Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

51 Tabel 4. Kisi-kisi Panduan Observasi No Komponen Sub Komponen Indikator Jumlah Butir 1. Penguasaan Bosakata Benda Perhatian dan keaktifan anak dalam proses pembelajaran kosakata 1. Anak mendengarkan penjelasan guru 2. Anak Tanya jawab dengan guru mengenai materi yang sedang dipelajari 2 Mengerjakan latihan pada gambar seri dan penguasaan kosakata 1. Mengerjakan soal sesuai dengan perintah atau petunjuk 2. Anak menyebutkan kosakata benda 3. Anak menuliskan kosakata benda 4. Anak melengkapi kalimat 4 Keadaan kelas pada saat proses pembelajaran 1. Anak memiliki semangat atau minat untuk mengikuti proses pembelajaran 2. Anak fokus dan memperhatikan materi yang diberikan guru 2 Penggunaan media gambar seri untuk peningkatan kosakata dan evaluasi pembelajaran 1. Membaca perintah yang ada pada gambar seri 2. Membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari 2 3. Instrumen Wawancara Data dari hasil wawancara digunakan peneliti sebagai data pendukung untuk melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran. Adapun kisi-kisi panduan wawancara yang digunakan dapat dilihat di bawah ini: 52 Tabel 5. Kisi-kisi Panduan Wawancara Aspek Indikator Jumlah Butir Kelebihan yang diperoleh dalam penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran penguasaan kosakata Penguasaan materi pembelajaran yang digunakan, yaitu penguasaan kosakata 1 Minat siswa tunarungu pada saat proses pembelajaran 1 Kendala yang dialami ketika penggunaan media gambar seri Masalah yang dialami siswa pada saat pembelajaran 1 Penyampaian materi pembelajaran 1

I. Validitas Instrumen

Penelitian dapat dikatan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang diperoleh dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2007:172-173. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas logis. Validitas isi digunakan untuk validasi instrumen tes dan validitas logis digunakan untuk instrumen observasi dan wawancara. Menguji validitas isi dan validitas logis peneliti meminta penilaian ahli dan praktisi pendidikan. Penilaian ahli yang ditunjuk adalah dosen pendidikan luar biasa dan praktisi pendidikan yang dimaksud yaitu, guru kelas 3 SDLB Wiyata Dharma I Tempel dan ahli. Validitas isi digunakan untuk mengungkap kemampuan penguasaan kosakata anak tunarungu kelas 3 SDLB. Validitas logis digunakan untuk validasi observasi dan wawancara. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, validitas instrumen ini menggunakan validitas isi dan validitas logis. Dimana validitas isi untuk validasi instrumen tes. Validitas logis untuk validasi instrumen 53 observasi dan wawancara. Validitas intrumen dengan meminta penilaian ahli dan praktisi pendidikan, yaitu dosen pendidikan luar biasa dan guru.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini dimaksudkan semua data yang telah di kumpulkan dilaporkan kemudian di analisis secara kuantitatatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar anak dalam penguasaan kosakata bahasa Indonesia sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan tindakan. Nilai hasil belajar penguasaan kosakata disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang dilengkapi dengan uraian deskriptif agar mudah dipahami. Hasil analisis selanjutnya dengan membandingkan kemampuan anak tunarungu kelas dasar 3 sebelum dan sesudah pasca tindakan. Dengan kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 76. Apabila anak mampu mencapai batas ketuntasan 76 atau lebih maka anak dalam pembelajaran penguasaan kosakata dapat dikatakan berhasil atau meningkat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pendapat Nana Sudjana 1990:129 rumus yang digunakan untuk mencari persentase pencapaian hasil belajar penguasaan kosakata bahasa Indonesia sebagai berikut: P = x 100 Keterangan: P : Prosentase penguasaan F : Skor yang diperoleh N : Skor total 54 Hasil dari skor pre test dan post test akan menghasilkan prosentase yang menunjukkan bahwa subjek sudah atau belum mencapai batas KKM yang telah ditentukan. Hipotesis dinyatakan diterima apabila indicator keberhasilan telah tercapai. Kriteria nilai pencapaian hasil belajar penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan dengan kriteria keberhasilan mencapai nilai 76, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Tingkat Penguasaan Kategori 86-100 76-85 60-75 55-59 54 Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali M. Ngalim Purwanto, 2006: 102 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor hasil persentase peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia menurut M. Ngalim Purwanto 2006:83 sebagai berikut: Peningkatan= Indikator keberhasilan dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria yang di tentukan.Dalam hal ini peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini sebesar 76. Anak mampu mencapai batas ketuntasan minimal sebesar 76 atau lebih maka anak tersebut dikatakan berhasil dalam tes peningkatan penguasaan kosakata benda untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB Wiyata Dharma I Tempel yang terletak di Jl. Magelang Km. 17, Margorejo, Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini dibangun sejak Tahun 1985 di atas tanah dengan luas 3.340 m2 dan luas bangunan 2.500 m2. Sekolah ini berstatus swasta yang dikelola oleh pengurus sekolah serta Yayasan Wiyata Dharma dibawah Lembaga Kesejahteraan Sosial. SLB Wiyata Dharma I Tempel Sleman Yogyakarta membuka jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas. Jumlah keseluruhan siswa disekolah ini pada tahun 20132014 berjumlah 65 siswa, terdiri dari 46 siswa SDLB, 10 siswa SMPLB, dan siswa SMALB. Pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari pukul 07.30-13.20 WIB dengan pembagian waktu untuk kelas 3 SDLB pukul 07.30-1.55 WIB. Kondisi fisik bangunan di sekolah ini cukup bagus. Banyak fasilitas yang disediakan di sekolah, meliputi ruang kelas untuk proses KBM, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang tamu, mushola, ruang dapur, kamar mandi, tempat parker, ruang BKPBI, ruang artikulasi, ruang menjahit, ruang komputer, sanggar kerja, perpustakaan, showroom, kantin sekolah, udang sekolah, asrama dan lapangan olahraga.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini, anak tunarungu di kelas 3 SDLB Wiyata

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR EMOTION DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI EKSPRESI WAJAH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 2 SDLB SUKAPURA BANDUNG.

1 3 30

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 1 (SATU) MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

6 17 136

PENINGKATAN KETERAMPILAN ARTIKULASI MELALUI PENDEKATAN VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK, TAKTIL (VAKT) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SLB WIYATA DHARMA 1 TEMPEL.

2 31 177

PENGARUH MEDIA MODEL JAM AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN PENGUKURAN WAKTU PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 1 192

EFEKTIVITAS MEDIA SEMPOA TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS III SDLB DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 2 138

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI MEDIA SPELLING PUZZLE PADA ANAK TUNARUNGU KELAS TAMAN 2 DI SLB KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

2 12 220

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI MEDIA RANTAI HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

0 0 233

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

12 80 276

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU KELAS VI SDLB MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PASARAN DI SLB-B WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 0 225