PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP

HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG

Oleh

NETI BETRIA SARI

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh aktivitas belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. (2) mengetahui pengaruh motivasi belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. (3) mengetahui pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar geografi kelas di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan bentuk desain one group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas eksperimen (2) ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas eksperimen (3) ada pengaruh aktivitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas eksperimen.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING ACTIVITY AND LEARNING MOTIVATION THROUGH PORTFOLIO-BASED LEARNING MODEL

ON STUDENTS’ LEARNING RESULTS IN GEOGRAPHY

AT SMAN 13 BANDAR LAMPUNG By

NETI BETRIA SARI

The research is concerned with the relatively low learning result in Geography among the students of SMA Negeri 13 Bandar Lampung. The research is aimed at examining: (1) the effect of learning activity using portfolio-based learning model on students’ learning, (2) the effect of learning motivation through portfolio-based learning model on students’ learning, and (3) the effect of both learning activity and learning motivation through portfolio-based learning model on students’ learning. Quasy-eksperimental was applied, and using one group pretest-posttest design. Data analyses confirm that (1) learning activity does influence students’ learning result in the experimental class, (2) learning motivation has an effect on students’ learning result in the experimental class, and (3) both learning activity and learning motivation contribute to students’ learning result in the experimental class.


(3)

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP

HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

Oleh

NETI BETRIA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP

HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

NETI BETRIA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(5)

xix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 32 2. Peta Lokasi Penelitian ... 59 3. Denah Ruang Kelas Penelitian... 60


(6)

xvi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup Kajian Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Teori-Teori Belajar... 9

1. Teori Konstruktivisme... 9

2. Teori Vygostky... 10

B. Konsep Belajar ... 10

1. Hakekat Belajar ... 10

2. Hakekat Pembelajaran... 12

3. Pembelajaran Geografi ... 13

4. Aktivitas Belajar... 14

5. Motivasi Belajar ... 15

6. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio... 18

7. Hasil Belajar... 22

8. Pengaruh Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar... 23

9. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar ... 26

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28

D. Kerangka Pikir ... 31

E. Hipotesis ... 33


(7)

xvi III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 34

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Prosedur Penelitian... 35

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional Variabel ... 36

1. Aktivitas Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio... 36

2. Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 37

3. Hasil Belajar ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Instrumen Penelitian ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Linieritas... 51

3. Analisis Tabel ... 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

1. Lokasi Penelitian ... 56

2. Visi dan Misi Sekolah ... 56

3. Kondisi Sekolah... 57

B. Pelaksanaan Penelitian ... 61

C. Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi Subjek Penelitian... 61

2. Deskripsi Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 62

3. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 64

4. Analisis Tabel ... 65

5. Pengujian Hipotesis ... 67

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

1. Pengaruh aktivitas belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran georgafi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 77

2. Pengaruh motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran georgafi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 81

3. Pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran georgafi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 85

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 88


(8)

xvi DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN ... 92


(9)

xx DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 92

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 94

3. Kisi-kisi Lembar Observasi ... 103

4. Lembar Observasi Aktivitas Belajar... 104

5. Kuesioner Motivasi Belajar ... 106

6. Soal Pretest dan Posttest ... 108

7. Validitas Kuesioner Motivasi Belajar... 112

8. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Coba ... 114

9. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Soal Coba... 115

10. Tingkat Kesukaran Soal... 116

11. Daya Beda Soal Tes ... 117

12. Hasil Uji Normalitas ... 118

13. Hasil Uji Linieritas... 119

14. Hasil Uji Hipotesis... 120

15. Daftar Nilai Siswa... 123


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Belajar Ulangan Harian 1 Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri

13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3

2. Desain One Group Pretest-Posttest Design... 34

3. Definisi Operasional Variabel Aktivitas Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio... 37

4. Definsi Operasional Variabel Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio... 38

5. Definisi Operasional Variabel Hasil Belajar... 38

6. Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 40

7. Alternatif Jawaban Instrumen Motivasi Belajar ... 41

8. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 41

9. Uji Validitas Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar... 43

10. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Setelah dilakukan Uji Validitas... 43

11. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 44

12. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar (Y) ... 46

13. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 47

14. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar ... 48

15. Kriteria Taraf Kesukaran Soal ... 49 xvii


(11)

16. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 49

17. Klasifikasi Daya Beda Soal... 50

18. Hasil Uji Daya Pembeda Soal... 50

19. Jenis Ruangan SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 58

20. Jumlah Guru di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 58

21. Jumlah Siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 61

22. Subyek Penelitian di SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015 ... 61

23. Hasil Uji Normalitas ... 64

24. Hasil Uji Linieritas... 65

25. Tabel Tunggal Nilai Pretes Siswa... 65

26. Tabel Tunggal Nilai Postes Siswa ... 66

27. Tabel Silang Nilai Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar ... 66

28. Tabel Silang Nilai Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar... 67

29. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y ... 68

30. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y ... 71

31. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda X1dan X2 terhadap Y ... 74


(12)

(13)

(14)

(15)

MOTO

Hai orang-orang yang beriman,

mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Q.S. Al Baqarah: 153)

..ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.

(Tere Liye, Novel Berjuta Rasanya)

Pandai-pandailah menempatkan syukur dalam hidup. Simpan keluhmu, jadilah tangguh.


(16)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’Alamin, dengan rasa syukur kepada Allah SWT ku persembahkan karya sederhanaku ini kepada kedua orang tuaku, Bapak dan Mamak tersayang yang telah ikhlas dan sabar membesarkanku,

mendidikku dan selalu mendo’akanku.

