Untuk menentukan Indeks Penyakit maka ditetapkan nilai skala serangan berdasarkan keadaan tanaman yang terserang. Nilai skala untuk setiap kategori
Nurbailis, 1992 adalah : 0 = tidak ada serangan
1 = serangan ringan, bercak tanpa mematikan 2 = serangan berat, bercak dan layu, sebagian masih berproduksi
3 = serangan sangat berat, layu dan rebah kecambah
5. Tinggi tanaman cm
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh cm. Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 dan 4 minggu
setelah tanam mst.
6. Jumlah cabang buah
Jumlah cabang dihitung pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam mst.
Analisis Data
Data hasil pengamatan disusun dalam anova untuk masing-masing peubah. Jika pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati menunjukkan pengaruh
yang nyata atau sangat nyata dapat dilanjutkan dangan analisis regresi, korelasi dan uji beda rataan dengan uji DMRT pada taraf 5 atau 1. Sastrosupadi,
2000.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil I.
Uji ekstrak pupuk kandang terhadap S. rolfsii
Analisis sidik ragam dari jenis ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman sklerotia S. rolfsii terhadap jumlah sklerotia yang berkecambah
sampai pengamatan hari ke –4 didapat jenis ekstrak pupuk kandang K dan lama perendaman T menunjukkan pengaruh yang nyata. Hasil sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan jenis ekstrak pupuk kandang K pada pengamatan 1-4 hari setelah inokulasi hsi
menunjukkan hasil yang nyata dibandingkan dengan perlakuan kontrolair steril. Sedangkan perlakuan lama perendaman menunjukkan hasil yang nyata terhadap
perkecambahan sklerotia S. roflsii didapat pada pengamatan 3 dan 4 hsi. Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman berpengaruh nyata
terhadap berkecambahnya sklerotia S. roflsii yang didapat pada pengamatan 1 hsi, 3 hsi dan 4 hsi, tetapi pada pengamatan 2 hsi interaksi kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata. Hasik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 1. Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT
menunjukkan perbedaan nyata pada pengamatan 1 hsi yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah terhadap pemberian ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman pada pengamatan 1 hsi
buah. Kontrolair
steril K0
Ekstrak pupuk kandang sapi
K1 Ekstrak
pupuk kandang
ayam K2
Rataan T
0 menit Kontrol T0
4,00 abc 4,67 ab
3,00 bcd 3,89
15 menit T1 5,00 a
3,00 bcd 3,33 bcd
3,78 30 menit T2
4,33 abc 1,67 d
4,00 abc 3,33
45 menit T3 5,00 a
2,67 cd 3,00 bcd
3,56 Rataan K
4,58 a 3,00 b
3,33 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
berbeda nyata dengan perlakuan kontrolair steril K
dalam menekan jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah. Sebaliknya antara perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dengan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah sklerotium yang
berkecambah. Sedangkan interaksi air sterilkontrol dan lama perendaman 45 menit K0T3 menunjukkan jumlah sklerotium yang berkecambah tertinggi.
Jumlah sklerotium yang berkecambah terendah pada perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi dengan lama perendaman 30 menit K1T2.
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT menunjukkan perbedaan nyata pada pengamatan 3 hsi yang dapat dilihat pada
Tabel 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah terhadap pemberian
ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman pada pengamatan 3 hsi buah.
Kontrolair steril
K0 Ekstrak pupuk
kandang sapi K1
Ekstrak pupuk
kandang ayam
K2 Rataan T
0 menit Kontrol T0
9,67 a 9,00 b
8,33 bc 9,00 a
15 menit T1 9,67 a
7,00 c 7,33 cd
8,00 b
30 menit T2 9,67 a
6,33 d 7,33 cd
7,78 b
45 menit T3 10,00 a
6,33 d 6,67 d
7,67 b
Rataan K 9,75 a
7,17 b 7,42 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
berbeda nyata dengan perlakuan kontrolair steril K
dalam menekan jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah. Tetapi antara perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dengan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah sklerotium yang
berkecambah. Sedangkan interaksi air sterilkontrol dan lama perendaman 45 menit K0T3 menunjukkan jumlah sklerotium yang berkecambah tertinggi.
