilis. pb.l4 Saya dipakaikan param di oles seluruh tubuh saya, kemudian dipanasin mata saya. pc.l10 Setelah saya mandi, saya dioleskan Pilis supaya tidak pusing sejenis jamu. Kemudian param di oleskan ke seluruh tubuh. Pilis khusus bersalin yang bisa didapat dari toko. pd.l10 5. Tuum mata Tiga orang partisipan melakukan Tuum mata dalam perawatan postpartum dilakukan dengan memanasi kedua mata setiap kali selesai mandi, ini dilakukan dengan memakai kain yang dipanasin menggunakan air hangat. Supaya penglihatan kembali terang selama 7 hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan para partisipan berikut ini: jangan lupa setelah mandi pagi juga tidak boleh lupa panasin mata dengan handuk yang sudah kita beri air hangat. pa.l54 Universitas Sumatera Utara Saya dipakaikan param di oles seluruh tubuh saya, kemudian dipanasin mata saya. pc.l10 Panasin mata memakai kain yang dipanasin menggunakan air hangat yang dicelupkan. Kemudian meletakkan kain basah hangat pada bagian kedua mata saya, mata kita ini menurut orang aceh dilakukan supaya penglihatan saya kembali terang. pc.l25 6. Kusuk Semua partisipan melakukan pengurutan. Pengurutan dilakukan oleh ibu nifas berguna tempat peranakan bagus. Pernyataan para partisipan tentang perawatan pengurutan sebagai berikut : Kusuk dilakukan 3 atau 4 hari setelah melahirkan. Karena bila langsung badan kita masih lemas tidak sanggup tahan. Otot loyo lemas bisa fit kembali, beginilah kami orang aceh. pa.l22 Ada juga melakukan kusuk, panggil orang tua ahli kusuk ke rumah.Kusuk dilakukan setelah 5 hari melahirkan secara selang seling, selama nifas pokoknya 7 hari. pb.l65 Saya juga di kusuk oleh tukang kusuk selama hari kedua, ketia, keempat,tiga hari berturut-turut kalau sering juga tidak apa-apa ya bisa lebih bagus pc.l57 Bahkan setiap paginya saya juga dikusuk oleh Mami, yang merupakan orangtua kampung yang selama ini sering mengusuk kaum ibu yang melahirkan. Katanya supaya bagus peranakan. pd.l32 7. Pemakaian gurita Semua partisipan memakai gurita. Guna gurita supaya perut tidak kendor. Hal ini sesuai dengan ungkapan partisipan berikut: Universitas Sumatera Utara sampai 30 hari dan sama dengan gurita. Juga dibantu dengan kusuk .pa.l20. Beli dari pasar. Beberapa hari kemudian memakai gurita .pb.l23 juga. supaya perut enak, bagus kulit, supaya ketat karena setelah melahirkan perut kita kendor, kemudian saya memakai gurita. Jadi badan kita dan perut kita terasa hangat selalu .pc.l33 Pada perut ada ditempelin daun jarak.sebelum memakai gurita dan diberi air jeruk nipis dan sedikit kapur pada hari ke empat. kemudian memakai gurita .pd,l16 8. Minum jamu Semua partisipan mengkonsumsi jamu. Jamu tersebut di olah sendiri, yang ramuannya berasal dari kunyit. Dengan cara kunyit ditumbuk, disaring, kemudian air kunyit tersebut di minum setiap pagi juga dibantu dengan makan tape. Mamfaatnya dari minum air kunyit adalah apabila masih ada darah kotor belum kering maka akan cepat kering. Juga supaya tidak bau badan. Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan berikut: Jamu yang saya minum kadang-kadang dibuat sendiri oleh mama saya. Yaitu ibu kunyit ditumbuk, diperas. Kemudian saya minum untuk badan juga untuk apabila masih ada daraah kotor saya belum kering maka akan cepat kering. Juga supaya tidak bau badan. Ada juga saya beli jamu yang ada dipasar. Saya minum juga saya bantu dengan tape .pa,l39 Jamu yang dijual di pasar yang siap minum. Tiap pagi minum jamu .pb,l57 Cara pembuatan jamu tradisional ini dilakukan dengan sangat mudah, yakni pertama, Kunyit yang akan digunakan untuk jamu tersebut diparut terlebih Universitas Sumatera Utara dahulu, kemudian setelah diparut lalu kunyit tersebut disaring dan diperas, sehingga langsung diminum .pc.l52 Jamu juga saya minum. Katanya supaya cepat kering rahim, kering darah, supaya kuat. Pengasapan ini dilakukan Dan badan saya kembali bertenaga. Sebelum dilakukan pengasapan, saya juga diminumkan jamu oleh orangtua saya berupa air Kunyit yang di tumbuk kemudian disaring. Langsung diberikan pada saya .pd,l27 9. Sale Semua partisipan melakukan sale dalam perawatan postpartum dilakukan dengan menghangatkan badan, ini dilakukan dengan memakai arang panas di satu tempat, kemudian ibu duduk di atas kursi yang berlubang untuk menghangatkan badan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan para partisipan berikut ini: Sale itu bakar arang kita letakkan dibawah. Pakai tempat tidur. Bahasa indonesianya istilahnya tempat tidur trieng Kita tidur di sale. Juga dibantu dengan menggunakan batu panas. pa.l26 Ada arang panas di satu tempat. Saya duduk di kursi yang berlubang-lubang, jadi uap arang yang terbakar itu. Asapnya mengasapin badan kita. pb.l31 Pada malam hari, saya juga dihangatkan menggunakan arang dapur yang bara nya di tempatkan dibawah tempat tidur. Kita diletakkan di bagian atas yang tempatnya sangat jarang. Supaya hangat dan selalu keluar keringat. Enak tubuh kita, tidurpun pulas kalau di sale.kemudian ada juga bakar batu. Kalau orang aceh pasti ada bakar batu. sebelumnya dibakar pada bara api, yang dibalut menggunakan kain yang kemudian diletakkan di atas perut saya. pc.l39 Universitas Sumatera Utara Saya juga melakukan sale. saya juga disuruh tidur oleh orangtua saya pada tempat tidur yang terbuar dari pohon bambu yang dibawahnya diasapkan arang. pd.l21 10. Memakai batu hangat Tiga orang partisipan memakai batu hangat. Batu yang dipakai sebesar gumpalan tangan cowok. Batu tersebut d bakar dan dibalut dengan kain.Kemudian batu hangat tersebut diletakkan dibawah perut di atas kemaluan. Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan berikut: Batu yang dipakai sebesar gumpalan tangan cowok, tapi jangan besar kali dan juga jangan kecil kali. Kemudian diletakkan dibawah perut di atas kemaluan. Batu itu kegunaannya biar perut kecut dan kempes, dan juga supaya kemaluan rapat kembali. pa.l30 Ya lebih besarlah, sebesar dari kelapa yang sudah terkupas. Kemudian di bakar Di letakkan di atas vaginalah, ke bawah dikit dari perut.Batu itu pertama kali di lapisi dengan daun jarak. Diletakkan sekitar beberapa lembar. kemudian ambil kain kain di bungkus dan diletakkan di atas perut pb.l42 sebelumnya dibakar pada bara api, yang dibalut menggunakan kain yang kemudian diletakkan di atas perut saya .pc,l43

B. Pembahasan