Terima kasih atas kasih sayang dan do’a tulus yang selalu tercurah untuk menantikan kelulusanku.

Kepada Kakwan dan Sanjungan, Ses Devi dan Junjungan, Abang Andi dan Ikutan, Susi Yesi, serta Kelima Keponakanku Tercinta Rizki, Wahyu, Raihan, Haris, dan Hanin yang senantiasa memberikan semangat serta motivasi demi

keberhasilanku.

Para pendidik yang dengan tulus, ikhlas dan penuh kesabaran dalam mendidikku. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Menggala Mas pada 30 November 1993, sebagai anak kelima dari lima bersaudara buah hati pasangan Bapak Suhaiban dan Ibu Rosidah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Menggala Mas pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Tulang Bawang Tengah pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada tahun 2011.

Tahun 2011, Penulis diterima menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Pengaruh Aktivitas dan Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis

Portofolio terhadap Hasil Belajar Geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga.

2. Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan ilmu dan pengalaman dalam penyusunan skripsi ini.


(19)

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan saran, arahan dan nasihat selama membimbing penulis

4. Bapak Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus selaku wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd selaku wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Triyatmo, S. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung, yang telah memberi izin untuk penelitian.

9. Ibu Rohayati Minto R, S. Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 13 Bandar Lampung atas izin dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 di Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan menggapai impian.


(20)

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2016 Penulis


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber daya manusia baik dari segi kreatifitas, kemandirian, tanggung jawab dan kecerdasan. Seperti yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat bahwa pendidikan diharapkan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pentingnya pendidikan yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 juga dijabarkan lebih lengkap dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga dengan pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Di Indonesia pelaksanaan pendidikan tentu masih perlu mengalami pembenahan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai aspek misalnya pembuatan perancangan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan proses evaluasi yang kurang maksimal. Salah satu yang memegang peranan penting adalah proses


(22)

2

pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dalam proses pelaksaan pembelajaran di kelas, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti kurang aktifnya siswa sehingga berdampak juga pada hasil belajar siswa.

Keaktifan siswa dapat dinilai dari beberapa cara diantaranya adalah melalui aktivitas dan motivasi siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas adalah perbuatan yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Sedangkan motivasi adalah daya penggerak seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar mengajar aktivitas dan motivasi siswa dapat diukur melalui cara dan sikap siswa pada saat mengikuti proses-proses pembelajaran. Hal itu dapat berupa bertanya pada saat diskusi, tidak terlambat, tidak mengobrol, dan berani menyampaikan pendapat pada saat melaksanakan proses pembelajaran.

Pada wawancara yang telah dilakukan dengan guru di SMA Negeri 13 Bandar Lampung, peneliti menemukan masalah yaitu berupa kurangnya aktivitas dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pada saat mata pelajaran geografi. Banyak siswa yang mengobrol sendiri, kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan, dan kurang aktifnya siswa ketika proses belajar berlangsung. Masalah lain yaitu proses belajar yang masih monoton, metode pembelajaran yang dipakai oleh guru adalah metode ceramah. Metode yang masih bersifat konvensional ini hanya berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran.


(23)

3

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, didapatkan data nilai hasil ulangan harian 1 siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Ulangan Harian 1 Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

No. Nilai Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. 19–26 9 10,84

2. 27–34 10 12,04

3. 35–42 7 8,43

4. 43–50 14 16,86

5. 51–58 12 14,45

6. 59–66 12 14,45

7. 67–74 5 6,02

8. 75–82 12 14,45

9. 83–90 2 2,40

Jumlah 83 100

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dari tabel 1 tersebut, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa masih didominasi oleh hasil belajar yang masih rendah, hal itu ditandai dengan banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). KKM mata pelajaran geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung adalah 75. Terdapat sebanyak 14 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dan sebanyak 69 siswa yang belum tuntas. Artinya secara persentase siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung banyak yang mendapat nilai <75.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketuntasan belajar tidak mencapai KKM, dimulai dari kemauan yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri ataupun dari kegiatan belajar mengajar. Jika dalam kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode yang membuat siswa tidak bersemangat dalam mengikuti


(24)

4

proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya, maka untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model-model pembelajaran yang inovatif.

Salah satu contoh model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Karena model pembelajaran berbasi portofolio adalah sebuah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, model pembelajaran ini juga memiliki langkah-langkah pembelajaran yang runtut dimulai dari mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, mengembangkan portofolio di kelas, dan penyajian portofolio.

Aktivitas di sekolah juga cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan meninjau aktivitas dan motivasi belajar siswa di dalam kelas dan juga melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio, maka diharapkan hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasikan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah dilihat dari banyak siswa yang belum mencapai KKM.


(25)

5

2. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran geografi di kelas.

3. Proses pembelajaran geografi belum menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

4. Guru geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional (ceramah).

5. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Portofolio belum pernah diterapkan di sekolah.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan aspek kajian penelitian, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aktivitas dan motivasi belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih banyaknya nilai geografi siswa yang di bawah KKM. Atas dasar rumusan tersebut, pertanyaan pada penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung? 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar dalam penggunaan model

pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung?


