Mencari cara-cara yang berbeda dalam memandang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 Atau membaginya pola yang sama, ke arah vertikal maupun horizontal. Seperti gambar di bawah ini 46 . Sedangkan orang yang berpikir lateral akan membagi segitiga tersebut menjadi empat bagian dengan sembarang tanpa mempertimbangkan kesamaan bentuk maupun pola, namun penyelesaian tersebut tidak menyalahi aturan dan logis, serta dapat dipertanggungjawabkan. Seperti gambar di bawah ini 47 . Contoh 2 Luas persegipanjang 24 cm 2 , lebarnya 2 cm kurang dari panjangnya. Tentukan ukuran persegi panjang tersebut 48 . Jawab: Orang yang berpikir vertikal akan menjawab sebagai berikut. L = p x l L = p 2 x p – 2 24 = p 2 – 2p p 2 – 2p – 24 = 0 p – 6 p + 4 = 0 p = 6 atau p = - 4 46 Ibid., 26. 47 Ibid., 26. 48 Nisa Nurul Hayati. Tesis: “Profil Berpikir Lateral Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Kontekstual Ditinjau dari Perbedaan Gender”. Surabaya: UNESA, 2013, 30. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 20 Maka, nilai p yang dipakai adalah yang bernilai positif yaitu 6, lebarnya adalah 6 – 2 = 4. Maka ukuran persegipanjang itu adalah panjangnya 6 cm dan lebarnya 4 cm 49 . Pola berpikir di atas adalah berpikir vertikal. Sedang berpikir lateral tidak harus melalui proses di atas, cukup dengan difaktorkan bilangan 24 = 2 x 12, dan mencari selisih 12 – 2 = 10. Juga 24 = 3 x 8, maka selisih 8 – 3 = 5, dan 24 = 6 x 4 maka selisih 6 – 4 = 2, maka jawaban yang dipilih adalah panjangnya 6 cm dan lebarnya 4 cm, karena soal yang diminta adalah 2 cm kurang dari panjangnya 50 . Jadi, berpikir lateral dalam penelitian ini adalah berpikir dengan memproses informasi untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan mencari berbagai macam alternatif penyelesaian yang berbeda-beda.

C. Masalah matematika

Masalah yang dihadapi manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, dan dalam penyelesaiannya juga ada yang mudah dan ada juga yang sulit. Demikian juga dengan masalah yang ada dalam matematika, sebagian siswa menganggap bahwa masalah yang diberikan oleh guru sulit untuk diselesaikan, ada juga dari mereka yang menganggap bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang mudah untuk diselesaikan. Masalah menurut Resnick dan Glaser dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang melakukan tugasnya yag tidak ditemuinya di waktu sebelumnya 51 . Masalah pada umumnya timbul karena adanya kebutuhan untuk memenuhi atau mendekatkan kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan. Selain itu, Hudojo menyatakan bahwa suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah jika seseorang tidak mempunyai aturan tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut 52 . Hudojo menyatakan bahwa suatu merupakan masalah matematika jika memenuhi tiga syarat, yaitu: 1 menantang untuk diselesaikan dan dapat dipahami 49 Ibid., 30. 50 Ibid., 31. 51 Bell, Gredler. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali, 2001, 257. 52 Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan PembelajaranMatematika.Malang: JICA, 2001, 162.