Pembahasan Hasil Penelitian PROFIL BERPIKIR LATERAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 SIDOARJO.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 99 Aspek-aspek Keterangan Kesimpulan Subjek S 1 Subjek S 2 yag telah dihasilkannya. Ide-ide acak ini ditemukan oleh siswa dengan mencoret-coret dan mencoba- coba pada lembar masalah, tetapi untuk masalah yang pertama ide ini muncul karena siswa pernah diajari untuk menyelesaikan masalah yang mirip dengan masalah 1. namun logis, serta jawaban yang dihasilkan benar. Langkah- langkah yang dihasilkan siswa cenderung tidak sistematis, acak-acakan dan sesuai dengan pemikirannya Langkah- langkah yang dihasilkan siswa cenderung tidak sistematis, acak-acakan dan sesuai dengan apa yang dipikirkannya Meskipun ide yang digunakan acak, tetapi jawaban yang dihasilkan benar dan logis Meskipun ide yang digunakan acak, tetapi jawaban yang dihasilkan benar dan logis digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 100 Aspek-Aspek Keterangan Kesimpulan Subjek S 1 Subjek S 2 Mengenali ide dominan dari masalah yang sedang dihadapi Siswa dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada kedua masalah dengan cara membacanya berulang kali serta menggambar sketsa bangun yang dibutuhkan Siswa dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada kedua masalah dengan cara membacanya berulang kali, serta cenderung tidak menggambar sketsa bangun yang dibutuhkan, kecuali jika jawabannya memang berupa gambar Siswa mampu membaca informasi yang ada pada masalah dengan cara membacanya berulang kali kemudian membuat sketsa gambar bangun datar Mencari cara- cara lain dalam memandang permasalahan Siswa dapat menghasilkan cara lebih dari satu. Cara-cara yang dihasilkan pun cukup sederhana serta menggunakan angka. Siswa dapat menghasilkan cara lebih dari satu. Cara-cara yang dihasilkan pun singkat serta menggunakan variabel. Siswa mampu menghasilkan cara lebih dari satu dan cara yang digunakan juga sederhana Melonggarkan kendali cara berpikir yang kaku Siswa menggunakan cara yang sesuai dengan apa yang dipikirkannya untuk menyelesaikan masalah, tidak Siswa menggunakan cara yang sesuai dengan apa yang dipikirkannya untuk menyelesaikan masalah, tidak Siswa menggunakan semua pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah dan tidak terpaku pada cara yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 101 terpaku dengan cara umumnya. terpaku dengan cara umumnya. Meskipun ada beberapa cara yang memang sudah pernah diajarkan kepadanya. umum digunakan Memakai ide- ide acak untuk membangkitkan ide-ide baru Siswa menggunakan representasi visual untuk membangkitkan ide-idenya berupa membuat garis putus-putus serta mencari hubungan antar unsur yang diketahui. Ide- ide acak ini ditemukan oleh siswa dengan mencoret-coret dan mencoba- coba pada lembar masalah Siswa menggunakan representasi visual dan persamaan untuk membangkitkan ide-idenya berupa membuat garis putus-putus, lalu mencari sisi yang tida diketahui hanya dengan menggaris-garis saja pada sisi yang sejajar. Siswa mencari hubungan antara luas, alas dan tinggi segitiga melalui perbandingan yag telah dihasilkannya. Ide-ide acak ini ditemukan oleh siswa dengan mencoret-coret dan mencoba- coba pada lembar masalah, tetapi untuk Siswa cenderung menggunakan representasi visual untuk membangkitkan ide-idenya kemudian mengaitkan antar unsur yang saling berhubungan, sehingga menghasilkan langkah-langkah penyelesaian yang tidak berurutan dan terkadang juga tidak melibatkan rumus matematika namun logis, serta jawaban yang dihasilkan benar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 102 masalah yang pertama ide ini muncul karena siswa pernah diajari untuk menyelesaikan masalah yang mirip dengan masalah 1. Langkah- langkah yang dihasilkan siswa cenderung tidak sistematis, acak- acakan dan sesuai dengan pemikirannya Langkah- langkah yang dihasilkan siswa cenderung tidak sistematis, acak- acakan dan sesuai dengan apa yang dipikirkannya Meskipun ide yang digunakan acak, tetapi jawaban yang dihasilkan benar dan logis Meskipun ide yang digunakan acak, tetapi jawaban yang dihasilkan benar dan logis Subjek S 1 dan subjek S 2 masing-masing memiliki keunikan tersendiri dalam menyelesaikan masalah. Terutama ketika menggunakan ide-ide acaknya untuk menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2. Keduanya memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan ide. Beberapa kemiripannya seperti tercantum pada hasil kesimpulan di Tabel 4.3. Diantaranya yaitu ketika menyelesaikan masalah 1, kedua subjek menggunakan ide berupa memberikan garis putus-putus