(26)

6

3. Apakah ada pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung?

Dengan demikian judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri13 Bandar Lampung”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh aktivitas belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

3. Mengetahui pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar geografi kelas di SMA Negeri 13 Bandar Lampung

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:


(27)

7

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan berkaitan dengan pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan alternatif untuk memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi calon guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dan dapat membantu dalam melaksanakan penelitian sejenis selanjutnya.

c. Bagi siswa, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio.

d. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

2. Objek penelitian adalah pengaruh aktivitas dan motivasi dengan pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar geografi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

3. Tempat penelitian adalah di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. 4. Waktu penelitian adalah tahun 2014/2015.


(28)

8

5. Ruang lingkup ilmu adalah pendidikan geografi. Pendidikan geografi adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya agar memiliki pengetahuan, sikap serta keterampilan mengenai persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.


(29)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Teori–Teori Belajar

1. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme pembelajaran menurut teori Jean Piaget yang beranggapan bahwa gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan lingkungannya, kemudian pengetahuan yang diterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar (Nanang dan Cucu, 2012: 64).

Adapun karakteristik konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik diberi peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.

2. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik.

3. Berbagai pandangan yang berbeda di antara peserta didik dihargai dan sebagai tradisi dalam proses pembelajaran.

4. Peserta didik didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi.

5. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong peserta didik dalam proses pencarian(inquiry)yang lebih alami.

6. Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif dan kompetitif dikalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. 7. Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual, yaitu peserta didik

dihadapkan kedalam pengalaman nyata (Nanang dan Cucu, 2012: 63).

Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif


(30)

10

membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide–ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

2. Teori Vygostky

Teori pendidikan Vygostky mendukung pengunaan strategi pembelajaran kooperatif yang disitu anak bekerja sama satu sama lain (Robert E. Slavin, 2011:58). Teori ini mempunyai dua implikasi utama. Yang pertama ialah keinginan menyusun rencana pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Pengajaran pribadi oleh teman sebaya yang lebih kompeten dapat berjalan efektif sehingga mampu meningkat pertumbuhan pada zona perkembangan proksimal. Kedua, pendekatan pengajaran Vygostky menekankan pentanggaan, dengan siswa yang memikul makin banyak tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Misalnya dengan pengajaran timbal balik, guru memimpin kelompok-kelompok kecil siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang bahan ajar yang telah mereka baca dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk memimpin diskusi tersebut kepada siswa (Robert E. Slavin, 2011:60)

B. Konsep Belajar dan Pembelajaran 1. Hakekat Belajar

Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:10) berpendapat bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati


(31)

11

pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru. Sudjana dalam Rusman (2010:1) menyatakan bahwa belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini senada dikemukakan oleh Slameto (2003:2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Syah dalam Jihad dan Haris (2012:1), pada dasarnya belajar belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif cerdas dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Jihad dan Haris (2012:4), perbuatan belajar terjadi karena interaksi sesorang dengan lingkungan yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan yang dihasilkan juga perubahan yang bersifat positif, terjadi karena peran aktif pembelajaran, tidak bersifat sementara, bertujuan, dan perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna dari belajar adalah suatu serangkaian usaha yang dilakukan untuk mencapai perubahan yang positif pada berbagai aspek yaitu aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).


(32)

12

2. Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gagne dalam Sanjaya (2009:27) yang menyatakan bahwa: instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated. Gagne menjabarkan bahwa mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.

Pembelajaran merupakan proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu (Sanjaya, 2009:26).

Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Wragg dalam Jihad dan haris (2012:12), pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan.


(33)

13

Kegiatan belajar juga termasuk salah satu proses psikologis karena terjadi di dalam diri seseorang. Menurut Sardiman (20012: 37) dalam teori konstruktivisme, bahwa belajar dan pembelajaran merupakan proses aktif dari si subjek untuk membentuk makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara siswa dan guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran juga merupakan salah satu proses psikologi karena dalam kegiatan belajar memerlukan aktivitas, motivasi, dan respon yang ditimbulkan oleh seseorang.

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental sesuai dengan jenjang pendidikan. Hakikat dari geografi adalah pembelajaran tentang aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya masing-masing (Hermawan, 2009:108).

Menurut pakar geografi pada seminar dan lokakarya tahun 1988, definisi geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, 2001:11).

Sumaatmadja dalam Hermawan (2009:112) menyatakan bahwa pembelajaran geografi memiliki nilai eksistensi yang meliputi nilai-nilai teoritis, praktis,


(34)

14

filosofis dan ketuhanan. Dengan ini menunjukan, jika geografi diajarkan dan dipelajari secara terarah serta baik dapat membina anak didik berpikir integratif bagi dirinya sendiri dan bagi kepentingan kehidupan pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pembelajaran geografi dapat menjadi sarana untuk memanusiakan manusia.

4. Aktivitas Belajar

Menurut Gie dalam Wawan (2010:1) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannyang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Menurut Sardiman dalam Wawan (2010: 2) aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain

mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.


(35)

15

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain

merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain:

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. 5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.

7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

5. Motivasi Belajar

Sardiman (2012:73) mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat.


(36)

16

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2012:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Selain itu, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:26) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Kekuatan penggerak itu berasal dari berbagai sumber.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu upaya yang dilakukan siswa untuk membangkitkan keinginan melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan keinginan siswa tersebut.

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2012:85) mengemukakan bahwa terdapat tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.

Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Artinya motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Artinya mengerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

b. Jenis-jenis Motivasi

Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.


(37)

17

Hamalik (2011:12) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Sedangkan menurut Sardiman (2012:22) motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tetentu tanpa adanya faktor pendorong dari luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tudak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri siswa.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman (2012:25) motivasi ekstrinsik adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar”. Bagian yang terpenting dari motivasi ini bukanlah tujuan belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, sehingga mendapatkan hadiah.


