d Tetapkan dukungan keuangan untuk sistem perbankan butir tersebut sebagai butir anggaran reguler.
e Adakan rapat reguler para personel yang terlibat untuk mebahas kemajuan dan masalah yang terkait dengan sistem perbankan butir tersebut.
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dengan adanya bank butir ini akan membuat tugas pembuatan test menjadi lebih mudah, dan akan bekerja untuk
memastikan bahwa produk berkualitas tinggi akan dimunculkan. Terakhir, aktivitas pemeliharaan yang dilaksanakan secara berkala pada bank-bank butir ini akan menjamin
keberfungsian mereka secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
c. Karakteristik Butir Soal EBTANAS
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang sebagian soal EBTANAS terdiri dari soal obyektif khususnya pilihan ganda dan sebagian lagi tes uraian, mulai tahun
1999 semua soal EBTANAS berbentuk tes obyektif.. Hal ini dilakukan karena obyektivitas soal tes bentuk uraian sangat diragukan. Bahkan, tes uraian ini merupakan
suatu kesempatan bagi guru untuk membantu atau mengkatrol nilai siswa-siswinya. Selanjutnya, untuk mendapatkan butir-butir soal yang berkualitas dilakukan
analisis butir. Untuk soal-soal EBTANAS tingkat SD, hanya dianalisis secara teoritik atau telaah butir. Untuk soal-soal EBTANAS tingkat SLTA, sebagian diambil dari bank
soal yang berarti sudah dianalisis secara teoritik dan analisis secara empirik, dan sebagian lagi merupakan hasil karya guru yang berarti hanya dianalisis secara teoritik saja.
Sedangkan untuk soal-soal EBTANAS tingkat SMP hampir semuanya sudah dilakukan analisis soal secara teoritik dan analisis soal secara empirik.
Analisis teoritik atau telaah butir dilakukan dengan maksud menilai kualitas butir soal secara teoritis dipandang dari sudut : materi, konstruksi, dan bahasa. Pelaksana
telaah butir ini adalah para guru yang dianggap menguasai cara menyusun soal tes yang baik dan menguasai materi yang diujikan. Sekali lagi, soal-soal EBTANAS yang hanya
dikenai analisis teoritik ini adalah soal -soal yang tidak diambil dari bank soal. Untuk soal EBTANAS yang diambil dari bank soal, proses analisisnya agak
panjang. Selain dianalisis secara teoritik soal ini juga dianalisis secara empirik.Butir soal yang telah lolos dari telaah butir kemudian diuji-cobakan dan dianalisis dengan ITEMAN
yang selanjutnya ditelaah lagi. Butir soal yang lolos dari telaah kedua, selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan BIGSTEPS. Butir soal yang cocok masuk ke bank soal, dan yang tidak cocok direvisi lagi. Dengan demikian dalam analisis butir secara empirik
ini digunakan dua metode, yaitu klasik dan metode Rasch. Dalam analisis butir dengan menggunakan metode klasik, tiap-tiap butir soal
dihitung daya beda, tingkat kesulitan, dan kefungsian pengecoh. Selain itu juga dapat dihitung reliabilitas soal. Sedangkan dengan menggunakan metode Rasch dihitung skala
logit, Standar Error, Skala logit dan Fit-nya. Karakteristik tiap-tiap butir soal dituliskan dalam kartu soal yang juga memuat kode soal, tahun, nomor urut, tahun kurikulum, mata
pelajaran, kelascawu, program studi, nomor tujuan pembelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan indikator.
Untuk soal EBTANAS tingkat SD, terdiri dari 24 materi klas 4, 24 materi klas 5, dan 52 materi klas 6. Untuk soal EBTANAS tingkat SLTP, terdiri dari 24
klas 1, 32 materi klas 2, dan 44 materi klas 3. Sedangkan untuk soal EBTANAS tingkat SMU terdiri dari 30 klas 1, 34 materi klas 2, dan 46 materi klas 3.
d. Pelaksanaan Ujian dan Pemeriksaan Hasil Ujian