Bagian waris Anak laki-laki

3 Penerimaan ‘Ushubah Harta peninggalan si mati berjumlah Rp. 180.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari ayah, anak perempuan, dan anak laki-laki. Maka bagian masing-masing : a Ayah b Anak perempuan dan anak laki-laki = Ushubah bil-ghair Ubg dengan perbandingan 1 : 2 Asal masalah = 6 Besarnya bagian : Ahli waris ; fardh ; dari a.m. 6 ; dari peninggalan Rp. 180.000.000,- sahamnya penerimaannya a Ayah ; 16 ; 16 x 6 = 1 ; 1 x Rp. 180 Jt = Rp. 30.000.000,- 6 b Anak pr ; 1 bagian ; 1 x Rp. 150 Jt = Rp. 50.000.000,- 3 Ubg ; 6 - 1 = 5 ; 5 x Rp. 180 Jt = Rp. 150.000.000,- 6 c Anak lk ; 2 bagian ; 2 x Rp. 150 Jt = Rp. 100.000.000,- 3 Keterangan : Perbandingan saham anak perempuan dengan anak laki-laki yaitu 1 : 2. 131

2. Bagian waris Anak laki-laki

Anak laki-laki si mati bukan termasuk ahli waris ashhabul furudh, ahli waris yang mendapat bagian yang sudah ditentukan kadarnya, tetapi ia termasuk ahli waris ‘ashabah, penerima sisa peninggalan dari ashhabul furudh, atau penerima seluruh 131 Ibid. Universitas Sumatera Utara harta peninggalan bila tidak ada dzawil furudh seorang pun. Sebagai ahli waris utama, kendati pun kedudukannya dalam mewarisi hanya sebagai penerima sisa, ia tidak pernah dirugikan. Hal ini disebabkan ia dapat menghalang-halangi ahli waris lain untuk mempusakai dengan mempergunakan hak hijab hirmannya atau dapat mengurangi bagian ahli waris lain dengan mempergunakan hak hijab nuqshannya, sedangkan ia tidak dapat dihijab oleh ahli waris siapa saja dan bahkan ia dapat menarik saudarinya untuk diajak menerima ‘ushubah bersama dengan penerimaan yang berlipat dua daripada penerimaan saudarinya. 132 a. Bagian anak laki-laki Sebagaimana diketahui berdasarkan ayat 11 Q.S. An-Nisa’, bahwa bagian anak laki-laki dalam mempusakai itu adalah ‘ushubah. Adapun cara-cara dan ketentuan-ketentuan dalam mempusakai diperinci sebagai berikut : 1 Jika orang yang mati hanya meninggalkan seorang atau beberapa orang anak laki- laki saja, maka anak laki-laki mewarisi seluruh harta peninggalannya secara ta’shib. 2 Jika orang yang mati meninggalkan seorang atau beberapa orang anak laki-laki dan tidak meninggalkan anak perempuan seorang pun, tetapi meninggalkan juga ahli waris ashhabul-furudh, maka anak laki-laki tersebut mendapat sisa setelah diambil oleh para ahli waris ashhabul-furudh. 3 Jika orang yang mati meninggalkan anak laki-laki dan anak perempuan atau meninggalkan anak laki-laki, anak perempuan dan ahli waris ashhabul furudh, maka seluruh harta peninggalan atau sisa harta peninggalan setelah diambil oleh ashhabul-furudh dibagi berdua, dengan ketentuan anak laki-laki mendapat dua kali lipat bagian anak perempuan. 133 132 Ibid, hal. 171. 133 Ibid. Universitas Sumatera Utara b. Hajib dan Mahjub Kebanyakan para ahli waris dapat dihijab oleh anak laki-laki, kecuali : 1 Ibu 2 Bapak 3 Suami 4 Isteri 5 Anak perempuan 6 Kakek 7 Nenek shahihah. 134 Para ahli waris nomor 1, 2, 3, dan 4 tidak dapat dihijab hirman, tetapi hanya dapat dihijab nuqhsan oleh anak laki-laki. Adapun dia sendiri tidak dapat dihijab oleh siapa pun. c. Contoh-contoh penyelesaian 1 Menyendiri dalam mempusakai a Harta peninggalan si mati sebanyak Rp. 860.000.000,- Ahli warisnya hanya seorang anak laki-laki. Maka seluruh harta peninggalan diterimanya semua. Asal masalahnya hanya satu, artinya seluruh harta peninggalan hanya dijadikan satu saham saja, karena bakal diterimakannya kepada seorang anak laki-laki. Sebagaimana diketahui bahwa asal masalah itu ialah bilangan yang terkecil yang dapat dibagi oleh fardh-fardh ahli waris secara tepat tanpa memperoleh angka pecahan. Disini angka satu dapat dibagi dengan angka satu dan hasilnya adalah satu pula. Perlu diingat jika dalam satu masalah mawaris, ahli warisnya hanya terdiri dari 134 Ibid, hal. 172. Universitas Sumatera Utara ‘ashabah seluruhnya, maka yang dijadikan asal masalah adalah bilangan kepalanya ‘adadurruusnya. b Harta peninggalan si mati sebanyak Rp. 900.