Bentuk-Bentuk kewirausahaan Kajian Kewirausahaan

15 3 Peningkatan keimanan dan ketakwaann terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4 Meningkatkan taraf hidup. 5 Meningkatkan kecerdasan. 6 Meningkatkan keterampilan. 7 Meningkatkan drajat kesehatan dan kesejahteraan. 8 Menciptakan lapangan kerja. 9 Memeratakan pembangunan dan pendapatan. Menurut Oemar Hamalik 2005: 12 ada tiga fungsi dari pelatihan, yaitu: 1 Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku performance kerja para peserta pelatihan. 2 Pelatihan berfungsi mempersiapkan promosi ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit dan sulit. 3 Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni jabatan kepengawasan dan manajemen. Kegiatan pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan, keahlian keterampilan skill, pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Henry Simamora dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI 2007: 467, yang menjelaskan bahwa “pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang individu atau kelompok dalam menjalankan tugas tertentu”. 16

c. Sasaran Pelatihan

Menurut Tim Direktorat pengembangan kursus dan pelatihan 2011: 14 sasaran program pelatihan desa vokasi adalah sebagai berikut: 1 Prioritas penduduk usia produktif usia 18-45 tahun, dengan prioritas utama adalah warga masyarakat yang secara ekonomi kurang mampu, belum bekerja, putus sekolahtamat tidak melanjutkan tidak sedang menempuh pendidikan formal. 2 Peserta program pelatihan berdomisili di desa tempat program pelatihan diselenggarakan. 3 Bersedia mengikuti proses pembelajaran sampai tuntas dan mengikuti program tindak lanjut berupa rintisan wirausaha mandiri. 4 Memiliki minat dan motivasi untuk bekerja dan atau berwirausaha sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran.

d. Model Pelatihan

Murdick dan Ross Amirin, 2001: 70 mendefinisikan istilah “model merupakan abstraksi realitas, suatu “penghampiran” kenyataan, sebab memang model tidak bisa menceritakan perincian atau detail kenyataan tersebut, melainkan hanya porsi atau bagian- bagian tertentu yang penting saja, atau yang merupakan “sosok kunci” atau pokok key features”. Hal yang sama juga dikatakan oleh Elias M. Awadr Amirin, 2001: 70 “jadi yang dinamakan model itu adalah pencerminan, penggambaran sistem yang nyata atau direncanakan”. Dalam kaitanya dengan model pelatihan Atmodiwirio 2002: 56 mendefinisikan “desain rancang bangun adalah proses