Analisis Lingkungan Strategik Penelitian UKSW

26 Hidup sebagai warga Indonesia dalam napas UKSW merupakan sumberdaya penelitian yang penting, untuk diperkembangkan dan dicarikan jalan keluar jika ada pergesesan-pergeseran dan persoalan. 2. UKSW memiliki fondasi kelembagaan riset yang kokoh, melalui visi pertamanya: Universitas Scientiarum. Visi ini lahir dalam percaturan sejarah UKSW, didiseminasi dan didengungkan secara berulang dengan berbagai instrumen organisasi Statuta, Buku Sejarah UKSW, Laporan eksekutif atas pelaksanaannya, dan program pembinaan khusus baik kepada dosen maupun mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa visi Universitas Scientiarum dipahami cukup merata di kalangan tenaga akademik dan apalagi pengambil kebijakan. Oleh sebab itu, visi Universitas Scientiarum merupakan kekuatan ideologis UKSW yang memberi pengaruh pada upaya UKSW dalam memberikan kontribusi pada daya saing Bangsa melalui penelitian. 3. Sejak awal berdirinya, UKSW telah menetapkan kebijakan “UKSW seumur hidup”. Maksudnya ialah, hampir semua 27 tenaga akademik dan non-akademik UKSW adalah tenaga tetap, yang penjaminannya temasuk skema pensiun, dan kesehatan. Dengan demikian, tenaga UKSW berada dalam fondasi yang kuat untuk pencanangan “Stable Career Paths” dalam tanggung-jawabnya, terutama dalam upaya peningkatan eisiensi output penelitian kelembagaan UKSW. Riset yang dilakukan oleh ESF European Science Foundation terhadap lulusan Doktor di Eropa yang bekerja di lembaga penelitian, didapati bahwa mereka dengan status tenaga tetap menghasilkan luaran yang relevan bagi masyarakat paten-paten, aktivitas yang terkait dengan masyarakat dan dan dampak karya riset mereka pada kebijakan. Alokasi sumberdaya misalnya sumberdaya keuangan dapat lebih terfokus pada mereka yang memiliki karir akademik dengan fokus penelitian yang jelas. Sebaliknya, “short-term contracts hurt recruitment, make retaining talent and knowledge diicult, are an added burden on administration and require constant renewal grands to be written by principal investigators.” 28 Tabel 6. Perbandingan LuaranImpak dari Tenaga Peneliti Permanen dengan Tenaga akademik Tidak Tetap di European Union. Permanent posts Temporary posts OutputImpact N° N° Presented work at national conference 112 71 166 65 Presented work at international conference 112 71 204 80 Lead author for peer-reviewed article 111 71 180 71 Other author for peer-reviewed article 120 76 187 73 Awarded an academic prize 23 15 27 11 Produced new research resources or software 44 28 62 24 Field a patent 13 8 11 4 Registered a new product licence 1 0.4 Had signiicantimpact on policy 31 20 18 7 Received media coverage 41 26 55 22 Undertook public engagement activities 35 22 34 13 Contributed book chapter 43 27 58 23 Published book 13 8 14 5 Sumber: European Science Foundation, [tanpa tahun]. Career Tracking of Doctorate Holder. Diakses melalui www.esf.orgcareer-tracking-pilot , 68p. 4. Walaupun masih dalam tahapan awal, struktur program pendidikan tinggi UKSW on-track menuju Higher Learning Society. UKSW memiliki akreditasi institusi B 29 dan telah memiliki program pendidikan tinggi Sarjana 43 program, Program Magister 10 program, dan Doktor 3 program, dengan jumlah mahasiswa Program Sarjana tahun 2016 sebanyak 14.136 orang. Jumlah mahasiswa yang cukup besar ini merupakan potensi untuk peningkatan kinerja riset berbasis dalam model research-based learning. Demikian pula, dengan jumlah 43 program Pendidikan Sarjana memberi ruang kepada pembentukan Program Studi Magister dan Doktor dalam jalur yang sebidang dengan Program Pendidikan Sarjana. Tabel 7. Struktur Program Pendidikan Tinggi UKSW 2016 Variabel Kuantitas Progdi S3 3 Progdi S2 10 Progdi S1 43 Mahasiswa S1 14.136 Mahasiswa S2 220 Mahasiswa S3 43 Post-doctoral Staf 450 Rasio Dosen:Mahasiswa 1:31 30 5. Ada komitmen dasar kepemimpinan yang baik untuk mengembangkan bidang penelitian UKSW. Memiliki jabatan eksekutif tertinggi yang khusus mengurus bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Demikian pula setiap tahun diadakan alokasi dana khusus untuk penelitian yang dikompetisikan secara internal, baik di tingkat Fakultas maupun aras Universitas. 6. UKSW memiliki sejarah hubungan kerjasama kelembagaan Internasional yang telah berlangsung lama dengan Universitas Internasional: Vrije Universiteit Amsterdam, Kwansei Gakuin Univ., Yonsei Univ., Charles Darwin Univ., Silliman University, Sunshine Coast Univ.; Lembaga- lembaga Internasional, seperti: United Board for Christian Higher Education in Asia, Sydney Univ.; ACUCA, dll. Demikian pula terdapat kerjasama kelembagaan yang cukup banyak dengan pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, dan berbagai lembaga lain di dalam negeri. Juga adanya kepercayaan berbagai lembaga di dalam maupun luar negeri untuk pengelolaan beasiswa. 31 7. Terdapat jejaring alumni yang menempati posisi strategis di pemerintahan, politik, perusahaan, dan bidang akademik hampir di seluruh Indonesia. Dalam jangka panjang sewaktu pendapatan masyarakat meningkat maka alumni dapat menjadi sumber donasi, sebagaimana telah ditunjukkan oleh banyak perguruan tinggi bergengsi di dunia. 8. Tren peningkatan kinerja riset dalam 10 tahun terakhir sebagai modalkemampuan dasar untuk terus bertumbuh. Ada Star Researchers, walaupun jumlahnya kecil, namun memiliki pengalaman akademik pada sejumlah universitas riset di berbagai belahan dunia yakni di Eropa, Amerika Serikat, Australia, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Kelemahan 1. UKSW dalam sejarah 50 tahun pertama sangat kuat dan menekankan Magistrorum et scholarium dan dengan hal itu UKSW telah melaksanakan salah satu tanggung-jawab utamanya. Dalam 25 tahun pertama kehadirian UKSW, jumlah perguruan tinggi di Indonesia masih relatif sedikit 32 dan kompetisi antar perguruan tinggi masih rendah. UKSW merupakan salah satu perguruan tinggi yang sangat dihargai kontribusinya pada pendidikan sarjana S1-nya, yang keketatan seleksi dan entry barrier-nya sangatlah tinggi. Akan tetapi, dalam 25 tahun terakhir situasi telah berubah, yakni terjadi peningkatan jumlah perguruan tinggi swasta serta meningkatnya kontribusi swasta dalam pendidilan tinggi. Hal ini menciptakan persaingan yang sangat tinggi antar perguruan tinggi. Pada sisi lain, muncul pula tekanan persaingan global terhadap perguruan tinggi di Indonesia, baik itu di tataran Asia Tenggara, Asia, maupun Global. Perguruan tinggi Indonesia baik negeri maupun swasta dituntut untuk mengambil bagian dalam daya-saing bangsa dalam percaturan ekonomi global, yang bersifat terbuka dan kompetitif yang berlangsung melalui mekanisme pasar dalam model ekonomi pasar yang berbasis pengetahuan Knowledge-based global economy. Tuntutan persaingan yang sangat kuat tersebut menempatkan penelitian universitas menjadi salah satu faktor kritis kemajuan Perguruan Tinggi dan kemajuan Negara. Dengan demikian, 33 dalam konteks persaingan ganda itu, maka kelemahan UKSW bersifat struktural, yakni sistem operasi UKSW aktivitas akademik, SDM, sarana-prasarana yang masih menekankan pada pelayanan pendidikan dan pengajaran masih harus diadaptasikan dengan model Universitas Riset. Konsekuensinya, unsur-unsur struktural, organisatoris, dan manajerial UKSW harus berubah, yakni: a struktur program akademik, b kompetensi tenaga akademik, c struktur pendapatan, d dukungan sarana-prasarana yang mendukung excellence dalam riset. 