4. Berdasarkan lama tinggal di rumah sakit, terdiri atas: a. Rumah sakit perawatan jangka pendek, yaitu rumah sakit yang merawat
penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari , misalnya penderita dengan kondisi penyakit akut dan kasus darurat
b. Rumah sakit perawatan jangka panjang yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah
Berdasarkan SK MenKes RI No. 983MenKesSKXI1992 tanggal 5 Oktober 1992 rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan pada unsur
pelayanan, ketenagaan, fisik, dan peralatan yang terdiri dari :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan subpesialistik luas.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan
subspesialistik. Rumah sakit ini dibedakan 2 jenis berdasarkan adanya fungsi sebagai tempat
tenaga medis fakultas kedokteran yaitu Rumah Sakit Umum Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Non Pendidikan.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.
Universitas Sumatera Utara
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dasar.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta
Beberapa ketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 806 bMenKesSK1987 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum
Swasta yaitu : 1.
Klasifikasi rumah sakit adalah pengelompokan rumah sakit berdasarkan pembedaan tingkatan dan kemampuan pelayanannya.
2. Rumah Sakit Umum Swasta adalah rumah sakit umum yang
diselenggarakan oleh pihak swasta. 3.
Klasifikasi rumah sakit umum swasta adalah : a.
Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum.
b. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yang memberikan pelayanan medik
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 empat cabang. c.
Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik.
2.2 Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi PFT
Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari Ketua Staf Medis Fungsional SMF atau yang mewakili SMF yang ada di
Rumah Sakit. Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
Universitas Sumatera Utara
PFT adalah sekelompok penasehat dari staf medik dan bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
IFRS. Pembentukan suatu PFT yang efektif akan memberikan kemudahan dalam pengadaan sistem formularium yang membawa perhatian staf medik pada obat
yang terbaik dan membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi yang tepat bagi pengobatan penderita tertentu. Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk mencapai
terapi obat yang rasional. PFT ini meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui
pengembangan kebijakan dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat, pengadaan, penggunaan, dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf
profesional. Ketua PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite medik dan
disetujui pimpinan rumah sakit. Ketua adalah seorang anggota staf medik yang memahami benar dan pendukung kemajuan IFRS, dan ia adalah dokter yang
mempunyai pengetahuan mendalam di bidang farmakologi klinik. Sekretaris panitia adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh kepala
IFRS. Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang ada di rumah sakit.
2.3 Formularium Rumah Sakit Untuk kepentingan perawatan penderita yang lebih baik, rumah sakit harus
mempunyai suatu program evaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang objektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan ekonomis,
yang tertuang ke dalam suatu pedoman yang disebut formularium rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Formularium rumah sakit adalah daftar obat baku yang dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara rasional dan dilengkapi penjelasan, sehingga merupakan
informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit, terdiri dari obat- obatan yang tercantum Daftar Obat Essensial Nasional DOEN dan beberapa
jenis obat yang sangat diperlukan oleh rumah sakit serta dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang kefarmasian dan terapi serta keperluan
rumah sakit yang bersangkutan SK Dirjen YanMed No. 0428YanMedRSKSSK89 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permenkes No.
085MenKesPerI1989. Penyusunan formularium rumah sakit merupakan tugas PFT. Suatu sistem
formularium rumah sakit yang dikelola dengan baik mempunyai tiga kegunaan, kegunaan yang pertama adalah untuk membantu meyakinkan mutu dan ketepatan
penggunaan obat dalam rumah sakit. Kegunaan kedua adalah sebagai edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat. Kegunaan ketiga adalah memberi rasio
manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar pengurangan harga.
2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS