16
c. Sasaran Pelatihan
Menurut Tim Direktorat pengembangan kursus dan pelatihan 2011: 14 sasaran program pelatihan desa vokasi
adalah sebagai berikut: 1 Prioritas penduduk usia produktif usia 18-45 tahun,
dengan prioritas utama adalah warga masyarakat yang secara ekonomi kurang mampu, belum bekerja, putus
sekolahtamat tidak melanjutkan tidak sedang menempuh pendidikan formal.
2 Peserta program pelatihan berdomisili di desa tempat program pelatihan diselenggarakan.
3 Bersedia mengikuti proses pembelajaran sampai tuntas dan mengikuti program tindak lanjut berupa rintisan
wirausaha mandiri. 4 Memiliki minat dan motivasi untuk bekerja dan atau
berwirausaha sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran.
d. Model Pelatihan
Murdick dan Ross Amirin, 2001: 70 mendefinisikan istilah “model merupakan abstraksi realitas, suatu “penghampiran”
kenyataan, sebab memang model tidak bisa menceritakan perincian atau detail kenyataan tersebut, melainkan hanya porsi atau bagian-
bagian tertentu yang penting saja, atau yang merupakan “sosok kunci” atau pokok key features”. Hal yang sama juga dikatakan
oleh Elias M. Awadr Amirin, 2001: 70 “jadi yang dinamakan model itu adalah pencerminan, penggambaran sistem yang nyata
atau direncanakan”. Dalam kaitanya dengan model pelatihan Atmodiwirio
2002: 56 mendefinisikan “desain rancang bangun adalah proses
17 perencanaan yang menggambarkan urutan kegiatan sistematika
mengenai suatu program”. Hal ini di perjelas oleh Hamalik 2001: 20 menyatakan bahwa “model pelatihan adalah suatu bentuk
pelaksanaan pelatihan yang di dalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaanya”. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka model pelatihan merupakan gambaran secara menyeluruh tentang langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dalam siklusnya terbagi kedalam tiga tahapan yaitu; tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Adapun Soekamto, dkk trianto, 2009: 22 mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar”. Dari model-model pelatihan yang ada, dapat dilihat
diantaranya sebagaimana di kembangkan Nedler 1982:12, yang dikenal dengan The Critical Events model CEM.