(38)

18

c. Motivasi dalam Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:94) perilaku belajar yang mengandung motivasi belajar dikelola oleh guru dan dihayati oleh siswa. Hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut ini:

1. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis. Ia menyusun rekayasa pembelajaran dan dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar.

2. Siswa adalah pembelajar yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil (motivasi intrinsik). Ada pula siswa yang memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan dari teman sebayanya (motivasi ekstrinsik).

3. Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasihat. 4. Dengan belajar bermotivasi, siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar

dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. 5. Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang dapat diukur, yang terwujud

dalam nilai rapor, nilai EBTANAS, nilai ijazah dan lain sebagainya. 6. Dampak pengiring adalah unjuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian. 7. Setelah siswa lulus sekolah, maka diharapkan siswa dapat

mengembangkan diri lebih lanjut. Lulusan sekolah dapat membuat program pembelajaran sepanjang hayat, lewat jalur sekolah ataupun luar sekolah.

8. Dengan memrogram belajar sendiri secara berkesinambungan, maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggung jawab sendiri.

6. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio a. Pengertian

Portofolio berasal dari Bahasa Inggris “portfolio”, yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Sedangkan menurut Popham dalam Taniredja (2012:5) portofolio adalah suatu koleksi yang sistematis dari suatu pekerjaan. Dalam dunia


(39)

19

pendidikan, portofolio berkenaan dengan kumpulan yang sistematis dari pekerjaan siswa.

Budiono dalam Taniredja (2012:8) model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktek belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.

Menurut Fajar (2004:47) portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya/tugas-tugasnya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka diketahui bahwa model pembelajaran berbasis portofolio ini merupakan cara pembelajaran yang menggunakan dokumen-dokumen siswa yang berisi gambaran tentang keterampilan siswa dalam membaca, mendengar pendapat orang lain, menulis, dan menyampaikan argumen.

b. Prinsip-prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Menurut Budimansyah dalam Taniredja (2012:14) terdapat empat prinsip-prinsip dasar model pembelajaran berbasis portofolio, yaitu:


(40)

20

a) Prinsip Belajar Siswa Aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktifitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain storming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya di samping tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih salah satu masalah dalam kajian kelas.

b) Kelompok Belajar Kooperatif

Prinsip ini merupakan proses pembelajaran yang berbasis kerjasama. Kerja sama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu.

c) Pembelajaran Partisipatorik

Model pembelajaran portofolio melatih siswa belajar sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Sebab dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktek hidup demokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat


(41)

21

menghargai dan menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Pada saat berlangsungnya perdebatan, siswa belajar mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik, dengan tetap berkepala dingin.

d) Reactive Teaching

Penerapkan model pembelajaran berbasis portofolio, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi bagi kehidupan nyata. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. guru harus punya sensifitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio

Budimansyah dalam Taniredja (2012:18) menetapkan lima langkah pembelajaran portofolio sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi masalah, pada tahap ini dosen bersama mahasiswa mendiskusikan tujuan dan mencari masalah yang terjadi pada lingkungan terdekat, misalnya masalah yang ada dalam keluarga, sampai dengan masalah lingkungan terjauh, misalnya masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarbangsa. Dalam mencari masalah ini, tentunya tidak boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan kaji.

b. Memilih masalah untuk kajian kelas, berdasarkan perolehan hasil wawancara dan temuan informasi tersebut, kelompok kecil supaya membuat daftar masalah, yang selanjutnya secara demokratis kelompok ini supaya menentukan masalah yang akan dikaji.

c. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas, pada langkah ini, masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akan banyak memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok membagi


(42)

22

ke dalam tim-tim peneliti, yang tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan informasi dari salah satu sumber yang telah diidentifikasi. d. Mengembangkan portofolio kelas portofolio yang dikembangkan meliputi

dua seksi, yaitu : (1) seksi penayangan, yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-case; dan (2) seksi dokumentasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.

e. Penyajian portofolio (Sshow-case) setelah portofolio kelas selesai, kelas dapat menyajikannya dalam kegiatan show-case (gelar kasus) Kegiatan ini akan memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada mahasiswa dalam hal menyajikan gagasan-gagasan kepada orang lain, dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan menerima gagasan tersebut. Langkah ini diadakah hanya di hadapan para mahasiswa dan beberapa dosen yang dapat hadir, mengingat terbatasnya waktu.

7. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Menurut Benyamin S. Bloom dalam Sumarni (2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemrosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan


(43)

23

dan keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30) pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.

Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tinkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.

Dengan demikian hasil belajar dapat di simpulkan, sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

8. Pengaruh Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar

Menurut Gie dalam Wawan (2010: 1) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang


(44)

24

mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannyang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut Munadi dalam Rusman (2010:124) aktivitas belajar masuk ke faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar. Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

Adanya temuan-temuan baru dalam dunia psikologi belajar membuat pandangan yang mengatakan bahwa proses pembelajaran sama sekali tidak membutuhkan aktivitas belajar telah berubah. Pandangan tentang pendidikan tradisional ini mengatakan bahwa siswa hanya perlu mendengarkan hal-hal yang disampaikan oleh guru, pada waktu itu metode belajar yang populer adalah metode imposisi yaitu siswa menelan apa saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru (Oemar Hamalik, 2008:170).

