2. Instalasi seperti IPA, IDT, Instalasi Rehabilitasi Medik. Beberapa instalasi
lainnya seperti IPK, Hemodialisa, dan Radiologi telah memiliki Kerja Sama Operasional KSO dengan pihak lain sehingga kebutuhan perbekalan
farmasinya tidak lagi dilayani oleh Instalasi Farmasi. 3.
User lainnya seperti poliklinik rawat jalan. Administrasi yang dilakukan meliputi mencatat perbekalan farmasi yang
masuk dan yang keluar dahulu ke dalam buku penerimaan dan pengeluaran barang serta ke kartu stok, tetapi sekarang sudah menggunakan Sistem Informasi Rumah
Sakit SIRS. Pokja Perbekalan juga membuat laporan mutasi barang, laporan narkotik serta melakukan stok opname setiap bulan dan diakhir tahun.
4.2.2 Kelompok Kerja Farmasi Klinis
Dari pengamatan yang dilakukan, kegiatan pelayanan pokja farmasi klinis yang telah dilaksanakan berdasarkan Standar Survei Akreditasi Rumah Sakit
adalah: melaksanakan visite bersama-sama dengan dokter dan perawat; melaksanakan konseling; melaksanakan PIO baik secara aktif maupun secara pasif
melalui telepon; MESO; melaksanakan PPO; bekerjasama dengan PKMRS melaksanakan penyuluhan rutin bagi pasien rawat jalan maupun pasien rawat
inap; menyelenggarakan, mengkoordinasikan serta bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pelatihan di Instalasi Farmasi; Seminar rutin yang diadakan oleh
Pokja Farmasi Klinis adalah Selasa Klinis yang disebut Beautiful Tuesday Morning yang dihadiri oleh para apoteker dan tenaga kesehatan lain untuk
membahas hal-hal yang dianggap penting dan pemakaian obat baru; bahkan pada
Universitas Sumatera Utara
tanggal 2 Februari 2009 Pokja Farmasi Klinis telah melaksanakan pencampuran obat sitostatika kemoterapi.
Kegiatan pelayanan farmasi klinis seperti pencampuran obat suntik secara aseptis, penyiapan TPN, pemantauan kadar obat dalam darah belum
dilaksanakan oleh farmasis tetapi dilakukan oleh perawat sesuai dengan instruksi dokter. Banyak faktor yang menyebabkan kegiatan tersebut di atas belum dapat
dilakukan oleh farmasis antara lain disebabkan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
4.2.3 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja Perencanaan dan Evaluasi IFRS pada RSUP H. Adam Malik Medan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan
rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian, serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas
dilingkungan pokja perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan, Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah
melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode kombinasi yaitu gabungan antara metode
konsumtif dan epidemiologi. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja
perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Evaluasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kefarmasian dan pelaksanakan administrasi Pokja Perencanaan dan Evaluasi telah menerapkan SIMRS.
Hal ini talah mencerminkan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperan serta dalam hal
mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu high quality, merata, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat accessable and affordable.
Mengingat bahwa profesi farmasis merupakan tenaga kesehatan yang khusus dididik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang
pengelolaan dan penggunaan obat, maka peran serta yang dapat disumbangkan oleh profesi Farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah :
“meningkatkan mutu pengelolaan dan penggunaan obat dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, melalui pencegahan terhadap masalah-masalah yang
terjadi sehubungan dengan pengelolaan dan penggunan obat”.
4.2.4 Apotek