untuk menghubungkan ketiga bangun persegi tersebut, supaya lebih mudah dalam menyelesaikannya. Sedangkan perbedaan dari keduanya terlihat pada cara-caranya yang dihasilkannya. Diantaranya pada masalah 1, subjek S 1 cenderung memakai rumus-rumus digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 103 matematika untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan untuk subjek S 2 , pada beberapa cara ia tidak banyak melibatkan rumus-rumus matematika. Ada sesuatu yang membuat subjek S 1 berbeda dari yang lain yaitu pemikirannya yang sederhana. Sehingga ia cenderung menemukan cara-cara yang sederhana yaitu singkat, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Apa yang menurutnya mudah dan terpikirkan olehnya, maka itulah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Terlihat pada semua hasil jawabannya untuk nomor 1 dan nomor 2. Konsep- konsep yang ia gunakan pun sama, sudut pandangnya saja yang berbeda. Terlihat dari jawaban dari masalah 1, rumus-rumus yang digunakannya cenderung sama untuk masing-masing cara yaitu menggunakan luas segitiga, trapesium, persegi dan persegipanjang. Sedangkan untuk masalah 2, subjek S 1 lebih menyukai jawaban yang berupa angka, karena menurutnya cara itu lebih mudah. Sehingga ia mencari faktor-faktor bilangan yang sama dari persamaan yang telah dibuatnya dengan cara mencoba-coba. Menurut subjek S 1 ide-ide yang digunakannya ini dengan mencoba-coba, karena ia juga belum pernah menjumpai masalah seperti masalah 1, akan tetapi konsepnya sesuai dengan yang pernah diajarkan kepadanya. Sedangkan untuk subjek S 2 , ada satu ide unik yang digunakan oleh subjek S 2 dalam menyelesaikan masalah 1. Jika pada cara pertama subjek S 1 dan subjek S 2 memiliki persamaan, maka pada cara kedua ini memiliki perbedaan. Perbedaannya yaitu subjek S 2 cenderung menyelesaikannya tanpa melibatkan banyak rumus matematika, hanya menggunakan rumus luas segitiga saja. Ide yang ia gunakan yaitu hanya dengan menggaris-garis pada sisi yang panjangnya sudah diketahui dengan sisi-sisi yang sejajar dengannya, tentu saja dengan menggambar ulang bangun persegi seperti pada lembar masalah sesuai dengan ukuran sebenarnya. Ide ini didapatkannya dengan mencoba-coba mencari cara lain yang mirip dengan cara pertamanya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 104 Sedangkan pada masalah 2, cara yang ia gunakan lebih sederhana lagi, tetapi ada beberapa cara yang membutuhkan kejelian lebih untuk memahaminya. Seperti cara yang ia gunakan untuk menyelesaikan masalah 2, ia cenderung melibatkan variabel. Padahal jika menggunakan variabel, cara ini lebih sulit karena akan melibatkan lebih banyak unsur yang saling berkaitan, kemudian diterjemahkan dalam bentuk persamaan. Meskipun hasilnya lebih cepat ditemukan dan caranya pun juga sederhana. Karena jika seseorang tidak terbiasa menyelesaikan masalah menggunakan variabel, maka akan lebih sulit baginya untuk menyelesaikan masalah 2 ini. Tetapi subjek S 2 dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 105 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB IV mengenai berpikir lateral siswa SMP kelas IX dalam menyelesaikan masalah matematika materi bangun datar dapat disimpulkan bahwa profil berpikir lateral siswa adalah siswa mampu menggunakan simbol-simbol, melakukan penalaran logis, dan menghasilkan langkah-langkah yang tidak sistematis serta menemukan berbagai macam alternatif penyelesaian yang tidak lazim dan unik. Sedangkan kesimpulan untuk berpikir lateral siswa berdasarkan aspek-aspeknya adalah sebagai berikut: 1. Siswa mampu membaca informasi yang ada pada soal dengan cara membacanya berulang kali kemudian membuat sketsa gambar bangun datar. 2. Siswa mampu menghasilkan cara lebih dari satu dan cara yang digunakan juga singkat dan sederhana. 3. Siswa mampu menggunakan semua pengetahuannya untuk menyelesaikan soal dan tidak terpaku pada cara yang umum digunakan. 4. Siswa cenderung menggunakan representasi visual untuk membangkitkan ide-idenya kemudian mengaitkan antar unsur yang saling berhubungan, sehingga menghasilkan langkah-langkah penyelesaian yang tidak berurutan dan terkadang juga tidak melibatkan rumus matematika namun logis, serta jawaban yang dihasilkan benar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Saran kepada guru a. Berpikir lateral perlu dilatihkan agar siswa dapat menghasilkan dan mampu melahirkan ide-ide baru dalam menghadapi setiap masalah dalam matematika, juga dapat menghasilkan berbagai alternatif dalam menyelesaikan masalah matematika. Alternatif-alternatif digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 106 tersebut memperkaya penyelesaian matematika dan juga dapat menumbuhkembangkan kreativitas berpikir. b. Alternatif-alternatif dari siswa yang berpikir lateral harusnya dihargai, tetapi dengan kriteria tertentu. Alternatif yang dihargai yaitu ketika jawaban tersebut logis dan benar, sekalipun tidak matematis atau bahkan strategi yang digunakan tidak sistematis. Hal ini merupakan hasil kerja siswa yang patut dihargai karena dapat menghasilkan suatu karakter kejujuran. Kejujuran yang dimaksud yaitu siswa akan bekerja sendiri dan tidak ragu takut ketika alternatif yang ia gunakan berbeda dari teman yang lain asalkan menghasilkan satu jawaban yang benar dan tepat. 