2. Konteks historis di pokok kelemahan pertama di atas, memberi konsekuensi pada belum cukup terbangunnya struktur tugas dan tanggung-jawab maupun ketrampilan dan sikap dosen dan tenaga non-dosen dalam merespons kepentingan-kepentingan riset, yang membutuhkan transformasi sikap mental yang berbeda jika dibandingkan dengan kegiatan yang didominasi oleh class-based learning. Akibatnya, dosen dan tenaga non-dosen masih menggunakan perspektif mental pengajaran dan administrasi pengajaran mind-set, administrasi kegiatan, 34 fokus publisitas, jadwal kegiatan, prioritas kegiatan, alokasi waktu, job-list, dan job-description, dll. 3. Implikasi lanjutnya ialah bahwa melakukan riset bukanlah prioritas. Hal mana berakibat pada rendahnya ketrampilan meneliti, serta topik penelitian setiap staf yang belum ada atau terlalu beragam, sehingga tidak fokus. Produktivitas riset belum mencapai rasio minimal per personil, belum merata serta mutu penelitian yang rendah, dan mutu publikasi yang rendah pula. Hal ini juga meletakkan peneliti UKSW dalam posisi tawar yang rendah dalam penelitian kerjasama internasional. 4. Implikasi lanjut dari pokok 2 dan 3 ialah rendahnya budaya riset ilmiah. Budaya akademik objektif antara lain peer-review system yang belum menjadi budaya. Sikap asal publikasi pada jurnal internasional tanpa mempertimbangkan reputasi jurnal dan implikasinya pada reputasi akademik UKSW secara internasional, dan publikasi hasil penelitian di tataran internasional belum memenuhi standar kualitas jurnal yang diperhitungkan. Akhirnya, berimplikasi pada 35 rendahnya sitasi total UKSW maupun jumlah dosen yang karyanya disitasi secara internasional, dan rendahnya daya saing UKSW di tataran internasional. 5. Dengan total SDM akademik sebanyak 450 staf tahun 2016, tentunya tidak besar dibandingkan dengan perguruan tinggi utama di Indonesia, apalagi pada tataran global. Tambahan pula, proporsi tenaga akademik yang bergelar Doktor dan Profesor untuk berbagai kepentingan riset masih terbatas. Hal ini menghambat peningkatan ukuran angkatan peneliti yang komponen utama penelitian dan publikasi ilmiah. 6. UKSW adalah perguruan tinggi swasta yang sumber pembiayaan aktivitasnya bukan APBN tetapi terutama dari masyarakat. Dalam kurun waktu yang panjang sumberdaya inancial UKSW terutama bersumber dari masyarakat melalui biaya studi mahasiswa. Sampai dengan tahun 2016, persentasi penerimaan dari mahasiswa melebihi 80. Riset masih belum menjadi sumber pendapatan yang signiikan bagi universitas. 36 7. Walaupun secara khusus UKSW telah melengkapi struktur organisasi pimpinan Universitas dengan jabatan Pembantu Rektor Urusan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, namun struktur organisasi riset secara menyeluruh masih belum kuat. Di tingkat fakultas tidak terdapat struktur pelaksana penelitian profesional kecuali merupakan tugas fungsional tri-darma perguruan tinggi dari setiap dosen, yang adalah bagian dari Program Studi yang per deinisi adalah menjalankan Kurikulum Pendidikannya. Pada sisi lain, terdapat 42 Pusat Studi yang manajemen dan tata- organisasinya lebih bergantung pada individu-individu yang berminat. Tatanan tugas dan terutama tanggung- jawab ilmiah sebagai “core business”-nya masih harus dibangun. Peluang 1. Banyak sekali sumberdaya riset dan konteks unik Indonesia yang memberi peluang pelaksanaan kajian penelitian yang unik, yang tidak dimiliki negara lain: ideologi negara; keanekaragaman manusia, budaya dan agama; kondisi 37 kepulauan, sumberdaya laut dan maritim; karakteristik penyakit tropik, past history, dll. Dalam sejarah, Indonesia telah menjadi ladang penelitian yang menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar tersohor, antara lain: Rumphius, Russell Wallace, Eijkmann, dll. Dengan kata lain, Indonesia memiliki research context yang memberikan keuntungan komparatif. 2. Penelitian berkualitas membutuhkan abundant resources. Sumberdaya ini dapat digali dari sumberdaya dana publik, pengembangan dana abadi, pendapatan mahasiswa, dan research grant. Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia sebesar 5,6 2013; 5,1 2016; 5,3 2017; dan Pendapatan Indonesia: 2010: US3005; 2015: US3300; 2025: US13.000–14.900; 2045: US46.900. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil dalam jangka panjang Indonesia [sebagaimana telah didemonstrasikan oleh China, Korea Selatan, Taiwan] memberi peluang potensi sumberdaya inansial yang besar baik dari publik maupun mahasiswa. 