PENDAHULUAN Menurut tulisan Delandshere dan Petrosky dalam jurnal The Educational

SISTEM PENGELOLAAN TES PSIKOLOGI Oleh : Badrun Kartowagiran 2004

A. PENDAHULUAN Menurut tulisan Delandshere dan Petrosky dalam jurnal The Educational

Reseacher, 27, 2, 1998, teori pengukuran kontemporer yang pada akhir abad 19 sebagai suatu cabang dari ilmu murni, dikembangkan melalui penentuan seperangkat aksioma dan fungsi transformasi angka untuk menterjemahkan dan memformalkan hubungan- hubungan empirik dengan menggunakan angka. Selanjutnya, teori pengukuran berkaitan dengan investigasi sifat dasar dari atribut-atribut pisik dan psikis dasar tertentu. Secara jelas Campbell yang dikutip Guilford 1954 mengatakan: measurement as the assignment of numerals to objects or events according to rules. Sama dengan Campbell, Keeves dan Masters 1999 juga mengatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka kuantitas numerik pada obyek-obyek atau kejadian-kejadian menurut aturan. Senada dengan ahli lainnya, Kerlinger 1986 mengatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka pada obyek-obyek atau kejadian-kejadian menurut sesuatu aturan. Sementara itu, Nunnally 1978 menjelaskan bahwa pengukuran itu terdiri dari aturan-aturan untuk memberikan angkabilangan kepada obyek dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat mempresentasikan secara kuantitatif sifat-sifat obyek tersebut. Definisi pengukuran yang dijelaskan para ahli di atas menegaskan bahwa dalam pemberian angka pada subyek, obyek atau kejadian tidak asal memberi angka namun harus menggunakan aturan-aturan, tidak sembarangan. Artinya, orang yang akan memberi angka pada subyek, obyek, ataupun kejadian harus memperhatikan kaidah- kaidah tertentu agar angka yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semakin jauh seseorang meninggalkan aturan-aturan pengukuran maka semakin besar kesalahan yang terjadi. Pada makalah ini yang dimaksud dengan pengukuran adalah pengukuran psikologi, bukan pengukuran pisik, atau obyek dan kejadian lainnya. Sehubungan dengan pengukuran psikologi ini, Nunnally 1978 menjelaskan bahwa ada dua tipe kesalahan pengukuran, yaitu: kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan sistematik terjadi manakala kualitas instrumen atau alat ukur yang digunakan kurang baik. Sedangkan kesalahan acak dapat disebabkan oleh kondisi subyek yang dites, dan cara menyelenggarakan tes termasuk di dalamnya pelaksana, waktu, dan tempat tes. Penjelasan tentang sumber kesalahan pengukuran di atas memberi gambaran bahwa kualitas alat ukur merupakan faktor utama dan sangat penting artinya bagi pengukuran. Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam sistem pengelolaan alat ukur psikologi ini. Menurut Suryabrata 1999, alat ukur psikologi itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:alat ukur yang berkaitan dengan kognitif dan alat ukur yang berkaitan dengan non kognitif. Selanjutnya oleh Azwar 1999 dijelaskan bahwa alat ukur yang berkaitan dengan kemampuan kognitif itu disebut dengan tes. Lebih rinci Suryabrata 1984 menjelaskan bahwa inti dari suatu tes adalah : 1 tes berisi tugas atau serangkaian tugas yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah, 2 tes diberikan kepada peserta tes seseorang atau lebih, dan 3 dilakukan pembandingan tingkah laku antara peserta tes dengan sesuatu yang standar atau dengan tingkah laku peserta lainnya. Selaras dengan penjelasan di atas dan juga sesuai dengan tugas yang harus di- selesaikan oleh penulis, makalah ini hanya membatasi pada sistem pengelolaan alat ukur psikologi aspek kognitif atau sistem pengelolaan tes psikologi. Namun, tidak semua sistem pengelolaan tes psikologi dapat dipaparkan dalam makalah ini. Jelasnya, makalah ini hanya akan memaparkan beberapa sistem pengelolaan tes psikologi, yaitu :sistem pengelolaan soal EBTANAS, tes TOEFL yang dikelola oleh ETS, dan beberapa tes produksi ACT.

B. SISTEM PENGELOLAAN SOAL EBTANAS 1. Pengertian EBTANAS