Dari analisa data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi minyak kelapa yang dihasilkan mencapai 100 sampai 200 liter per hari per unit usaha
tradisionil. Jumlah produksi tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh dengan mengolah bahan baku kelapa sebanyak lebih kurang 1.000 sampai
2.000 butir kelapa dengan cara basah tradisional atau bothokan. Di daerah kecamatan Srandakan dan sekitar terdapat 12 pengrajin minyak kelapa, rata-
rata produksi per hari antara 800 sampai 1.000 liter minyak kelapa. Produksi tersebut masih dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar. Hambatan
utama para pengrajin adalah pemasaran, kwalitas minyak, sehingga jika ada industri yang mau menampung, maka kuantitas produksi adakan ditingkatkan.
3. Data Bahan Baku Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di
daerah Kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa yang tumbuh di pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang
diperoleh dari kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang 100.000 ton butir kelapa setiap tahunnya di
daerah Kabupaten Bantul, atau lebih kurang 100.000.000 butir kelapa setiap tahunnya. Dari jumlah butir kelapa tersebut menghasilkan limbah air kelapa
sebanyak 50 juta liter. Produksi ini tergolong sangat tinggi, belum lagi jika ditambah dari Kabupaten tetangga dekatnya yaitu Kulon Progo dan disekitar
DIY. Kulon Progo merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Demikian juga dengan kabupaten Sleman dan Gunung Kidul yang merupakan
penghasil buah kelapa ketiga dan keempat setelah kabupaten Kulon Progo dan Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh dari kabupaten Purworejo Jawa
Tengan lebih kurang 40 km yang sangat terkenal penghasil kelapa, sehingga ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam pembuatan dan
pemurnian minyak kelapa.
D. TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 2. Meningkatkan nilai manfaat buah kelapa.
3. Menggairahkan usaha-usaha kerakyatan.
II.
SPESIFIKASI PRODUK
A. Perumusan Produk Usaha No
Jenis Produk Spesifikasi Produk
1. Minyak Kelapa
Kemasan 0,5 Liter Kemasan 1 Liter
Kemasan 2 Liter Kemasan Jerigen 20 Liter
2. Nata de Coco
Lembaran Netralan
3. Batok KelapaArang
Karung 4.
Sabut Kelapa Packaging 50 – 60 Kg
5. Blondo
Kethak Mentah
B. Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha Alat yang dipakai dalam pelaksanaan program ini adalah seperangkat alat
pembuatan minyak kelapa dan pemurnian minyak kelapa dari minyak bermutu rendah menjadi minyak bermutu tinggi. Perangkat alat tersebut terdiri atas alat
parut kelapa, alat peras, alat pemasak, tangki-tangki pemurnian berikut alat tambahannya, tangki penampungan minyak belum murni dan tangki
penampungan minyak kelapa yang sudah dimurnikan. Alat tambahan yang diperlukan adalah pompa untuk menaikkan minyak kelapa, pompa vakum, filter
pres untuk penyaringan dan pipa-pipa penghubung serta kran-kran untuk membuka dan menutup.
Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pemurnian adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut : a. Membeli kelapa dari petani
b. Mengupas c. Memarut dan memeras santan
d. Memasak santan e. Memisahkan minyak kelapa dengan air dengan cara pengepresan
2. Pemurnian Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut : a. Minyak kelapa yang sudah jadi dan minyak kelapa dari pengrajin
minyak kelapa tradisional di lingkungan Kabupaten Bantul ditampung dalam tangki penampungan minyak kotor
b. Minyak dimasukan ke tangki pencampur. Dalam tangki ini minyak kelapa yang belum dimurnikan dicampur dengan zat penyerap air dan
zat pembantu yang lain. c. Dari tangki pencampur minyak dimasukan dalam tangki pengendapan.