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari 3 orang anak laki-laki ‘Ushubah bin nafsi Besarnya bagian : Ahli waris ; fardh ; dari a.m. 3 ; dari peninggalan Rp. 900.000.000,- sahamnya penerimaannya 3 Anak laki-laki ; Ubn ; = 3 ; 3 x Rp. 900 Jt = Rp. 900.000.000,- 3 Masing-masing 3 : 3 = 1 ; 1 x Rp. 900 Jt = Rp. 300.000.000,- 3 2 Bersama-sama dengan ashhabul-furudh Harta peninggalan si mati berjumlah Rp. 400.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari suami dan 4 anak laki-laki. Maka bagian masing-masing : a Suami yaitu 14 b 4 Anak laki-laki yaitu ‘Ushubah bin nafsi Asal masalah = 4 Besarnya bagian : Ahli waris ; fardh ; dari a.m. 4 ; dari peninggalan Rp. 400.000.000,- sahamnya penerimaannya a Suami ; 14 ; 14 x 4 = 1 ; 1 x Rp. 400 Jt = Rp. 100.000.000,- 4 b 4 Anak lk ; Ubn ; 4 - 1 = 3 ; 3 x Rp. 400 Jt = Rp. 300.000.000,- 4 Masing-masing anak : Rp. 300.000.000,- : 3 = Rp. 100.000.000,- Universitas Sumatera Utara 3 Bersama-sama dengan anak perempuan dan atau bersama-sama ashhabul-furudh. a Harta peninggalan si mati sejumlah Rp. 100.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari 4 anak perempuan dan 3 anak laki-laki. Maka bagian masing-masing : Anak laki-laki dan anak perempuan = ‘Ushubah bil ghair Ubg Asal masalah = 10 berasal dari bilangan kepala para ahli waris ashabah, 3 anak laki- laki dianggap 6 buah dan 4 anak perempuan dianggap 4 buah Besarnya bagian : Ahli waris ; fardh ; dari a.m. 10 ; dari peninggalan Rp. 100.000.000,- sahamnya penerimaannya 1 4 Anak pr ; 4 bagian ; 4 x Rp. 100 Jt = Rp. 40.000.000,- 10 Ubg 2 3 Anak lk ; 6 bagian ; 6 x Rp. 100 Jt = Rp. 60.000.000,- 10 Masing-masing anak laki-laki = 2 x Rp. 60.000.000,- Masing-masing anak perempuan = Rp. 40.000.000,- Keterangan : Perbandingan saham anak perempuan dengan anak laki-laki yaitu 1 : 2. b Harta peninggalan si mati berjumlah Rp. 240.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari Ibu, 2 anak perempuan, dan anak laki-laki. Maka bagian masing-masing : 1 Ibu 2 Anak perempuan dan anak laki-laki = Ushubah bil-ghair Ubg dengan perbandingan 1 : 2 Universitas Sumatera Utara Asal masalah = 6 Besarnya bagian : Ahli waris ; fardh ; dari a.m. 6 ; dari peninggalan Rp. 240.000.000,- sahamnya penerimaannya a Ibu ; 16 ; 16 x 6 = 1 ; 1 x Rp. 240 Jt = Rp. 40.000.000,- 6 b 2 Anak pr ; 2 bagian ; 2 x Rp. 200 Jt = Rp. 100.000.000,- 4 Ubg ; 6 - 1 = 5 ; 5 x Rp. 240 Jt = Rp. 200.000.000,- 6 c Anak lk ; 2 bagian ; 2 x Rp. 200 Jt = Rp. 100.000.000,- 4 Masing-masing anak perempuan = Rp. 100.000.000,- : 2 = Rp. 50.000.000,- Anak laki-laki = Rp. 100.000.000,- Keterangan : Perbandingan saham anak perempuan dengan anak laki-laki yaitu 1 : 2. Universitas Sumatera Utara

BAB III STATUS HAK WARIS ANAK LUAR KAWIN MENURUT HUKUM

PERDATA BW A. Anak Luar Kawin dalam Hukum Perdata BW

1. Perkawinan dalam Hukum Perdata BW

Perkawinan adalah pertalian yang sah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama. 135 Undang-undang memandang perkawinan hanya dari hubungan keperdataan, demikian pasal 26 Burgerlijk Wetboek BW. Pasal tersebut hendak menyatakan bahwa suatu perkawinan yang sah, hanyalah perkawinan yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan syarat-syarat serta peraturan agama dikesampingkan. Suatu asas lagi dari BW ialah poligami dilarang. Larangan ini termasuk ketertiban umum, artinya bila dilanggar selalu diancam dengan pembatalan perkawinan yang dilangsungkan itu. Hukum Perkawinan yang diatur dalam BW memiliki beberapa asas, diantaranya : 1 Perkawinan berasaskan monogami, dan melarang poligami Pasal 27 BW. 2 Undang-undang hanya memandang perkawinan didalam hubungan keperdataannya, yaitu dilakukan di depan Kantor Pencatatan Sipil Burgerlijke Stand. 135 R. Subekti, Op Cit, hal. 23. Universitas Sumatera Utara