Pandangan baru tersebut mengatakan bahwa siswa merupakan suatu organisme hidup dan memiliki potensi yang sedang berkembang, memiliki kebutuhan untuk berbuat, dan memilki keinginan untuk melakukan sesuatu. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas belajar sendiri. Siswa belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku


(45)

25

lainnya sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Menurut Oemar (2008: 175) penggunaan asas aktivitas dalam besar nilainya bagi para siswa karena (1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya, (2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral, (3) memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa, (4) para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, (5) memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis, (6) mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang tua, (7) pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas, dan (8) pembelajaran di sekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Sardiman (2012: 96) dalam proses belajar mengajar berfikir dan berbuat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Segala perkembangan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi dan tentunya tujuan belajar juga tidak akan dapat dicapai dengan baik.

Aktivitas belajar itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.


(46)

26

Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.

Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian semakin seringnya aktivitas belajar yang dilakukan siswa dan relevan dengan proses pembelajaran akan berkaitan dengan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa, atau dapat dikatakan bahwa semakin optimal aktivitas belajar siswa maka hasil belajar yang dicapai akan semakin tinggi.

9. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:49) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Kekuatan penggerak itu berasal dari berbagai sumber. Diantaranya berasal dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik). Menurut Sardiman (2012:40) seseorang akan berhasil belajar kalau di dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.

Keinginan atau dorongan tersebut disebut motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu mengetahui apa yang akan dipelajarai dan memahami mengapa hal tersebut harus dipelajari. Dengan berpijak pada dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar, sebab tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar akan sulit berhasil sehingga akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar.


(47)

27

Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran yang disampaikan oleh guru. Tingkah laku yang didorong oleh motif-motif yang dilakukan oleh peserta didik akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Siswa dapat dipaksa untuk mengikuti sesuatu tapi tidak bisa dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya.

Menurut Oemar Hamalik (2008: 161), motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.

3. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

5. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif.

Melaksanakan proses pembelajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Motivasi bertalian dengan suatu


(48)

28

tujuan, dalam hal ini tujuan dari sebuah pembelajaran adalah untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

Sardiman (2012:75) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa yaitu mengetahui apa yang akan dipelajarai dan memahami mengapa hal tersebut harus dipelajari maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa, atau dapat dikatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.

C. Penelitan Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang disusun oleh Mulya Sari mahasiswa Program Sarjana Universitas Lampung dengan judul penelitian “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini menggunakan metode survey eksplanasi, data dikumpulkan dengan menggunakan


(49)

29

angket yang diperoleh dari 100 orang siswa sebagai populasi. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dan uji regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) media pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 30 persen, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti guru, kurikulum, program serta lingkungan, (2) kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 20,9 persen, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti minat, kecerdasan, bakat, kemampuan kognitif serta fisiologis, (3) media pembelajaran dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 33,9 persen, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti guru, kurikulum, program, lingkungan, minat, kecerdasan, bakat, kemampuan kognitif serta fisiologis.

Perbedaan pada penelitian kali ini adalah variabel penelitian yaitu variabel peneltian pada penelitian kali ini adalah aktivitas dan motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio, sedangkan persamaannya adalah pada kedua penelitian ini sama-sama menggunakan dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y).

Penelitian yang disusun oleh Silmi Rusyda mahasiswa Program Sarjana Universitas Negeri Semarang dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi dan Aktivitas Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Semarang pada Materi Segiempat dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas


(50)

30

VII SMP Negeri 38 Semarang. Pada kelas sampel yang dipilih secara random sampling dilakukan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi segiempat, kemudian dilakukan tes hasil belajar, pengambilan data motivasi melalui angket, dan data aktivitas melalui observasi.

Berdasarkan analisis regresi linear ganda diperoleh persamaan regresiŶ = -26,216 + 0,960 X1 + 0,587 X2. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa regresi linear ganda berarti, koefisien korelasi ganda berarti, dan koefisien regresi linear ganda berarti, dan karena uji asumsi pada regresi linear ganda meliputi galat acak berdistribusi normal dan rata-rata sama dengan nol, kesamaan varians (homokedastisitas), dan tidak ada multikolinearitas dipenuhi maka model regresi linear ganda dapat digunakan untuk mengukur dan membuat kesimpulan. Jadi terdapat pengaruh positif antara motivasi dan aktivitas siswa terhadap hasil. Besar pengaruh motivasi dan aktivitas siswa terhadap hasil belajar adalah 77,6%.

Perbedaan pada penelitian kali ini adalah model pembelajaran yang digunakan. Jika dalam penelitian yang dilakukan terdahulu oleh Silmi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) maka dalam penelitian kali ini menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. Persamaan pada penelitian kali ini adalah terdapat pada variabel bebas dan variabel terikat yaitu sama-sama memiliki variabel bebas aktivitas dan motivasi belajar dan variabel terikat hasil belajar.


(51)

31

D. Kerangka Pikir

Setiap aktivitas yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar. Baik itu mendengarkan, berdiskusi, menyampaikan pendapat, dan lain sebagainya. Aktivitas siswa yang positif diharapkan dapat membuat proses pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Selain aktivitas, motivasi yang terdapat dalam diri siswa juga dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Upaya dan kemauan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tercermin dari gairah, semangat, dan rasa senang.

Aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam belajar geografi juga harus dibarengi dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat agar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut diharapkan mampu menarik perhatian siswa dan membuat proses pembelajaran jadi lebih menyenangkan.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu menarik minat siswa adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model pembelajaran berbasis portofolio, siswa dituntut lebih aktif dan mandiri sehingga pusat belajar lebih didominasi oleh siswa dan mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa aktivitas dan motivasi belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat mempengaruhi hasil belajar geografi.