Jumlah tangki
pengendapan minimal 10 buah, karena akan dilakukan pengendapan selama 10 hari. Dengan tangki
pengendapan 10 buah tersebut diharapkan setiap hari dapat berproduksi minyak kelapa yang sudah murni. Selain mengendapkan
kotoran yang ikut didalamya, tangki ini juga berfungsi untuk menghilangkan asam lemak bebas yang berada dalam minyak
kelapa. d. Setelah 10 hari pengendapan akan diperoleh minyak kelapa dengan
warna jernih dengan mutu yang cukup tinggi. Minyak kelapa diambil dengan melalui filter untuk menghindari adanya kotoran yang ikut
selama pengambilan , minyak yang keluar dari tangki ini sudah dapat langsung dikonsumsi . Dari penelitian diketahui bahwa mutu minyak
sangat baik dengan rasa dan aroma gurih, serta keawetan 1 tahun.
e. Langkah terakhir adalah pembersihan tangki bekas pengendapan, dalam tangki terdapat endapan zat padat. Zat padat dari pengendapan
minyak kelapa mengandung kapur dengan kadar yang cukup tinggi, dalam kesempatan lain limbah ini akan diolah menjadi makanan
ternak yang mengandung gizi tinggi. 3. Pembuatan Nata de Coco
a. Air kelapa disaring dan dimasak b. Setelah mendidih ditambah dengan gula pasir, ZA, dan asam cuka
c. Campuran dituang dalam loyang setelah dingin diberi Acetobacter Xillinum sebagai stater.
d. Air kelapa yang sudah diberi Starter dipindah ke dalam loyang-loyang sampai 7 hari dalam inkubasi.
e. Air kelapa sudah menjadi Nata de Coco. 4. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dibuat powder dengan panjang serat antara 2-20 cm dengan kekeringan maksimal 10 dan kadar debu maksimal 5 . Kemudoian
dipress dengan ukuran 60 x 80 x 100 cm dengan berat antara 50 – 60 kg, dipackaging dengan plastik wrapping.
5. Pembuatan Batok Arang Batok kelapa dibakar sampai keadaan tertentu dan di siram air.
C. Nilai tambah dari sisi Iptek Produk yang dihasilkan dalam pemurnian minyak kelapa adalah minyak
kelapa yang telah murni sesuai dengan Standar Industri Indonesia, bahkan mempunyai nilai lebih dari segi gizi. Sistem pengolahan dengan cara tersebut di
atas belum pernah ada yang mencoba dan menemukannya, sehingga dari sisi iptek hal ini dapat dikatakan sebagai cara penemuan baru, dan dapat dicarikan hak
paten.
D. Manfaat Industri Pemurnian Minyak Kelapa Dari Aspek Sosial Ekonomi
1. Adanya Industri pembuatan minyak kelapa dapat menampung produksi kelapa dari petani yang melimpah dengan harga yang relatif stabil.
2. Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan memberikan manfaat pada para pengrajin minyak kelapa tradisional. Hambatan utama para
pengrajin tersebut adalah pada masalah permodalan, pemasaran, dan kwalitas minyak sehingga jika ada industri yang menampung hasil
industrinya, maka para pengrajin minyak kelapa tradisional akan dapat meningkatkan produksinya tanpa adanya kekhawatiran produknya tidak laku.
Minyak yang diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu jelek, keruh dan tidak tahan lama sehingga para pengrajin takut memproduksi
dalam skala besar karena takut tidak cepat laku dan cepat tengik. 3. Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena yang
diperoleh dari hasil pemurnian ini benar-benar merupakan minyak asli tanpa adanya zat pengisi maupun bahan pengawet. Minyak ini juga bermutu tinggi
karena merupakan minyak yang tahan pada suhu yang relatif tinggi. Kadar kolesterol dan peroksida minyak hasil pemurnian ini relatif stabil walaupun
dipakai pada suhu tinggi dan waktu cukup lama. 4. Harga relatif lebih murah.
5. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi pengrajin minyak kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil pemurnian.
6. Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan sehat dengan memanfaatkan minyak kelapa.
7. Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa. 8. Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.
III.
RENCANA USAHA
A.
BAGAN ALIR PROSES INDUSTRI
B. LOKASI DAN BANGUNAN INDUSTRI PEMURNIAN MINYAK KELAPA