Masalah 1 Berpikir Lateral Subjek S

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72 Gambar 4.7 Jawaban Pertama Masalah 1 Subjek S 2 Cara pertama subjek S 2 mengerjakan masalah 1, konsepnya hampir sama dengan subjek S 1 pada cara pertama. Subjek S 1 dan S 2 sama-sama menggambar garis putus-putus untuk menghubungkan bangun-bangun yang bersesuaian sehingga membentuk suatu bangun datar yang baru. Kemudian mencari luas persegipanjangnya terlebih dahulu, lalu mencari luas segitiga-segitiga yang tidak diarsir dan mencari luas trapesium. Untuk mencari luas daerah yang diarsir yaitu luas persegipanjang dikurangi dengan luas dua segitiga dan trapesium. Sedangkan untuk cara kedua, berdasarkan pengamatan peneliti, subjek S 2 mencoba-coba mencari cara lain. Sampai subjek S 2 menemukan alas dari segitiga yang diarsir dengan cara memberi garis pada sisi-sisi yang sejajar untuk menentukan panjang sisi-sisi yang belum diketahui. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 73 Gambar 4.8 Jawaban Kedua Masalah 1 Subjek S 2 Pada cara kedua subjek S 2 ingin menentukan alas dari daerah segitiga yang diarsir terlebih dahulu, supaya lebih mudah. Cara yang digunakan subjek S 2 untuk mengerjakan masalah 1 ini unik, karena subjek S 2 hanya menggambar ulang sketsa gambar bangun datar pada masalah sesuai dengan ukuran aslinya, yaitu persegi I panjang sisinya 2 cm, persegi II panjang sisinya 4 cm dan persegi III panjang sisinya 6 cm. Kemudian subjek S 2 memberi garis-garis pada sisi-sisi yang letaknya segaris dengan sisi yang yang lain, sehingga diperoleh panjang sisi yang sebelumnya belum diketahui. Kemudian karena alasnya berada di sekitar panjang sisi yang diketahui, subjek S 2 ini berpikiran untuk membagi panjang sisi tersebut menjadi 2 bagian. Hal ini untuk membuktikan bahwa panjang alas dari segitiga ini adalah setengah dari panjang sisi yang sudah diketahui, yaitu 1 cm. Setelah diberi garis, ternyata panjang alas dari segitiga yang diarsir ini memang tepat setengah dari panjang sisi yang sudah diketahui yaitu 1 cm. Setelah diketahui panjang alasnya, kemudian untuk menentukan luas daerah yang diarsir langsung menghitung luasnya menggunakan rumus luas segitiga, lalu dikalikan 2. Berikut petikan wawancara selanjutnya. P 2.1.9 : Kira-kira bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah ini? S 2.1.9 : Caranya. Kan ini ada persegi, terus ini saya buat garis bantu. Sehingga jadinya bangun persegipanjang, dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 74 panjang 12 cm, lebar 6 cm. Terus dipotong menjadi berbentuk trapesium. Nanti ketemu jawabannya. P 2.1.10 : Apa ada cara lain selain cara ini? S 2.1.10 : Ada mbak. Kalo cara kedua, cuma digaris-garisin aja sih mbak. Sampe ketemu semua sisi-sisi ini. Terus ketemu alasnya juga. Jadi tinggal dicari pake luas segitiga biasanya. P 2.1.11 : Apa ada cara lain lagi? S 2.1.11 : Sudah mbak. Berdasarkan Gambar 4.7 dan 4.8 subjek S 2 menuliskan dua cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah 1. Cara pertama menggunakan konsep luas, dengan memperpanjang garis-garis yang berhubungan, sehingga membentuk persegipanjang, yang kemudian dikurangi dengan luas trapesium dan segitiga. Cara kedua menggunakan luas segitiga yang darsir. Subjek S 2 tidak memakai rumus untuk menemukan panjang dari sisi-sisi yang belum diketahui, melainkan dengan memberi garis pada sisi-sisi yang sejajar. Sehingga alasnya bisa diketahui. Kemudian menggunakan rumus luas segitiga untuk mencari luas daerah yang diarsir. Cara kedua inilah yang unik, karena tidak banyak melibatkan rumus-rumus namun jawaban yang dihasilkan logis. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas dapat diperoleh data bahwa subjek S 2 dapat menghasilkan 2 cara yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa dalam berpikir lateral seseorang akan mencoba untuk menghasilkan sebanyak mungkin alternatif melalui pendekatan yang berbeda- beda. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa subjek S 2 dapat menghasilkan 2 cara yang berbeda. Cara pertama menggunakan konsep luas, dengan memperpanjang garis-garis yang saling berhubungan, sehingga membentuk persegipanjang, yang kemudian dikurangi dengan luas trapesium dan segitiga. Cara kedua menggunakan luas segitiga yang darsir. Siswa tidak memakai rumus untuk menemukan panjang dari sisi-sisi yang belum diketahui, melainkan dengan memberi garis pada sisi-sisi yang sejajar. Sehingga alasnya bisa digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 75 diketahui. Kemudian menggunakan rumus luas segitiga untuk mencari luas daerah yang diarsir. Cara kedua inilah yang inovatif, karena tidak banyak melibatkan rumus matematika. 3 Melonggarkan Kendali Cara Berpikir yang Kaku Petikan wawancara selanjutnya. P 2.1.12 : Mengapa kamu menggunakan menggunakan cara –cara ini? S 2.1.12 : Iya, karena itu yang gampang mbak. Yang bisa dinalar gitu mbak. P 2.1.13 : Menurut kamu, apa perbedaan dari kedua cara ini? S 2.1.13 : Bedanya, kalau yang pertama ini pake nyari luas-luas dari bangun datar ini. Sedangkan kalau yang kedua ini lebih gampang, masalahnya nyari panjang ininya gak pake rumus. P 2.1.14 : Dari kedua cara yang kamu temukan ini, cara mana yang paling kamu sukai? S 2.1.14 : Yang pertama mbak. Masalahnya lebih efektif. P 2.1.15 : Kenapa kok gitu? S 2.1.15 : Iya mbak. Masalahnya yang kedua ini hasilnya masih kurang meyakinkan gitu mbak. Kan caranya saya cuma garis-garis ini terus ketemu alasnya. Kalau cara yang pertama ini kan jawabannya logis mbak. Berdasarkan Gambar 4.7, 4.8 dan petikan wawancara S 2.1.9 , S 2.1.10 serta wawancara di atas, subjek S 2 dapat menyebutkan cara yang inovatif dan sesuai dengan apa yang terpikirkan oleh subjek S 2 saat mengerjakan masalah 1. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas dapat diperoleh data bahwa subjek S 2 menggunakan cara yang berbeda pada umumnya dan tidak terpaku pada cara umumnya yang sistematis. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa dalam berpikir lateral semua langkah tidak mesti berurutan. De Bono juga menyatakan bahwa dalam berpikir lateral yang terpenting adalah kekayaan ragam pikiran. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ketika menyelesaikan masalah, yang terpikirkan pertama kali oleh subjek S 2 adalah memberikan garis-garis digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 76 putus untuk menyelesaikan masalah. Karena memang itulah yang diajarkan. Kemudian siswa mencari cara lain yang ternyata lebih mudah dan tanpa menggunakan rumus matematika, yaitu dengan menggaris-garis saja. Akan tetapi untuk menemukan cara kedua ini dibutuhkan waktu yang lama. Karena cara