(52)

32

Dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar pada siswa kelas XI IPS, peneliti melakukan pretest dan posttest pada kelas eksperimen.

Pretest dilakukan pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian posttest diberikan pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan akhir siswa sebagai hasil dari diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio sekaligus mengukur aktivitas dan motivasi belajar siswa. Untuk memberikan penjelasan, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian Keterangan:

Y1 : pretest

Y2 : posttest

X : perlakuan pada kelas eksperimen (aktivitas dan motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio)

Pertemuan di kelas eksperimen

Pertama: Y1, X

Kedua:

X Ketiga:

X, Y2


(53)

33

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh aktivitas belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMAN 13 Bandar Lampung.

2. Ada pengaruh motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMAN 13 Bandar Lampung.

3. Ada pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMAN 13 Bandar Lampung.


(54)

34

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu dengan bentuk desain penelitian pada penelitian kali ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Desain dari metode penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Desain One Group Pretest-Posttest Design

One Group Pretest-Posttest Design Y1X Y2

Keterangan: Y1 : pretest

X : model pembelajaran berbasis portofolio (dengan mengukur aktivitas dan motivasi belajar)

Y2 : posttest

B. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 semester genap di SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014-2015. Kelas XI IPS 1 adalah kelas yang memiliki kemampuan yang rendah, hal itu dilihat dari rata-rata nilai Ulangan Harian I dari semua kelas XI yang ada di SMA N 13 Bandar Lampung yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3, maka didapat nilai rata-rata Ulangan Harian I yang paling rendah adalah kelas XI IPS 1. Kelas XI IPS 1 merupakan kelas eksperimen.


(55)

35

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan survey ke sekolah untuk mengetahui jumlah siswa dan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

2. Menentukan kelas eksprimen yang akan dijadikan subjek penelitian 3. Memberi pretest pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan. 4. Melakukan penilaian aktivitas siswa dan memberikan kuesioner motivasi

belajar kepada siswa pada saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio sedang berlangsung

5. Memberi posttest pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio.

6. Menyajikan data aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran berbasis portofolio untuk menentukan seberapa besar pengaruh kepada hasil belajar.

7. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.

8. Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2008:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini variabelnya adalah sebagai berikut:


(56)

36

1. Variabel Independen (bebas) yaitu aktivitas dan motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio.

2. Variabel Dependen (terikat) yaitu hasil belajar geografi pada siswa kelas XI IPS di SMAN 13 Bandar Lampung.

E. Definisi Operasional Variabel

Dari penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Aktivitas belajar adalah segala jenis bentuk kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung agar lebih dinamis, tidak membosankan, dan dapat menghasilkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas.

Dalam penelitian ini data dihasilkan dari penilaian aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio kemudian dicatat dalam lembar observasi. Observer melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung kemudian memberi nilai pada lembar observasi. Adapun aktivitas-aktivitas siswa yang akan diamati dapat dilihat pada tabel berikut.


(57)

37

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Aktivitas Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Pengukuran Ket. Aktivitas Belajar Aktivitas Melihat (Visual Activities) - Memperhatikan penjelasan guru.

Ordinal 1. Sangat Aktif 2. Aktif 3. Cukup Aktif 4. Kurang Aktif 5. Sangat Kurang Aktif (Oral Activities) - Berdiskusi/bertanya

- Menanggapi pertanyaan. Ordinal Aktivitas Menulis (Writing Activities)

- Mencatat yang relevan dengan pembelajaran. - Mengerjakan Lembar

Kerja Siswa (LKS), mengerjakan pretest dan posttest

Ordinal

2. Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dimiliki oleh siswa guna mendorong mereka untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran. Motivasi dalam belajar juga timbul karena adanya tujuan yang ingin dicapai oleh siswa tersebut. Tujuannya bisa berupa hasil belajar yang baik dan prestasi belajar yang baik.

Pada penelitian ini, motivasi diukur dengan memberikan angket motivasi belajar kepada siswa. Pengkuran motivasi belajar siswa didasarkan pada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Untuk lebih jelasnya, definsi operasional variabel motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio dapat dilihat pada tabel berikut.


(58)

38

Tabel 4. Definsi Operasional Variabel Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Pengukuran Ket.

Motivasi Belajar

Motivasi Intrinsik

- Belajar atas kesadaran diri sendiri.

- Adanya keinginan untuk memecahkan masalah sendiri.

Ordinal 1. Sangat Kuat 2. Kuat 3. Cukup Kuat 4. Kurang Kuat 5. Sangat Kurang Kuat Motivasi Ekstrinsik

- Ingin mendapatkan nilai yang baik.

- Ingin mendapatkan pujian/hadiah. - Proses belajar yang

menyenangkan.

Ordinal

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yang diambil dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil nilai posttest. Hasil belajar yang dicapai siswa ini berupa nilai angka dengan rentangan dari 1 –100. Definisi operasional variabel tentang hasil belajar dapat dilihat dari tebel 5 berikut:

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel Hasil Belajar

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Ket.

