Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

47

1. Analisis

Tahap analisis kebutuhan produk terdiri dari 3 tahap meliputi: a. Mengkaji kurikulum Mengkaji kurikulum dilakukan dengan mempelajari kurikulum yang diterapkan di SMK N 3 Klaten. Tujuan dilakukan pengkajian kurikulum adalah untuk menghindari penyimpangan antara pengembangan modul dengan tujuan pembelajaran yang tercantum pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi pada penelitian ini adalah dasar-dasar teknologi menjahit khususnya pada kompetensi dasar membuat macam-macam saku dan penyelesaian tepi pakaian. Mengkaji kurikulum meliputi: 1 Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup standar kompetensi dan kompetensi dasar 2 Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disarankan 3 Mempelajari indikator yang harus dicapai b. Analisis kebutuhan modul Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui keadaan pembelajaran dasar-dasar teknologi menjahit, sehingga dapat diketahui produk yang dikembangkan sesuai kebutuhan pembelajaran dasar-dasar teknologi menjahit. Langkah-langkah analisis kebutuhan modul antara lain sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada standar kompetensi atau kompetensi dasar tertentu 2 Menentukan judul modul 3 Menetapkan isimateri yang akan dituangkan dalam modul 48 4 Mengumpulkan data, buku, dan sumber referensi lainnya yang dapat digunakan untuk referensi dalam pembuatan modul

2. Desain Pengembangan Produk Awal

Tahap desain atau pengembangan produk awal dilakukan dengan menyusun draft modul. Penyusunan draft modul merupakan kegiatan merencanakan dan menyusun materi pembelajaran untuk mencapai standar komepetensi tertentu. Draft modul disusun berdasarkan silabus yang digunakan di SMK N 3 Klaten. Adapun isi draft modul antara lain: 1 Judul modul, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium 2 Pendahuluan : standar kompetensi dan kompetensi dasar, deskripsi, prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, dan cek kemampuan dasar. 3 Pembelajaran : rencana belajar siswa, tujuan kegiatan belajar, uraian materi, kegiatan belajar 1 – 4, rangkuman, soal latihan. 4 Evaluasi meliputi kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik, kemampuan afektif, dan kunci jawaban. 5 Penutup dan daftar pustaka

3. Implementasi dan Validasi

Implementasi modul macam-macam saku dan penyelesaian tepi pakaian dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah ditetapkan dalam modul. Bahan, alat, media, dan lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tahap berikutnya implementasi pembuatan modul dilanjutkan dengan validasi ahli dan revisi. 49 Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Apabila isi modul macam-masam saku dan penyelesaian tepi pakaian sesuai maka modul dinyatakan valid. Validasi dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari dalam hal ini ahli media dan ahli materi menjadi validator modul macam-macam saku dan penyelesaian tepi pakaian. Validasi media dilakukan oleh ahli dalam pembuatan modul pembelajaran. Sedangkan validasi materi dilakukan oleh dosen dan guru yang menguasai materi macam-macam saku dan penyelesaian tepi pakaian.

4. Evaluasi

Proses evaluasi dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui apakah pengembangan modul sudah sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang berdasarkan pada karakteristik modul. Instrumen ditujukan untuk judgement expert, guru, maupun peserta didik yang terlibat langsung dalam proses implementasi modul. Proses evaluasi ini meliputi ujicoba skala kecil dan ujicoba skala besar. a. Uji coba skala kecil dan revisi produk Modul yang telah divalidasi diuji coba pada subyek penelitian. Uji coba skala kecil dilakukan melalui penggunaan modul terhadap siswa yang menjadi sasaran untuk mengetahui keterbatasan modul tersebut. Ujicoba ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kesalahan produk sehingga dapat disempurnakan lagi. Uji coba skala kecil dilakukan pada 5 siswa kelas X jurusan Busana Butik di SMK N 3 Klaten yang diambil secara random sampling. 50 b. Uji coba skala besar dan produk akhir Ujicoba skala besar dilakukan untuk menguji produk setelah diperbaiki berdasarkan uji coba skala kecil dengan tujuan agar modul sesuai dengan kebutuhan, mudah dipahami dan menarik bagi siswa. Ujicoba skala besar dilakukan pada seluruh subyek penelitian kelas X jurusan Busana Butik di SMK N 3 Klaten yang berjumlah 25 siswa. Produk yang telah diuji coba pada skala besar dan telah dinyatakan layak oleh ahli media, ahli materi, dan pendapat siswa kelas X jurusan Busana Butik di SMK N 3 Klaten, maka produk tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar.