2. Saran kepada peneliti selanjutnya a. Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang relevan dengan ini, sebaiknya menggunakan materi selain materi bangun datar. Subjek penelitian juga tidak hanya terbatas pada kelas IX saja, melainkan bisa dari berbagai jenjang mulai SD sampai SMA, sehingga bisa mendapatkan data berpikir lateral siswa yang lebih luas, lebih mendalam dan variatif. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 107 DAFTAR PUSTAKA Almubarok, Muhajir., Tesis: “Penalaran Matematis Mahasiswa Calon Guru dalam Memecahkan Masalah Geometri Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent Field Independent ”. Surabaya: UNESA. 2014. Asmin . 1991. “Implementasi Berpikir Lateral dalam Proses Pembelajaran di Sekolah ”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun ke-11. No. 055. 525-553 Bell, Gredler. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali. 1991. BluehawkdowN. Membuka Kamus Wikipedia : Penyelesaian Masalah, diakses pada tanggal 26 Mei 2015; http:id.wikipedia.orgwikiPenyelesaian_masalah; Internet De Bono, Edward. Berpikir Lateral. Jakarta: Erlangga. 1991. De Bono, Edward. Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa. 2007. Duha, Endro. Membuka Academia: Six Thinking Hat, diakses tanggal 20 Mei 2015; https:www.academia.edu18196839767_2- Six_Thinking_Hat; Internet Haryani, Desti . “Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: UNY, 2011. Hayati, Nisa Nurul. Tesis: “Profil Berpikir Lateral Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Kontekstual Ditinjau dari Perbedaan Gender ”. Surabaya: UNESA. 1991. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitataif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanik. 2012. Hudojo, Herman. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang. 2001. Hudojo, Herman. Pengembangan Kurikulum Matematika Dan Pelaksanaannya Didepan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional. 1979. Husna, Raudatul, dkk, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa SMP Kelas VII Langsa”, Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA.Volume 6 No. 2 Februari 2014. 175-186 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 108 Ismienar, Swesty dkk, Psikologi: Berpikir. diakses pada tanggal 12 Mei 2015; http:psikologi.or.idmycontentsuploads201011thinking.pdf ; Internet Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan Online.Yang diakses melalui kbbi.web.idpikir pada tanggal 20 Mei 2015 Laily, Iga Erieani. Skripsi: “Kreativitas Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Segiempat dan Segitiga Ditinjau dari Level Fungsi Kognitif Rigorous Mathematical Thinking RMT ”. Surabaya: UNESA. 2014 Mahardika, Gr ace Olivia. Skripsi: “Profil Penalaran Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri Dikelas XI-IPA Berdasarkan Kemampuan Matematika ”. Surabaya: UNESA. 2013. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996. Nikolay, Hingdranata. Berpikir Lateral : About Lateral Thinking. diakses pada tanggal 13 Mei 2015; http:www.berpikirlateral.comabout_lateral_thinking ; Internet Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya untuk SMPMTs Kelas VII. Jakarta: CV. Usaha Makmur. 2008. Rosnawati, R. “Berpikir Lateral Dalam Pembelajaran Matematika”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: UNY. 2011. Siskawati, Fury Styo. Tesis: “Penalaran Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Kepribadian Extrovert Introvert”. Surabaya: UNESA. Siswono, Tatag Yuli Eko. Disertasi: “Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Identifikasi Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Dan Mengajukan Masalah Matematika ”. Surabaya: UNESA. 2007. Solso, Robert, dkk. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga, 2007, 434. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R D. Bandung: Alfabeta 2012. Sumardyono ., “Bahan Ajar Pada Diklat Bidang Studi Matematika bagi Guru SMP se-provinsi Riau ”, Karya Tulis Ilmiah di PPPPTK Matematika ”, Riau, 2011.