Hasil Belajar (Posttest)

1. Merumuskan konsep pelestarian lingkungan hidup

2. Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan

3. Memberi contoh tindakan-tindakan yang mencerminkan pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.


(59)

39

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data kegiatan belajar mengajar di kelas dan data tentang aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Kuesioner

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data jumlah siswa, data hasil belajar siswa serta data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik Tes

Dalam penelitian ini diberikan dua jenis tes pada kelas eksperimen yaitu pretest dan postest. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengukur data kemampuan awal siswa sebelum diberikan model pembelajaran berbasis portofolio dan kemampuan akhir siswa setelah dilakukan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio pada kelas eksperimen.


(60)

40

G. Instrumen Penelitian

1. Aktivitas belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio a. Kisi-kisi Aktivitas belajar

Dalam penelitian ini data dihasilkan dari penilaian aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio kemudian dicatat dalam lembar observasi. Kisi-kisi aktivitas belajar siswa yang akan diamati dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Observasi

Variabel Sub Indikator Ket.

Aktivitas Belajar

1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Berdiskusi/bertanya

3. Menanggapi pertanyaan. 4. Mencatat yang relevan dengan

pembelajaran.

5. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), mengerjakan pretest dan posttest

Penilaian dilakukan dengan memberikan

checklist(√) pada lembar observasi.

2. Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio a. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio diukur dengan menggunakan teknik kuesioner yang terdiri dari 20 item pertanyaan (Lampiran 5). Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana pada setiap item sudah tersedia pilihan jawaban dan tidak memerlukan penjelasan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda


(61)

41

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner dengan skala lima yang diadaptasi dari kategori Likert. Menurut Sugiyono (2012:134), “Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif dengan sangat negatif”. Tiap

alternatif jawaban diberi skor 5, 4, 3, 2 dan 1, seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Alternatif Jawaban Instrumen Motivasi Belajar Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan

Positif

Skor Pertanyaan Negatif

Sangat Kuat (SK) 5 1

Kuat (K) 4 2

Cukup Kuat (CK) 3 3

Kurang Kuat (KK) 2 4

Sangat Kurang Kuat (SKK) 1 Sumber: Sugiyono, 2012: 135.

Berikut adalah tabel tentang kisi-kisi kuesioner motivasi belajar sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

Tabel 8. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner.

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal

Motivasi Belajar

Motivasi Intrinsik

- Belajar atas kesadaran diri sendiri.

2, 3, 4, 8, 10 5

- Adanya

keinginan untuk memecahkan masalah sendiri.

5, 7, 12, 17, 20 5 Motivasi Ekstrinsik - Ingin mendapatkan nilai yang baik.

13, 14, 15, 19, 21

5

- Ingin

mendapatkan pujian/hadiah.

18, 22, 23, 24, 25

5

- Proses belajar yang

menyenangkan.

1, 6, 9, 11, 16, 26


(62)

42

b. Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar 1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2009:64). Pada penelitian ini validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan dalam penelitian dan dilakukan sebelum soal benar-benar diajukan kepada siswa.

Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabeldengan α = 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.

Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut:

= ( )( )

[ ( )][ ( )]

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi

= Jumlah skor dalam sebaran x = Jumlah skor dalam sebaran y

= Jumlah hasil skor x dengan skor y yang berpasangan. N = Banyaknya skor x dan y yang berpasangan

(Suharsimi Arikunto, 2009:72)

Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 0,05 (5%), jika rhitung lebih dari atau sama dengan rtabel maka butir instrumen dikatakan valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitungkurang dari rtabelmaka butir instrumen dinyatakan tidak valid.

Butir instrumen dianalisis dengan bantuan program komputer SPSS 20 for Windows. Berdasarkan data perhitungan validitas instrumen motivasi belajar pada lampiran 2, dapat dibuat rekapitulasi seperti tabel berikut.


(63)

43

Tabel 9. Uji Validitas Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar

No. Variabel Komentar No. Soal

1. Motivasi Belajar Valid

1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, dan 24

Tidak Valid 6, 7, 8, 19, dan 25

Data Lengkap: Lampiran 7.

Hasil perhitungan uji validitas variabel motivasi belajar pada tabel menunjukkan bahwa terdapat 5 item pertanyaan yang tidak valid, karena memiliki nilai rhitung< rtabelyaitu item pertanyaan nomor 6, 7, 8, 19 dan 25. Setelah memperhatikan item pertanyaan yang tidak valid dan dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah disusun di depan ternyata bahwa informasi yang terdapat dalam butir yang tidak valid tersebut diprediksi tidak mengganggu proporsi kisi-kisi yang ada. Oleh karena itu, diputuskan untuk membuang (tidak memakai) item pertanyaan yang tidak valid dan tidak melakukan revisi instrumen. Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar setelah diuji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Setelah dilakukan Uji Validitas

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal

Motivasi Belajar

Motivasi Intrinsik

- Belajar atas kesadaran diri sendiri.

2, 3, 4, 10 4

- Adanya keinginan untuk

memecahkan maslah sendiri.

5, 12, 17, 20 4

Motivasi Ekstrinsik

- Ingin mendapatkan nilai yang baik.

13, 14, 15, 21 4 - Ingin mendapatkan

pujian/hadiah.

18, 22, 23, 24 4 - Proses belajar yang

menyenangkan.


(64)

44

2) Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2009:86) menyatakan bahwa, reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap dan konsisten. Dari konsep reliabilitas ini disimpulkan bahwa tes atau instrumen yang baik yaitu merupakan tes atau instrumen yang dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha, yaitu sebagai berikut:

r = n

n 1 1

σ σ Keterangan:

r = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan (soal) = Jumlah varians butir

= Varians total

(Suharsimi Arikunto, 2009:109)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS 20

for Windows untuk perhitungan uji reliabilitas. Berdasarkan data perhitungan reliabilitas instrumen motivasi belajar pada lampiran 7, dapat dibuat rekapitulasi seperti tabel berikut.