C. Sumber data atau Subyek Penelitian

Menurut Anik Gufron 2007 : 17 subyek penelitian adalah pihak-pihak yang diungkap dan dinilai kinerjanya dalam suatu situasi penelitian. Melalui subyek penelitian peneliti memperoleh sejumlah infromasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK N 3 Klaten yang menempuh mata pelajaran Dasar-dasar Teknologi Menjahit tahun ajaran 20132014 berjumlah 25 siswa. Penelitian ini dilakukan di SMK N 3 Klaten yang beralamat di Jl. Merbabu No.11, Klaten, Jawa Tengah. Subyek penelitian ini dibagi menjadi subyek ujicoba skala kecil dan subyek ujicoba skala besar. Subyek penelitian ujicoba skala kecil mengambil 5 dari 25 siswa yang dipilih dengan teknik random sampling. Dan subyek penelitian besar adalah seluruh siswa kelas X jurusan Busana Butik di SMK N 3 Klaten yang berjumlah 20 siswa. 51 Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juli 2014, adapun waktu pengambilan data dilaksanakan menyesuaikan dengan jadwal yang berlaku di SMK N 3 Klaten.

D. Metode dan Alat Pengumpul Data 1. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi, wawancara, dan angket. Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Alat Pengumpulan data Fungsi Responden Observasi Pedoman observasi Mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebelum pengembangan modul Guru dan siswa Wawancara Pedoman wawancara Mengetahui keadaaan pembelajaran dan kebutuhan terhadap pengembangan modul Guru dan siswa Angket Instrumen angket Mengetahui kelayakan modul 1. Ahli media 2. Ahli materi 3. Guru Angket Instrumen angket Mengetahui keterbacaan modul Siswa a. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan 52 kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono 2012 : 145 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Menurut Nasution dalam Sugiyono 2012 : 226 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi kelas dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan pembelajaran dasar-dasar teknologi menjahit di SMK N 3 Klaten. Aspek yang diamati terkait dengan ketersediaan media di SMK N 3 Klaten. Tabel 3. Pedoman Observasi Bentuk kegiatan Aspek yang diamati Fungsi Sumber data 1 2 3 4 Observasi Situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar Mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebelum pengembangan modul 1. Guru 2. Siswa Sikap siswa selama proses pembelajaran didalam kelas Kejelasan siswa dalam menerima materi Media apa saja yang digunakan dalam kegiatan bejar mengajar Ketersediaan media pembelajaran b. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikitkecil. Pedoman 53 wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono, 2008 : 137. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan secara langsung tatap muka maupun secara tidak langsung melalui media seperti telepon. Wawancara kepada guru adalah untuk mengetahui kompetensi siswa terhadap pembelajaran. Wawancara kepada siswa adalah untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa, sikap dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Tabel 4. Pedoman Wawancara Bentuk kegiatan Pertanyaan Fungsi Sumber data 1 2 3 4 Wawancara terhadap guru 1. Media apa saja yang digunakan dalam KBM? 2. Bagaimana hasil belajar siswa saat menggunakan media yang tersedia? 3. Media seperti apa yang diharapkan pendidik untuk menunjang keberhasilan siswa? 4. Kendala apa saja yang dialami oleh pendidik dalam membuat media yang dibutuhkan? Mengetahui keadaaan pembelajaran dan kebutuhan terhadap pengembangan modul Guru Wawancara terhadap siswa 1. Media apa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran? 2. Apakah hambatan yang dialami selama proses pembelajaran? 3. Media seperti apa yang diharapkan untuk menunjang keberhasilan belajar? Siswa