suhu ruang. Sklerotia yang terbentuk selanjutnya dikumpulkan dan disimpan dalam media PDA miring untuk digunakan lebih lanjut.
Penyediaan Isolat Jamur antagonisme T. harzianum
Biakan murni T. harzianum yang berasal dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Horikultura Medan diperbanyak kembali dalam media PDA, untuk
kultur stok dibiakkan pada media PDA miring. Untuk uji in planta jamur T. harzianum ditumbuhkan dalam media jagung giling.
Penyediaan Pupuk Kandang
Pupuk kandang dari kotoran sapi dan ayam diambil dalam keadaan segar, kemudian dimatangkan secara alami. Setelah matang dengan ciri-ciri remah dan
tidak berbau pupuk kandang dapat digunakan.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 3 pengujian:
I. Uji ekstrak pupuk kandang terhadap S. rolfsii
Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial, dengan
dua faktor yaitu : Faktor Pertama yaitu jenis pupuk kandang K terdiri dari 3 taraf :
K0 = Kontrol air steril
K1 = Ekstrak pupuk kandang sapi
K2 = Ekstrak pupuk kandang ayam
Universitas Sumatera Utara
Faktor kedua lama perendaman sklerotium S. rolfsii dalam ekstrak pupuk kandang yaitu :
T0 = 0 menit
T1 = 15 menit
T2 = 30 menit
T3 = 45 menit
Dengan demikian diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12 kombinasi perlakuan, dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan.
Model linier yang diasumsikan untuk Rancangan Acak Lengkap RAL Faktorial menurut Sastrosupadi 2000 adalah sebagai berikut :
Yij = µ +
αi + βj + αβij +
ε
ijk Dimana :
Y
ijk
= Hasil pengamatan dari pemberian pupuk kandang ke-i, taraf lama perendaman ke-j dan ulangan ke – k
µ = nilai tengah umum
αi = Efek pupuk kandang ke-i K
βj = Efek lama perendaman ke-j T αβij
= Efek interaksi dari pupuk kandang taraf ke-i dan taraf lama
perendaman ke-j
ε
ijk = Efek galat perlakuan taraf ke-i dari faktor K dan taraf ke-j dari faktor T
pada ulangan ke-k Pengujian ini dilakukan dengan membuat ekstrak pupuk kandang dengan
cara merendam masing-masing 1 kg pupuk kandang ke dalam 1 liter air steril. Rendaman ini dibiarkan selama 24 jam, setelah itu rendaman disaring. Sepuluh
buah sklerotium S. rolfsii yang telah direndam dalam ekstrak pupuk kandang
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan perlakuan, diletakkan ke dalam piring petri yang telah dialasi kertas saring dan dibasahi dengan aquades steril, selanjutnya diinkubasi pada suhu
ruang. Jumlah sklerotium yang berkecambah dihitung setiap hari sampai tidak
ada lagi sklerotium yang berkecambah.
II. Pengujian viabilitas T. harzianum
Pengujian viabilitas T. harzianum dilakukan untuk menghitung banyaknya jumlah konidia yang tumbuh. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap non Faktorial dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan yaitu : K0
= Top soil kontrol K1
= Pupuk kandang sapi K2
= Pupuk kandang Ayam Model linier yang diasumsikan untuk Rancangan Acak Lengkap RAL
non Faktorial menurut Sastrosupadi 2000 adalah sebagai berikut : Yij
= µ +
τ
i +
ε
ij Dimana :
Y
ij
= Hasil pengamatan dari perlakuan ke-i, dan ulangan ke – j µ
= nilai tengah umum
τ
i = Efek perlakuan ke-i K
ε
ij =
Efek galat perlakuan ke-i, ulangan ke-j Data hasil pengamatan disusun dalam anova untuk masing-masing peubah.
Jika pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati menunjukkan pengaruh
Universitas Sumatera Utara
yang nyata atau sangat nyata dapat dilanjutkan dangan analisis regresi, korelasi dan uji beda rataan dengan uji DMRT pada taraf 5 atau 1.
Top soil diambil dengan mencangkul sedalam + 10-15 cm, kemudian dikeringanginkan dan diayak dengan ayakan sambil dibersihkan dari sampah dan
kotoran. Hal yang sama dilakukan untuk pupuk kandang sapi dan kandang ayam. Selanjutnya setiap media disterilkan dengan cara dikukus pada suhu 100
o
Jamur T. harzianum yang diambil dari biakan murni dalam piring petri di encerkan dengan air steril sebanyak 10 ml, kemudian diamati kerapatan
konidianya sampai sebesar 10 C
selama 1 jam, kemudian dikeringanginkan. Setelah dingin media tersebut digemburkan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam cup ukuran 200 ml masing-
masing sebanyak 50 g Widhi et al., 2000.
6
dengan haemocytometer, bila terlalu rapat maka diencerkan kembali. Setelah didapat kerapatan 10
6
Pengamatan viabilitas dilakukan sebanyak 5 kali yaitu 5, 10, 15, 20, 25 hari setelah inokulasi hsi, dengan cara mengambil kembali 10 g tanah di dalam cup
dari setiap perlakuan, kemudian dilakukan pengenceran sampai 10 , maka diambil suspensi
konidia jamur T. harzianum sebanyak 10 ml kemudian diinokulasikan dengan cara diteteskan pada setiap cup perlakuan, selanjutnya cup ditutup dengan plastik.
-5
Pengamatan jumlah koloni yang tumbuh dimulai sehari setelah inokulasi dan dilakukan setiap hari selama 4 hari.
. Selanjutnya 1 tetes hasil pengenceran diambil dan dibiakkan ke dalam piring petri yang telah
diisi media PDA dan disebar merata di atas permukaan PDA, kemudian diinkubasi pada suhu ruang.
Universitas Sumatera Utara
III. Pengujian efektifitas pupuk kandang dan jamur T. harzianum