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar.

No. Variabel Koefisien Reliabilitas Keputusan

1 Motivasi Belajar 0,757 Reliabel


(65)

45

Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria tingkat reliabilitas, Sugiyono (2012:257) menyatakan bahwa koefisien hubungan antara 0,80 – 1,000 sangat kuat; antara 0,60 – 0,799 kuat; antara 0,40 – 0,599 sedang; antara 0,20 – 0,399 rendah; dan antara 0,00–0,199 sangat rendah.

Berdasarkan pernyataan tersebut, karena nilai koefisien yang diperoleh 0,757 berada diantara nilai 0,80– 1,000 maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen motivasi belajar tergolong kuat.

3. Hasil Belajar

a. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar

Tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Dalam penilitian ini diberikan dua jenis tes pada kelas eksperimen. Pretest diberikan pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah kelas eksperimen diberi perlakuan. Tes berbentuk pilihan jamak dengan jumlah 25 butir soal sebelum dilakukan uji validitas instrumen tes.

b. Uji Persyaratan Instrumen Hasil Belajar 1) Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:65) validitas dari sebuah tes dapat diketahui dan dicari dari hasil pemikiran dan hasil pengalaman. Suatu tes dapat dikatakan sahih/valid apabila mengukur apa yang hendak diukur dan hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.


(1)

rumus:

a =

( )( ) (( )() )

b =

( )( )

( ) (Hartono, 2012:160).

2) Uji hipotesis ketiga

Hipotesis ketiga: ada pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMAN 13 Bandar Lampung.

Menurut Sundayana (2014:224) analisis regresi linier ganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Untuk menghitung regresi linear ganda dapat mengunakan rumus sebagai berikut:

1) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor dengan rumus:

Y' = a + b1X1+ b2X2

Keterangan:

Y' = nilai prediksi variabel dependen

a = konstanta, yaitu nilai Y' jika X1dan X2= 0

b1dan b2 = koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan

ariabel Y' yang didasarkan variabel X1dan X2.

X1dan X2 = variabel independen (Duwi Priyatno, 2010:136).

2) Mencari koefisien korelasi antara variabel X1dan X2dengan Y, dengan rumus


(2)

3) Mencari koefisien determinasi (R2) antara kriterium Y dengan prediktor X1

dan X2, dengan cara mengkuadratkan Rhitungsehingga ditemukan nilai R2.

4) Menguji signifikansi dengan uji F

F = R (n m 1) m (1 R )

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi

n = banyak anggota sampel (responden) m = banyak prediktor

R = koefisien korelasi (Hartono, 2012:170).

Pengambilan kesimpulan yaitu dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan

Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Jika Fhitung lebih dari Ftabel berarti pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dinyatakan signifikan. Sebaliknya, jika Fhitung kurang dari Ftabel maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh aktivitas belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 1 di SMAN 13 Bandar Lampung.

2. Ada pengaruh motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 1 di SMAN 13 Bandar Lampung.

3. Ada pengaruh aktivitas dan motivasi belajar dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 1 di SMAN 13 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, dengan memahami bahwa aktivitas dan motivasi belajar dengan

pembelajaran berbasis portofolio dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar pada mata pelajaran geografi, diharapkan mampu


(4)

memberikan dampak positif terhadap hasil belajar khususnya pada mata pelajaran geografi, diharapkan siswa memiliki aktivitas belajar yang relevan dengan pembelajaran dan motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arnie Fajar. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung. Remaja Rostakarya.

Asep Jihad dan Haris. 2012.Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo: Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Duwi Priyatno. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Hartono. 2012.Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iwan Hermawan. 2009.Geografi Sebuah Pengantar.Private Publishing:

Bandung.

Mulya Sari. 2015.Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Lampung.

Nanang Hanifah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama: Bandung.

Nasri. 2013. Diakses dari: Teori Belajar Konstruktivistik oleh vygotsky. https://nasriaika1125.wordpress.com. Pada 4 September 2015 pukul 09.00 WIB.

Nursid Sumaatmadja. 2001.Metodologi Pengajaran Geografi. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Oemar Hamalik. 2008.Proses Belajar Mengajar. CV Bumi Aksara: Jakarta. Robert E Slavin. 2011.Psikologi Pendidikan. PT Indeks. Jakarta.


(6)

Sardiman. 2012.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Silmi Rusyda. 2009.Pengaruh Motivasi dan Aktivitas Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Semarang pada Materi Segiempat dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2003.Metode Statistika. PT Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Sumarmi. 2007.Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media: Malang. Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar.PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Tukiran Taniredja. 2012.Model-model Pembelajaran Inovatif.Alfabeta. Bandung.

Wawan. 2010.Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. PT Rineke Cipta: Jakarta.

Wina Sanjaya. 2009.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Persada Media Group: Jakarta.

___________. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN METODE SCIENTIFIC INQUIRY DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG

0 13 60

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010-2011

0 6 25

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203

1 12 71

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

0 11 65

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA.

0 0 22

PENGARUH PRAKTIKUM VIRTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

0 0 87

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN GEOGRAFI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SMA NEGERI SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 0 1

USUL PENELITIAN PENGARUH METODE BELAJAR DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KEDOTERAN UNILA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 41

USUL PENELITIAN PENGARUH METODE BELAJAR DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KEDOTERAN UNILA

0 0 17