Pengejawantahan Visi dan Misi UKSW dalam
6
memahami kenyataan empirik. Penelitian menghasilkan pengetahuan, dan dengannya a meningkatkan
pengetahuan manusia dan menjawab keingintahuannya, b meningkatkan pemahaman atas kenyataan empirik secara
berkualitas, c memahami kelebihan dan keterbatasan pengetahuan ilmiah dan menjadikan manusia lebih bijak
dalam bersikap terhadap kenyataan empirik maupun pengetahuan rasional; dan d baik proses maupun hasil
penelitian, yakni pengetahuan, dimaksudkan untuk memuji Tuhan, karena pengalaman akademik yang digumuli
UKSW terjadi sebagai pengalaman intelektual dan pengalaman iman Notohamidjojo, 1956; Laporan Rektor
UKSW, Periode 2011-2012, Hal. 2. 2.
Menjadi Universitas Riset dalam Upaya Pembentukan Pemimpin-Intelektual
Persekutuan masyarakat ilmiah tingkat tinggi Higher Learning Society bukan dimaksudkan bagi dirinya, tetapi
menjadi sumberdaya penting dalam menjalankan tanggung- jawab pendidikan de Magistrorum et Scholarium dalam
7
rangka mendidik calon pemimpin yang berdaya cipta, guna pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara
Indonesia Statuta UKSW dan untuk berkiprah dan berkompetisi secara
global Grand Strategy Siklus 50 tahun ke dua UKSW, 2004; Rencana Induk Riset Nasional 2015-
2045. Dalam pendidikan tinggi yang berbasis pada kegiatan pembelajaran melalui kegiatan riset maka mahasiswa pada
berbagai aras belajar merumuskan masalah, memecahkan masalah secara ilmiah, serta
memperkembangkannya dalam tanggung-jawabnya yang lebih luas, sebagai Pemimpin-
Intelektual. 3.
Menjadi Radar dan Memberikan Jalan Keluar pada Per- soalan Masyarakat, Bangsa, dan Negara Indonesia
UKSW lahir dan berada di tengah-tengah pergumulan Bangsa dan Negara; dan dalam paruh kedua dari 100
tahun pertama keberadaan Negara Republik Indonesia, UKSW berada di tengah-tengah bangsa dengan jumlah
penduduk sekitar 250 juta orang dan dalam konteks dinamis perubahan dan transformasi ideologi, politik,
8
ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Melalui penelitian, UKSW harus menjadi radar yang mampu mendeteksi
dan mendeinisikan masalah bangsa yang dihadapi serta tantangan-tantangan yang muncul, serta mengusulkan
jalan keluarnya. Tantangan-tantangan itu dapat berupa tantangan sosial-kultural, sosial-ekonomi, politik, ideologi,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Tantangan itu mungkin berasal dari dalam negara Indonesia sendiri
maupun dari luar masyarakat Indonesia. 4.
Meningkatkan Kesejahteraan Manusia Melalui Pengem- bangan Teknologi dan Kreativitas Masyarakat
Pengetahuan ilmiah yang walaupun bersifat terbuka, namun prinsip-prinsip dan akumulasinya, dapat dan telah
digunakan dalam pengembangan teknologi dan kreativitas manusia dan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi
bukanlah sistem tersendiri yang mengalienasi dirinya dalam ruang penelitian dan laboratorium saja sehingga mewujud
sebagai sebuah menara gading yang terpisah dari masyarakat sekitarnya. IPTEK harus mampu menjadi sarana bagi
9
seluruh warga masyarakat untuk bisa membawa Indonesia menuju masa yang gemilang. Untuk itu IPTEK dituntut
mampu mencari berbagai pilihan langkah pemecahan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaaan yang
ada dengan tetap menggunakan lensa perilaku yang kritis, obyektif, rasional dan prinsipil, sehingga pada akhirnya
dapat menjawab kebutuhan riil masyarakat Indonesia. 5.
Menjadi Bagian dari Upaya Pembangunan Bangsa
Penelitian dan pembangunan pengetahuan keilmuan suatu bangsa telah menjadi salah satu tolok ukur penting
pembangunan bangsa. Secara lebih luas kemajuan pengetahuan keilmuan menjadi dasar penting literasi bangsa
dan sumber inspirasi, inovasi, dan kreativitas masyarakatnya. UKSW harus memberi sumbangan kepada kemajuan
pengetahuan masyarakat secara umum, meningkatkan literasi masyarakat dan bangsa melalui karya penelitiannya
maupun melalui manusia terdidik yang dihasilkannya. Peran UKSW sebagai Universitas riset hendaknya memiliki peran
yang signiikan dalam melahirkan sumber daya manusia
10
yang berdaya cipta, inovatif, profesional, sadar budaya dan beretika.
6. Meningkatkan Daya Saing Bangsa dan Knowledge-based
global economy.
Satu dari 10 Core Policy Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dalam penerjemahan visi dan misi UKSW
adalah “Pengembangan Penelitian untuk Mengembangkan Ilmu dan Daya Saing Bangsa” Core Policy 9; Dokumen
Grand Strategy Siklus 50 tahun kedua UKSW, 2004. World Economic Forum mendeinisikan Kedayasaingan
Competitiveness sebagai seperangkat institusi, kebijakan, dan faktor-faktor yang menentukan aras produktivitas ekonomi
dan yang selanjutnya menentukan tingkat kesejahteraan yang dapat dicapai suatu negara We deine competitiveness
as the set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of an economy, which in turn sets the level
of prosperity that the country can earn. Berhadapan dengan
Knowledge-based global economy [yang ditandai dengan adanya keterbukaan ekonomi dalam konteks global, adanya
11
kompetisi dan saling ketergantungan antar bisnis, investasi, maupun perdagangan] maka daya saing negara sangat
penting. Dalam hal ini, kemajuan pengetahuan keilmuan dan inovasi teknologi sebagai unsur daya saing.
Korea Selatan adalah contoh bagaimana negara yang kondisi
masyarakat di awal kemerdekaan sama dengan Indonesia, namun Korea Selatan telah menjadi negara yang sangat
maju berkat kemajuan dalam bidang Sains dan Inovasi. Dokumen Rencana Induk Riset Nasional 2015-2045
menggunakan Korea Selatan sebagai contoh success story dan pembandingan. Membandingkan kemajuan pembangunan
Indonesia dan Korea Selatan, khususnya pembangunan ekonomi, Indonesia berada dalam tahapan eiciency-driven.
Sebaliknya Korea Selatan telah memasuki innovation- driven. Dua indikator penting akan hal ini adalah publikasi
pada jurnal ilmiah bereputasi dan jumlah HAKI yang dihasilkan. Oleh sebab itu, RIP disusun dengan melakukan
benchmarking pada perguruan tinggi di Korea Selatan sebagai pembanding dalam membangun model keterlibatan UKSW
pada daya saing global Bangsa Indonesia.
12