Perlindungan Hukum terhadap Anak

C. Perlindungan Hukum terhadap Anak

Baik anak sah maupun anak luar kawin tetap merupakan anugerah Tuhan yang tidak berdosa dan wajib dirawat serta dipelihara. Membicarakan sampai batas usia berapa seseorang tergolong anak, ternyata banyak undang-undang yang mengatur sehingga tidak seragam batasannya, karena dilatar belakangi maksud dan tujuan masing-masing undang-undang itu sendiri. Dalam UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak disebutkan anak yaitu sebelum 21 tahun dan belum pernah kawin Pasal 1 butir 2. UU No. 23 Tentang Perlindungan Anak menyebutkan anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan Pasal 1 butir 1. Kemudian dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan membatasi usia anak sebelum mencapai 18 tahun Pasal 47 ayat 1 dan Pasal 50 ayat 1. Dalam Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak yang ditanda tangani oleh pemerintah tanggal 26 Januari 1990, disebutkan batasan umur anak adalah 18 tahun. 201 Sekarang mengenai hak-hak anak dapat dilihat dalam Konvensi PBB, UU No. 4 Tahun 1979, Hukum Islam, UU No. 23 Tahun 2002, dan UU No. 39 Tahun 1999 sebagai berikut : 202 1. Hak-hak anak dalam Konvensi PBB 1 Memperoleh perlindungan dari bentuk diskriminasi dan hukuman. 201 Iman Jauhari, Hak-hak Anak dalam Hukum Islam, Penerbit Pustaka Bangsa, Jakarta, 2003, hal. 120. 202 Ibid. Universitas Sumatera Utara 2 Memperoleh perlindungan dan perawatan seperti untuk kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan. 3 Tugas Negara untuk menghormati tanggung jawab, hak dan kewajiban orang tua serta keluarga. 4 Negara mengakui hak hidup anak serta kewajiban Negara menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup anak. 5 Hak memperoleh kebangsaan, nama serta hak untuk mengetahui dan diasuh orang tuanya. 6 Hak memelihara jati diri termasuk kebangsaan, nama, dan hubungan keluarga. 7 Hak anak untuk tinggal bersama orang tua. 8 Kebebasan menyatakan pendapatpandangan. 9 Kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama. 10 Kebebasan untuk terhimpun, berkumpul dan berserikat. 11 Memperoleh informasi dan aneka ragam sumber yang diperlukan. 12 Memperoleh perlindungan akibat kekerasan fisik, mental, penyalahgunaan, penelantaran atau perlakuan salah eksploitasi dan penyalahgunaan seksual. 13 Memperoleh perlindungan hukum terhadap gangguan kehidupan pribadi, keluarga, surat menyurat atas serangan yang tidak sah. 14 Perlindungan anak yang tidak mempunyai orang tua menjadi kewajiban Negara. 15 Perlindungan terhadap anak yang berstatus pengungsi. Universitas Sumatera Utara 16 Hak perawatan khusus bagi anak cacat. 17 Memperoleh layanan kesehatan. 18 Hak memperoleh manfaat jaminan sosial asuransi sosial. 19 Hak anak atas taraf hidup yang layak bagi pengembangan fisik, mental dan sosial. 20 Hak anak atas pendidikan. 21 Hak anak untuk beristirahat dan bersenang-senang untuk terlibat dalam kegiatan bermain, berekreasi, seni dan budaya. 22 Hak atas perlindungan dari eksploitasi ekonomi. 23 Perlindungan dari penggunaan obat terlarang. 24 Melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi seksual. 25 Perlindungan terhadap penculikan dan penjualan atau perdagangan anak. 26 Melindungi anak terhadap semua bentuk eksploitasi terhadap segala aspek kesejahteraan masyarakat. 27 Larangan penyiksaan dan hukuman tidak manusiawi. 28 Hukum acara peradilan anak. 29 Hak memperoleh bantuan hukum baik di dalam maupun diluar pengadilan. 203 2. Hak-hak anak dalam UU No. 4 Tahun 1979. Dalam UU ini diatur dari Pasal 2 sampai Pasal 8, yaitu : 203 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2000, hal. 5. Universitas Sumatera Utara 1 Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan dan asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik didalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 2 Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuaan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan keadaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga Negara yang baik dan berguna. 3 Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4 Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar. 5 Dalam keadaan yang membahayakan anaklah yang pertama-tama berhak mendapatkan pertolongan, bantuan dan perlindungan. 6 Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan Negara atau orang atau badan. 7 Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. 8 Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Universitas Sumatera Utara 9 Anak yang mengalami masalah kelakuan diberikan pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan kepada anak yang telah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran hukum berdasarkan keputusan hakim. 10 Anak cacat berhak memperoleh pelayanan khusus untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan kesanggupan anak yang bersangkutan. 11 Bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak menjadi hak setiap anak tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendirian politik, dan kedudukan sosial. 204 3. Hak-hak anak dalam hukum Islam 1 Hak untuk melindungi anak ketika masih berada dalam kandungan atau rahim ibunya Q. S. Al-Baqarah ayat 233. 