yang ia tahu hanya cara pertama saja. 4 Memakai Ide-Ide Acak Untuk Membangkitkan Ide- Ide Baru Ide yang muncul pada masalah 1 ini yaitu subjek S 1 menemukan sebuah bangun baru yang bisa dibentuk dari gabungan ketiga persegi tersebut, yaitu bangun persegipanjang. Di dalam gabungan bangun-bangun tersebut terbentuklah bangun-bangun lain, diantaranya: bangun segitiga, trapesium dan persegipanjang yang lain. Semua sisi-sisi dari bangun datar yang terbentuk pun juga bisa diketahui dengan mudah. Sehingga subjek S 2 lebih mudah menentukan luas daerah yang diarsir, dengan cara mencari luas-luas dari daerah yang tidak diarsir. Sedangkan ide yang lainnya, subjek S 2 mencari panjang alas dari segitiga yang diarsir tanpa menggunakan rumus. Melainkan hanya dengan bantuan penggaris saja. Awalnya subjek S 2 mencoba-coba mencari panjang semua sisi dari segitiga yang diarsir menggunakan rumus phytagoras, seperti pada Gambar 4.9. Setelah itu subjek S 2 mengambil dua sisi untuk dijadikan alas dan tinggi dari segitiga, kemudian mencari luasnya. Akan tetapi jawaban yang dihasilkan dianggap tidak logis oleh subjek S 2 , karena hasilnya kurang sesuai dengan cara pertama. Selain itu subjek S 2 juga ragu dengan jawaban yang diperolehnya. Sehingga cara ini dianggap salah oleh subjek S 2 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 77 Gambar 4.9 Cara Coba-Coba Pertama Masalah 1 Subjek S 2 Lalu subjek S 2 mencoba cara lain seperti pada Gambar 4.10. yaitu dengan menggambar ulang sketsa bangun datar. Ukurannya pun hanya dikira-kira saja oleh subjek S 2 . Kemudian memberikan garis-garis pada sisi yang sejajar. Untuk mencari panjang sisi-sisi yang belum diketahui. Namun jawaban yang dihasilkan masih berbeda dengan jawaban pertama. Gambar 4.10 Cara Coba-Coba Kedua Masalah 1 Subjek S 2 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 78 Sampai akhirnya subjek S 2 menggambar ulang sketsa gambar bangun persegi seperti pada masalah sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, seperti pada Gambar 4.8. Kemudian menggaris-garis ulang seperti halnya pada Gambar 4.10. Ternyata hasil yang diperoleh sama dengan hasil pada cara yang pertama. Petikan wawancara selanjutnya. P 2.1.16 : Ini tadi kamu kok bisa muncul ide buat ngasih garis bantu ini? Kenapa? S 2.1.16 : Ya aku inget aja mbak. Kayaknya sih gitu. P 2.1.17 : Iya ta kayak gitu? S 2.1.17 : Iya, lagian kan biar mudah mbak ngerjakannya. P 2.1.18 : Emang masalah yang pernah kamu kerjakan ini mirip seperti ini ta? S 2.1.18 : Ya enggak sih mbak, Cuma inget aja kalo caranya dikasih garis bantu kayak gini. P 2.1.19 : Bagaimana kamu bisa mengerjakan dengan langkah- langkah seperti ini? S 2.1.19 : Karena masalah yang kayak ngasih garis bantu ini pernah diajarkan sama guru saya. Tapi dulu itu masalahnya pake persegi. P 2.1.20 : Apa garis bantu itu cuma bisa diterapkan pada persegi aja? S 2.1.20 : Enggak mbak. Pokoknya pada bangun datar. Pada petikan wawancara S 2.1.5 di atas, menunjukkan bahwa subjek S 2 pernah menjumpai atau mengerjakan masalah yang serupa dengan masalah 1 ini, yaitu pada masalah olimpiade. Dan subjek S 2 bisa mengerjakan masalah 1 dengan benar. Sehingga subjek S 2 ini bisa dikatakan memakai ide-ide acak untuk menyelesaikan masalah 1 ini. Langkah-langkah yang dibuat oleh subjek S 2 pada cara kedua menyelesaikan masalah 1 ini tidak lazim. Karena meskipun subjek S 2 ini pernah diajari masalah yang mirip dengan masalah 1 ini. Akan tetapi cara yang kedua ini langkah-langkahnya berbeda dengan yang pernah diajarkan oleh gurunya. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas diperoleh data bahwa subjek S 1 memakai ide-ide acak berupa memberikan garis bantu pada gambar yang ada pada masalah dengan garis putus-putus dan mencari digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 79 panjang sisi yang belum diketahui dengan cara memberikan garis pada sisi-sisi yang sejajar. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa dengan rangsangan acak seseorang dapat menggunakan setiap informasi apapun, tidak peduli ada hubungannya atau tidak, informasi apapun tidak mungkin disingkirkan karena dianggap kurang berguna. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa subjek S 2 menggunakan representasi visual untuk membangkitkan ide-idenya berupa membuat garis putus- putus, dengan alasan memang itu yang terpikirkan olehnya. Untuk ide keduanya, siswa mencari sisi-sisi yang tidak diketahui dengan memberikan garis-garis pada sisi- sisi yang sejajar. Petikan wawancara selanjutnya. P 2.1.21 : Lalu untuk yang ini, darimana kamu bisa mendapatkan ide untuk menggaris-garis ini? menunjuk pada Gambar 4.6 S 2.1.21 : Kalau yang ini saya kepikiran buat coba-coba aja sih mbak. P 2.1.22 : Coba-coba gimana maksudnya? S 2.1.22 : Ya di logika gitu. Buat mastiin jawaban yang pertama, apa nanti jawabannya sama kalau saya nemu cara yang lain. P 2.1.23 : Di logika gimana memangnya? S 2.1.23 : Awalnya tadi saya coba-coba ngasih garis di gambar yang di masalah, masalahnya ini kan bangun persegi, jadi nanti bisa ketemu sisi-sisi yang lain kalo digaris- garis. Tapi kok jawabannya beda, gak logis juga. P 2.1.24 : Terus? S 2.1.24 : Terus saya coba gambar lagi, tapi ukurannya saya sesuaikan sama aslinya. Ternyata jawabannya sama mbak. P 2.1.25 : Bagaimana kamu bisa mengerjakan dengan langkah - langkah seperti ini? S 2.1.25 : Ya saya kepikirannya gitu sih mbak. P 2.1.26 : Memangnya kamu pernah diajarin cara kayak gini ta? S 2.1.26 : Belum pernah. Tadi kan awalnya cuma coba-coba aja. Tapi kok ternyata ketemu jawabannya. Pada petikan wawancara S 2.1.5 di atas, menunjukkan bahwa subjek S 2 pernah menjumpai atau mengerjakan masalah yang serupa dengan masalah 1 ini, yaitu pada masalah olimpiade. Akan tetapi cara kedua digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 80 yang ditemukan oleh subjek S 2 ini terbilang unik, karena subjek S 2 bisa terpikir untuk menggunakan cara tersebut, meskipun ia belum pernah diajari mengerjakan menggunakan cara tersebut. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas diperoleh data bahwa subjek S 2 menghasilkan langkah- langkah yang berbeda ketika mencari luas daerah yang diarsir, yaitu mencari sisi yang belum diketahui panjangnya, hanya dengan menggaris-garis saja pada sisi- sisi yang sejajar dan bersesuaian, tanpa menggunakan rumus. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa dalam berpikir lateral semua langkah tidak mesti berurutan. Seseorang dapat melompat ke depan pada titik baru, dan kemudian mengisi celah-celah lompatan itu. Berdasarkan petikan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek S 2 dapat menghasilkan langkah-langkah yang berbeda, yaitu tidak menggunakan rumus untuk mencari panjang sisi yang belum diketahui, melainkan hanya dengan menggaris-garis saja pada sisi- sisi yang sejajar. Petikan wawancara selanjutnya. P 2.1.27 : Menurut kamu, apakah cara yang digunakan sudah tepat? S 2.1.27 : Menurut saya itu yang tepat itu yang pertama. Menurut saya itu lebih akurat. P 2.1.28 : Itu kok lebih akurat kenapa? S 2.1.28 : Itu saya yakin sama jawaban saya. P 2.1.29 : Apakah kamu yakin dengan penyelesaian yang kamu tulis? S 2.1.29 : Iya yakin. P 2.1.30 : Kok bisa yakin? S 2.1.30 : Ya jawabannya tadi kan lebih akurat mbak. P 2.1.31 : Apa yang dapat kamu simpulkan setelah mengerjakan masalah ini? S 2.1.31 : Luas daerah yang diarsir yaitu 6 cm 2 . Dari petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa subjek S 2 bisa memberikan alasan yang logis akan kebenaran jawaban yang sudah ditulisnya. Pada gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa jawaban yang dihasilkan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 81 oleh S 2 sudah benar. Subjek S 2 juga dapat memberikan kesimpulan yang tepat dari masalah 1. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas jawaban yang dihasilkan subjek S 2 sudah benar. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa dalam berpikir lateral, seseorang perlu salah agar pada akhirnya benar. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa subjek S 2 dapat memberikan alasan yang logis akan kebenaran jawaban yang sudah ditulisnya.

b. Masalah 2

2. Perhatikan gambar di bawah ini Pak Eko mempunyai sebidang tanah berbentuk persegipanjang ABCD. Tanah tersebut akan ditanami 4 macam tanaman, yaitu anggur DPC, apel APD, jeruk APB dan nanas BPC. Sehingga tanah tersebut akan dibagi menjadi empat bagian yang berbentuk segitiga. Tanah yang ditanami anggur seluas 52 m 2 . Tanah yang ditanami jeruk seluas 26 m 2 . Tanah yang ditanami nanas seluas 25 m 2 . a. Berapa luas tanah Pak Eko keseluruhan? b. Berapa luas tanah Pak Eko yang ditanami apel? c. Tentukan luas tanah Pak Eko keseluruhan dan luas tanah yang ditanami apel menggunakan cara yang berbeda dari sebelumya B A C D P digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 82 1 Mengenali Ide Dominan dari Masalah yang Sedang Dihadapi Pada saat wawancara, pertama-tama peneliti memberikan pertanyaan kepada subjek S 2 mengenai ide dominan dari masalah 2. Berikut petikan wawancaranya. P 2.2.1 : Apa kamu memahami masalah ini? S 2.2.1 : Iya paham. P 2.2.2 : Bagaimana cara kamu memahami masalah ini tadi? S 2.2.2 : Dibaca berkali-kali. P 2.2.3 : Apa kamu pernah menjumpai atau mengerjakan masalah seperti ini? S 2.2.3 : Belum pernah. P 2.2.4 : Coba ceritakan kembali masalah ini dengan bahasamu sendiri S 2.2.4 : Ini Pak Eko punya tanah, bentuknya persegipanjang. Terus dibagi menjadi 4 untuk ditanami anggur, jeruk, apel dan nanas. Dan 4 bagian itu membentuk segitiga. Tanah yang ditanami anggur luasnya 52 m 2 , terus jeruk dengan luas 26 m 2 . Nanas dengan luas 25 m 2 . Lalu apelnya tidak diketahui. P 2.2.5 : Informasi apa saja yang kamu dapatkan dari masalah ini? S 2.2.5 : Ini tanahnya berbentuk persegipanjang, dibagi menjadi 4 bagian, dan 4 bagian itu membentuk segitiga. Dimana anggur dengan luas 52 m 2 yaitu CPD. APD itu apel yang belum diketahui luasnya. Terus jeruk dengan luas 