8 Pendirian SMK diatur dalam peraturan Menteri tahun 2014 pasal 4
ayat 1 dan pasal 5. pasal 4 ayat 1 menyatakan persyaratan pendirian SMK meliputi: 1 Hasil studi kelayakan, 2 isi pendidikan 3 jumlah dan
kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, 4 sarana dan prasarana pendidikan, 5 pembiayaan pendidikan, 6 system evaluasi dan
sertifikasi, 7 manajemen dan proses pendidikan. pasan 5 menyatakan bahwa selain persyaratan yang harus dimiliki pasal 4 ayat 1, pendirian
SMK haruslah memenuhi syarat yang meliputi: 1 tersedianya sarana praktik sesuai kejuruannya, 2 adanya potensi wilayah yang memerluka
keahlian kejuruan tertentu, 3 memiliki potensi kerja, 4 adanya pemetaan satuan pendidikan yang sejenis diwilayah tertentu, 5 adanya
dukungan masyarakat atau dunia industri. Berdasarkan defenisi yang telah diuraikan di atas dapat dipahami
bahwa Sekolah Menengah Kejuan adalah suatu satuan tingkat pendidikan yang menyiapkan para peserta didiknya yang bukan hanya
memiliki pengetahuan namun memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu agar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia
industry setelah mereka lulus dan peraturan pendirian telah telah diatur oleh negara.
2. Kajian tentang Mata Pelajaran Teori Kejuruan
Salah satu mata pelajaran pada jurusan mesin bidang keahlian teknik pemesinan di SMK, tidak terkcuali di SMKN 2 DEPOK SLEMAN.
adaah mata pelajaran Teori Kejuruan di mana mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran produktif di kelas XI jurusan teknik pemesinan, di
dalam mata pelajaran tersebut mempelajari tentang K3, teori pemesinan
9 bubut, teori pemesinan frais dan gambar teknik.mata pelajaran tersebut
ditempuk oleh siswa kelas XI pada semester genap bidang keahlian teknik pemesinan. Dalam mata pelajaran tersebut ada beberapa guru
pengampu diantaranya guru gambar, guru teori pemesinan frais, guru teori pemesinan bubut, dan guru pengetahuan K3.
3. Belajar Dan Pembelajaran a. Pengertian belajar dan pembelajaran
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki saling keterkaitan dalam proses pendidikan. Pengertian
belajar menurut Wina Sanjaya 2006: 57 adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu. Sejalan dengan pendapat Wina
Sanjaya, Miarso 2009 dalam Kasmadi dan Sunariah 2013: 29 belajar mempunyai makna sebagai suatu usaha yang disengaja,
bertujuan dan terkendali agar terjadi perubahan yang relatif menetap dalam diri peserta didik.
Pembelajaran menurut Sudjana 2000 dalam Sugihartono 2007: 80 adalah upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik
yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan makna Pembelajaran menurut Wina Sanjaya 2013: 107
adalah sebagai suatu proses berfikir yang menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara
individu dengan lingkungan. Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan di atas belajar
dan pembelajaran memilki makna yang saling terkait satu dengan yang lain. Perbedaan belajar dan pembelajaran terletak pada