2 Hak untuk disusui selama 2 tahun Q. S. Luqman ayat 14. 3 Hak untuk diberikan pendidikan, ajaran, pembinaan, tuntutan, dan akhlak yang benar Q. S. Al-Mujadalah ayat 11 dan Hadis Nabi Muhammad SAW. 4 Hak untuk mewarisi harta kekayaan milik kedua orang tuanya Q. S. An-Nisa ayat 2, 6, 10. 5 Hak untuk mendapatkan nafkah orang tuanya Q. S. Al-Qashas ayat 12. 205 204 Ibid, hal. 7. 205 Maulana Hasan Wadong, Advokasi Hukum dan Perlindungan Anak, Penerbit Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 11. Universitas Sumatera Utara 4. Hak-hak anak dalam UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yaitu : 1 Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 4. 2 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan Pasal 6. 3 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua Pasal 6. 4 Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku Pasal 7. 5 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial Pasal 8. 6 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya Pasal 9 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 7 Khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus Pasal 9 ayat 2. 8 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan Pasal 10. 9 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri Pasal 11. 10 Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial Pasal 12. 11 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya. 12 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan danatau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. Universitas Sumatera Utara 13 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : a penyalahgunaan dalam kegiatan politik. b pelibatan dalam sengketa bersenjata. c pelibatan dalam kerusuhan sosial. d pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan. e pelibatan dalam peperangan. 14 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi Pasal 16 ayat 1. 15 Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum Pasal 16 ayat 2. 16 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. 17 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan. Universitas Sumatera Utara 18 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. 5. Hak-hak anak juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tentang Hak Asasi Manusia, yaitu : 1 Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara. 2 Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan. 3 Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing kehidupannya oleh orang tuanya atau walinya sampai dewasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan pengadilan apabila kedua orang tua telah meninggal dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua. Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa banyak sekali ketentuan Undang- undang yang mengatur mengenai hak-hak anak, karena bagaimana pun anak adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga. Hal itu tidak berbeda antara anak yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah maupun tidak, karena anak tersebut tidak berdosa, yang bersalah adalah kedua orang tuanya. Tak selayaknya ia menanggung hal tersebut sebagai kesalahan seumur hidup. Sebagaimana telah disebutkan dalam Konvensi PBB Universitas Sumatera Utara tentang Hak-hak anak tersebut, bahwa anak berhak mengetahui jati diri dan kedua orang tuanya, maka sudah selayaknya anak tersebut berhak mendapatkan pengakuan dan hubungan hukum dari kedua orang tuanya sehingga baginya juga berlaku ketentuan-ketentuan hukum perdata khususnya hak mewaris tersebut dan hak-hak lain sebagaimana anak sah. Dapat dilihat, bahwa Negara juga telah mengatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan mengenai hak-hak anak. Namun, permasalahan yang timbul adalah bagaimana jika sang ayah tersebut tidak bersedia mengakuinya, sejauh ini tidak ada sanksi yang mengikat, hanya kesadaran serta asas kepatutan dan morallah dari orang-orang yang bersedia bertanggung jawab atas kesalahannyalah yang menjadi acuan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian-bagian yang sebelumnya dan permasalahan yang telah dirumuskan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Status hak waris anak luar kawin dalam KHI yaitu bahwa anak tersebut hanya berhak mewaris dari ibunya dan keluarga ibunya demikian juga sebaliknya. Sedangkan, terhadap ayah biologisnya anak tersebut sama sekali tidak ada hubungan hukum sehingga tidak menimbulkan hubungan saling mewarisi. Sebagaimana tertuang dalam Pasal 43 UU No. 1 Tahun 1974, yang berbunyi : “1 Anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. 2 Kedudukan anak tersebut ayat 1 di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.” Mengenai besarnya bagian warisan adalah mengacu terhadap ketentuan waris yang terdapat dalam hukum Islam. 2. Status hak waris anak luar kawin yang terdapat dalam BW baru timbul setelah adanya pengakuan dari laki-laki atau perempuan yang membenihkannya, sedangkan dengan keluarga ayah dan ibu yang mengakuinya baru timbul setelah adanya pengesahan. Namun, pengakuan yang dilakukan sepanjang perkawinan tidaklah menimbulkan hak waris terhadap anak tersebut sepanjang ia memiliki Universitas Sumatera Utara