26 m 2 . Nanas dengan luas 25 m 2 . P 2.2.6 : Bagaimana kamu bisa yakin kalau itu informasinya? S 2.2.6 : Kan tertulis disini mbak. P 2.2.7 : Apa yang menjadi masalah pada masalah ini? S 2.2.7 : Masalahnya kita belum tau luas yang apel sama luas keseluruhan. P 2.2.8 : Kok bisa tau kalau itu masalahnya? S 2.2.8 : Karena itu yang ditanyakan pada masalah. Berdasarkan petikan wawancara di atas, sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa subjek S 2 memahami masalah 2 dengan membacanya berkali-kali. Pada lembar jawaban dari masalah 2 Lampiran B.4, subjek S 2 menuliskan apa yang diketahui, akan tetapi yang ditulis hanya luas anggur dan jeruk saja. Dari hasil wawancara pada petikan S 2.2.3, dan S 2.2.4 terlihat bahwa subjek S 1 dapat menyebutkan apa yang diketahui dengan benar, yaitu terdapat tanah berbentuk persegipanjang yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 83 dibagi menjadi 4 bagian dan membentuk segitiga. Dimana luas anggur 52 m 2 , luas jeruk 26 m 2 , dan luas nanas 25 m 2 . Sedangkan subjek S 2 menyebutkan apa yang ditanyakan dengan benar yaitu mencari luas keseluruhan dan luas apel. Ketika melihat masalah 2 ini, sesuai yang peneliti amati yaitu membaca masalahnya berkali-kali. Lalu mencoret-coret pada lembar masalah. Berdasarkan hasil tes tulis dan wawancara di atas diperoleh data bahwa subjek S 2 menggunakan pemisalan berupa variabel untuk menyelesaikan masalah 2. Hal ini sesuai dengan pendapat De Bono yang menyatakan bahwa mereka yang berpikir lateral lebih mahir dalam memperoleh suatu bentuk yang jelas dari situasi yang sedang dihadapi hanya dengan satu kalimat saja. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa subjek S 2 dapat menyebutkan apa yang diketahui dengan cara membacanya berkali-kali, yaitu tanahnya berbentuk persegipanjang, luas yang ditanami jeruk 26 m 2 , luas yang ditanami nanas 25 m 2 , luas yang ditanami anggur 52 m 2 , dan semua tanah tersebut berbentuk segitiga. Subjek S 2 juga dapat menyebutkan apa yang ditanyakan hanya dengan melihat pada masalah, karena tertulis pada masalah, yaitu mencari luas tanah keseluruhan dan luas yang ditanami apel. 2 Mencari Cara-Cara yang Berbeda Dalam Memandang Sesuatu Untuk menyelesaikan masalah 2 ini subjek S 2 menemukan 2 cara yang berbeda. Kedua cara ini mempunyai kemiripan, yaitu menggunakan variabel. Cara pertama, subjek S 2 menemukan hubungan antara luas dan tinggi dari tanah yang ditanami anggur dan jeruk, yaitu jika luas tanah yang ditanami anggur adalah 2 kalinya tanah yang ditanami jeruk, maka tingginya pun sama dengan luasnya yaitu tinggi anggur 2 kalinya tinggi jeruk. Kemudian membuat persamaan dari luas jeruk, lalu memisalkan alas dan tinggi dari segitiga ABP dengan variabel. Setelah itu baru menghitungnya dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 84 menghasilkan sebuah persamaan baru. Lalu subjek S 2 langsung menghitung luas tanah keseluruhan yang dimiliki Pak Eko menggunakan rumus luas persegipanjang, dengan cara mensubstitusikan persamaan sebelumnya ke dalam rumus luas persegipanjang. Setelah luas tanah keseluruhan diketahui, maka untuk mencari luas yang ditanami apel yaitu dengan cara luas tanah keseluruhan dikurangi dengan luas tanah yang ditanami anggur, jeruk dan nanas. Berikut gambarnya. Gambar 4.11 Jawaban Pertama Masalah 2 Subjek S