38 3. Globalisasi ekonomi dan integrasi global yang difasilitasi oleh antara lain teknologi informasi membuka lebar kepada internasionalisasi perguruan tinggi, kerjasama internasional, dan collaborative research antar sesama peneliti internasional. Banyak tawaran kerjasama internasional dengan sejumlah perguruan tinggi. Ristekdikti juga memberi ruang lebar kepada kerjasama riset internasional. Kesempatan ini akan dapat dimanfaatkan jika kelemahan-kelemahan SDM sebagai peneliti dapat diperbaiki secara simultan. 4. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya penelitian dalam pengambilan keputusan. Pemerintah semakin menyadari akan pentingnya kebijakan publik berdasarkan bukti nyata evident-based. Demikian pula, pihak swasta di Indonesia sangat menyadari pentingnya peningkatan nilai tinambah produk dan jasa berdasarkan riset yang kuat dan berkualitas dalam rangka daya saing global. Ancaman 1. Pada sistem Perguruan Tinggi Indonesia dan global yang berbasis persaingan terbuka maka salah satu ancaman 39 utama UKSW ialah brain-drain jika tidak diikuti dengan a penguatan solidaritas kelembagaan, dan b advantages lain UKSW yang kompetitif. Dalam sejarah UKSW, banyak S3 yang tumbuh di UKSW justru tidak mengabdi di UKSW setelah yang bersangkutan menyelesaikan studinya. Ancaman itu karena peluang karier dan ekonomi yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi atau institusi lain yang dipandang oleh yang bersangkutan lebih menggiurkan. 2. Di samping harus berhadapan dengan kenyataan bahwa Perguruan Tinggi negeri ditopang dengan sumberdaya yang jauh lebih besar ketimbang Perguruan Tinggi swasta, maka munculnya Perguruan Tinggi berailiasi asing di Indonesia atau Perguruan Tinggi yang didirikan oleh pihak swasta lain yang digerakkan, berailiasi dan merupakan instrumen dari bisnis perusahan-perusahan besar di Indonesia. Hal- hal ini memunculkan persaingan antar Perguruan Tinggi yang sangat tinggi dan ketat. UKSW harus menyesuaikan dengan lingkungan kompetitif yang ketat itu melalui peningkatan produktivitas ilmiahnya dan memberi return 40 dalam hal sumber-sumber daya penelitian seperti SDM dan dana. 3. Peluang munculnya lembaga-lembaga riset non-universitas, independen dan menjadi kompetitor bagi UKSW. 4. Skema pembiayaan riset yang berbasis kinerja bilamana tidak ditopang respon yang memadai bisa menjadi hambatan. III RENCANA INDUK PENELITIAN UKSW 2015–2045

3.1 Target dan Tahapan Kontribusi Riset UKSW 2015

– 2045 pada Daya Saing Bangsa 3.1.1 Target Kontribusi Riset UKSW 2015–2045 pada Daya Saing Bangsa Pada tahun 2045, UKSW menjadi salah satu universitas di Indonesia yang menyumbangkan kedayasaingan Indonesia di sektor pendidikan tinggi dalam bidang riset. UKSW berada dalam 20 besar PT Indonesia berdasarkan kinerja risetnya. Saat itu pula UKSW di-list sebagai salah satu universitas di Indonesia di tingkat Asia dalam pemeringkatan perguruan terbaik Asia menurut Times Higher Education World University Rankings. 42 3.1.2 Tahapan Kontribusi Riset UKSW 2015–2045 pada Daya Saing Bangsa Pencapaian kontribusi Riset UKSW sampai tahun 2045 di bagi ke dalam 3 tahapan: 1. 2015 sd 2025 Tahapan Konsolidasi dan Pemantapan riset UKSW dalam list 20 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia. 2. 2025–2035 Pada tahun 2035, UKSW diperhitungkan dalam Times Higher Education World University Rankings. Times Higher Education World University Rankings memeringkat 980 perguruan terbaik dunia [World University Rankings; WUR] dengan capaian minimal 150-200 publikasi riset per tahun di Jurnal Internasional Berkualitas peer- reviewed International Journal Catatan: Times Higher Education World University Rankings menerapkan prinsip eksklusi bahwa suatu perguruan tinggi dikeluarkan dalam list WUR jika universitas tersebut tidak memiliki program