Jumlah sklerotium yang berkecambah terendah pada perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi dengan lama perendaman 30 menit K1T2, dan 45 menit K1T3
pada pengamatan 3 hsi. menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah akibat interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT pada pengamatan
4 hsi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah terhadap pemberian
ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman pada pengamatan 4 hsi buah.
Kontrolair steril
K0 Ekstrak pupuk
kandang sapi K1
Ekstrak pupuk
kandang ayam
K2 Rataan T
0 menit Kontrol T0
10,00 a 9,33 a
9,33 a 9,56 a
15 menit T1 10,00 a
7,67 b 7,67 b
8,44 b
30 menit T2 9,67 a
7,33 b 7,67 b
8,22 b
45 menit T3 10,00 a
6,67 c 7,00 b
7,89 b
Rataan K 9,92 a
7,75 b 7,92 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
berbeda nyata dengan perlakuan kontrolair steril K
dalam menekan jumlah sklerotia S. rolfsii yang berkecambah. Tetapi antara perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi K
1
dengan ekstrak pupuk kandang ayam K
2
Interaksi perlakuan ekstrak pupuk kandang dan lama perendaman KxT menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah sklerotium yang
berkecambah. Sedangkan interaksi air sterilkontrol dan lama perendaman 0, 15 dan 45 menit menunjukkan jumlah sklerotium yang berkecambah tertinggi.
Jumlah sklerotium yang berkecambah terendah pada perlakuan ekstrak pupuk kandang sapi dan 45 menit K1T3 pada pengamatan 4 hsi.
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Universitas Sumatera Utara
II. Pengujian viabilitas T. harzianum
Uji viabilitas T. harzianum dilakukan berdasarkan jumlah koloni yang terbentuk. Hasil analisis sidik ragam jumlah koloni T. harzianum dari jenis pupuk
kandang menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 2,3,4,5 dan 6.
Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa jumlah koloni T. harzianum pada media pupuk kandang sapi K1 berbeda nyata dengan media topsoil K0, tetapi
berbeda tidak nyata dengan media pupuk kandang ayam K2 pada waktu pengamatan 5, 10, 15, 20 dan 25 hsi Tabel. 4
Tabel 4. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah koloni T. harzianum yang terbentuk pada pengamatan 5, 10, 15, 20, 25 hsi.
Perlakuan Jumlah koloni
---------------- x 10
5
---------------- 5 hsi
10 hsi 15 hsi
20 hsi 25 hsi
Top soil K0 13,17 b
15,00 b 17,17 b
15,67 b 19,00 b
Pupuk kandang sapi K1
24,33 a 27,00 a
26,33 a 31,17 a
30,33 a Pupuk kandang
ayam K2 22,67 a
23,33 a 25,67 a
27,50 a 29,00 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 4 dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah konidia yang cukup tinggi pada setiap pengamatan jumlah koloni, jika dibandingkan dengan jumlah
koloni yang diberikan pada saat inokulasi. Hal ini dapat diketahui bahwa jumlah konidia pada awal penelitian sebesar 10
6
= 1.000.000ml, sedangkan hasil pengamatan setelah 5 hsi, 10 hsi, 15 hsi, 20 hsi dan 25 hsi menunjukkan
peningkatan jumlah koloni. Jika jumlah koloni yang diamati dikonversikan menjadi jumlah konidia, maka didapatkan peningkatan jumlah konidia pada setiap
pengamatan setelah inokulasi. Sebagai contoh penghitungannya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
- Perlakuan Top soil K0 25 hsi : 19,00 x 10
5
= 1,9 x 10
6
= 1,900.000 konidia
- Perlakuan pupuk kandang sapi K1 25 hsi 30,33 x 10
5
= 3,03 x 10
6
= 3,030,000 konidia - Perlakuan pupuk kandang ayam K2 25 hsi 29,00 x 10
5
= 2,90 x 10
6
= 2,900,000 konidia
III. Pengujian pupuk kandang dan jamur T. harzianum terhadap patogen S. rolfsii pada kacang tanah di rumah kassa
Uji pupuk kandang dan jamur T. harzianum terhadap patogen S. rolfsii dilakukan berdasarkan periode inkubasi, kejadian penyakit dan keparahan
penyakit.
1. Periode inkubasi