Pelaksanaan Ujian dan Pemeriksaan Hasil Ujian

dianalisis dengan menggunakan BIGSTEPS. Butir soal yang cocok masuk ke bank soal, dan yang tidak cocok direvisi lagi. Dengan demikian dalam analisis butir secara empirik ini digunakan dua metode, yaitu klasik dan metode Rasch. Dalam analisis butir dengan menggunakan metode klasik, tiap-tiap butir soal dihitung daya beda, tingkat kesulitan, dan kefungsian pengecoh. Selain itu juga dapat dihitung reliabilitas soal. Sedangkan dengan menggunakan metode Rasch dihitung skala logit, Standar Error, Skala logit dan Fit-nya. Karakteristik tiap-tiap butir soal dituliskan dalam kartu soal yang juga memuat kode soal, tahun, nomor urut, tahun kurikulum, mata pelajaran, kelascawu, program studi, nomor tujuan pembelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan indikator. Untuk soal EBTANAS tingkat SD, terdiri dari 24 materi klas 4, 24 materi klas 5, dan 52 materi klas 6. Untuk soal EBTANAS tingkat SLTP, terdiri dari 24 klas 1, 32 materi klas 2, dan 44 materi klas 3. Sedangkan untuk soal EBTANAS tingkat SMU terdiri dari 30 klas 1, 34 materi klas 2, dan 46 materi klas 3.

d. Pelaksanaan Ujian dan Pemeriksaan Hasil Ujian

Ujian EBTANAS dilaksanakan di sekolah yang ditunjuk oleh Kanwil Depdiknas, jadi tidak semua sekolah ditunjuk sebagai tempat ujian EBTANAS. Sedangkan pengawas ujian di kelasruang adalah guru yang diusulkan oleh kepala sekolah kepada ketua penyelenggara EBTANAS tingkat sub-rayon. Untuk menjaga obyektivitas, pengawas ujian dilakukan secara silang. Guru tidak diperbolehkan mengawasi siswa-siswinya sendiri atau siswa yang diajar setiap hari. Untuk pengamanan soal ujian EBTANAS, menurut hasil penelitian Mardapi dan Kartowagiran 1999, telah dilakukan beberapa tindakan, yaitu: 1 Pada saat penyusunan, pengembangan dan penyuntingan soal di wilayah, tim penyusun disumpah untuk tidak membocorkan rahasia negara dan dibimbing langsung oleh Tim Pusisjian Jakarta, serta dijaga dari fihak kepolisian. 2 Pada saat penggandaan naskah di wilayah, diawasi dari Kanwil Dekdiknas, Dinas Pdan K Dati II, Kanwil Depag, Petugas Kepolisian, dan Tim Koreksi dari propinsi. 3 Pada saat pengiriman soal dari Kanwil tempat penggandaan ke rayon diantar oleh petugas dari Kanwil Depdiknas, Dinas P dan K Dati II, dan petugas dari kepolisian. 4 Dari sub rayon, soal diambil oleh petugas dari sekolah pada hari ujian 5 Pada saat ujian berlangsung, tempat duduk peserta ujian berjarak kurang lebih 0,6 meter, diawasi oleh guru dari sekolah lainnya. Pengamanan soal tidak hanya dilakukan di tingkat Kanwil, Rayon ataupun sub rayon, tetapi juga dilakukan di sekolah-sekolah tempat ujian. Hal-hal yang dilakukan adalah mengambil soal pada hari ujian, pengambilan soal dari sub rayon didampingi oleh petugas keamanan atau polisi setempat. Setelah sampai di tampat ujian soal disimpan oleh Kepala Sekolah sampai waktu ujian tiba. Dengan demikian sebagai penanggung jawab keamanan soal di sekolah adalah Kepala Sekolah, termasuk di dalamnya saat ujian berlangsung. Lembar jawaban siswa untuk tingkat SLTP dan SMU di sebagian besar propinsi telah menggunakan lembar jawab komputer dimasukkan ke dalam amplop dan ditutup rapat di ruangkelas tempat ujian. Selanjutnya, bersama dengan buku soal ujian, lembar jawaban siswa dikirim ke sub rayon. Di sub rayon, lembar jawaban siswa disusun atau diurutkan kemudian dikirim ke rayon atau panitia tingkat kabupatenkotamadya. Setelah lembar jawaban siswa dari seluruh sub rayon terkumpul selanjutnya dikirim ke Kanwil diserahkan ke panitia penyelenggara EBTANAS tingkat propinsi. Lembar jawaban siswa SLTP dan SMU yang menggunakan lembar jawab komputer dikoreksi di Kanwil dengan menggunakan komputer. Sedangkan untuk tingkat SD dan SLTP, SLTA yang belum menggunakan lembar jawab komputer, sesudah digunakan, soal disimpan di sub rayon. Demikian pula lembar jawaban siswa yang belum dikoreksi juga disimpan di sub rayon. Pemindahan lembar jawaban siswa yang belum dikoreksi dari sekolah ke sub rayon dilakukan pada hari ujian juga. Selanjutnya , sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, lembar jawaban siswa dikoreksi di sub rayon secara manual. Dalam koreksi secara manual ini, setiap lembar jawaban dikoreksi oleh dua orang guru dan dilakukan secara silang. Nilai suatu mata pelajaran hasil EBTANAS adalah rerata dari hasil koreksi kedua korektor tersebut. Untuk soal yang berbentuk uraian, apabila ada perbedaan hasil koreksi antara korektor I dan korektor II lebih dari 20 harus dilakukan koreksi ulang oleh korektor III. Nilai akhirnya adalah rata-rata nilai dari ketiga korektor tersebut. Sedangkan untuk soal pilihan ganda atau isian singkat, apabila terjadi perbedaan antara korektor I dan II lebih dari 1 butir soal dilakukan pemeriksaan ulang. Hasil koreksi manual ini selanjutnya dilaporkan ke Kanwil Depdiknas. Di Kanwil, baik hasil koreksi dengan komputer maupun dengan manual, hasil ujian EBTANAS ini diperiksa ulang. Setelah dianggap selesai, nilai EBTANAS ini selanjutnya dikembalikan ke sekolah-sekolah untuk diumumkan. Hasil EBTANAS ini biasanya disebut dengan Nilai Ebtanas Murni NEM . Sampai saat ini NEM digunakan sebagai alat seleksi masuk jenjang ke sekolah yang lebih tinggi. Bahkan, masyarakat agak berlebihan menghargai NEM ini. Hal ini terbukti dari adanya kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat menganggap suatu sekolah dikatakan berkualitas apabila sekolah itu mampu meluluskan siswanya dengan NEM tinggi. Mestinya NEM hanya salah satu indikator berkualitas atau tidak berkualitasnya suatu sekolah.

2. Tes of Spoken English TSE yang Dikelola ETS a. Pengertian