Jenis-Jenis Upacara Tradisional Tujuan Upacara Tradisional

12 tetapi peristiwa yang dilaksanakan dengan emosi keagamaan dan biasanya mempunyai sifat keramat Koentjaraningrat, 1993:44

3. Jenis-Jenis Upacara Tradisional

Upacara-upacara tradisional yang ada di Indonesia secara garis besarnya dapat di bagi menjadi : a. Upacara tradisional dalam kaitannya dengan alam merupakan upacara yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap dunia gaib dan peristiwa-peristiwa alam. b. Upacara tradisional yang berhubungan dengan leluhur. Upacara tradisi berhubungan erat dengan adanya harapan keselamatan dalam hidupnya, serta dijauhkan dari gangguan-gangguan makhluk halus dan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri. Kamajaya Karkoro,1992: 5. c. Uapacara tradisi yang berkaitan dengan mitos, yaitu upacara tradisi yang didalamnya mengandung pemujaan terhadap seseorang yang dianggap memiliki kemampuan di atas kemampuan manusia normal memiliki kesaktian. d. Upacara tradisi yang berkaitan dengan legenda, yaitu legenda yang dianggap mempunyai daya kemampuan yang hebat atau benar-benar terjadi di kehidupan masyarakat setempat.

4. Tujuan Upacara Tradisional

Upacara tradisional yang dilakukan oleh oleh anggota komunitas baik secara bersama atau individu bertujuan untuk mendapatkan keselamatan agar dihindarkan dari segala bala malapetaka. 13 Bahwa upacara tradisional dilakukan juga secara berkala mengingatkan warga akan segala norma dan aturan supaya dalam bertindak tidak menyimpang dari aturan atau norma yang ada dalam komunitas bersangkutan. Karena jika terjadi penyimpangan, akibat yang muncul akan menimpa semua anggota masyarakat atau komunitas. 5. Unsur-Unsur Upacara Tradisional Upacara tradisional baik yang bersifat religikeagamaan maupun adat memiliki unsur atau komponen yang sama. Unsur-unsur yang terkandung adalah 1. Tempat Upacara 2. Saat Upacara 3. Benda-benda dan alat upacara 4. Orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. Koentjaraningrat, 1977 : 241. Upacara yang dilakukan merupakan perbuatan yang keramat, oleh karena itu unsurkomponen upacara tersebut dianggap keramat. Hal ini berkaitan erat dengan prinsip yang mendasari dilaksanakan kegiatan upacara, yaitu manusia diharapkan pada satu kekuatan yang berada diluar jangkauan kemampuan pikirannya yang memiliki kegaiban. Disamping empat komponen tersebut di atas, kegiatan upacara mengandung sebelas unsur perbuatan yaitu : 14 1 Bersesaji Bersesaji merupakan perbuatan untuk menyajikan makanan, benda-benda dan sebagainya kepada roh-roh nenek moyang atau makhluk halus lain, dengan tujuan supaya acara tersebut bisa berjalan dengan jalan lancar. Sesaji ini merupakan sarana dan prasarana yang penting dalam upacara tradisi yang erat hubungannya dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat tentang adanya roh-roh halus. 2 Berkurban Berkurban merupakan perbuatan-perbuatan penyembelihan binatang kurban atau manusia, secara upacara. Kadang-kadang ada maksud bahwa binatang yang disembelih itu disajikan kepada dewa-dewa, tetapi biasanya dalam perbuatan-perbuatan upacara serupa itu orang sendirilah yang akan makan binatang yang dikurbankan itu, dan bukan dewa-dewa. Dengan makan binatang kurban tadi orang akan memasukkan dewa ke dalam dirinya sendiri. Upacara berkurban pada manusia sekarang tidak pernah dilakukan lagi. 3 Berdoa Berdoa adalah suatu unsur yang banyak terdapat dalam berbagai upacara keagamaan di dunia. Doa pada awal mulanya adalah upacara hormat dan pujian kepada leluhur, biasanya doa diiringi dengan gerak-gerik dan sikap-sikap tubuh yang pada 15 dasarnya merupakan gerak dan sikap-sikap menghormat dan merendahkan diri terhadap para leluhur, dewata, atau terhadap Tuhan. Kecuali itu juga arah muka atau kiblat pada waktu mengucapkan doa. Kecuali itu juga arah muka atau kiblat pada waktu mengucapkan doa, merupakan suatu unsur yang amat penting dalam banyak religi dunia. 4 Makan bersama Makan bersama merupakan suatu unsur perbuatan bersama yang amat penting dalam upacara religi dan agama di dunia. Dasar pemikiran itu rupa-rupanya mencari hubungan dengan dewa-dewa, dengan cara mengundang dewa-dewa pada suatu pertemuan makan bersama. Dalam kehidupan beberapa suku bangsa di Indonesia yang beragama Islam, upacara kenduri atau slametan merupakan suatu unsur yang amat penting dalam upacara keagamaan. 5 Menari Menari seringkali merupakan suatu unsur penting dalam banyak upacara keagamaan, jalan pikiran yang berada di belakang perbuatan ini rupanya memaksa alam bergerak. Dari banyak suku bangsa yang memiliki kepercayaan bahwa gerak alam bukan merupakan hak yang mutlak. Seperti tubuh manusia, gerak alam bisa sekonyong-konyong berhenti dan alam berhenti berarti alam binasa. Apabila matahari tidak terbit lagi, apabila guntur dan petir tidak menggelegar lagi, apabila guntur dan petir tidak menggelegar 16 lagi, apabila hujan tidak turun lagi, maka alam akan hancur. Demikian manusia mempunyai dorongan batin yang besar supaya alam tidak berhenti, dan orang memaksa alam untuk bergerak dengan jalan menari. 6 Berprofesi berpawai Berprofesi merupakan suatu perbuatan yang amat umum dalam banyak religi didunia. Dalam proses seringkali dibawa benda-benda keramat seperti : patung dewa-dewa, lambang- lambang, benda-benda pusaka yang sakti dan sebagainya, dengan maksud supaya kesaktian yang memancar dari benda-benda itu bisa memberi pengaruh kepada keadaan tempat tinggal manusia dan terutama pada tempat-tempat yang dilalui pawai itu, upacara pawai sering juga mempunyai maksud yang pada dasarnya sama, tetapi yang dilakukan dengan cara lain ialah mengusir makhluk halus, hantu, dan segala kekuatan yang menyebabkan penyakit serta bencana dari sekitar tempat tinggal manusia, tidak dengan memakai benda sakti melainkan memakai benda nyanyian keramat, mantra-mantra, teriak dengan bunyi-bunyi yang keras. 7 Upacara Seni Drama Kekuatan kepada orang-orang untuk tahan kepada penderitaan yang akan datang. Contoh dari permainan seni drama di Indonesia yang berfungsi sebadai upacara keagamaan adalah seni drama Calonarang di Bali, yang menceritakan seorang wanita 17 dukun sihir jahat bernama Calonarang yang suka menyebarkan penyakit diantara rakyat raja Erlangga dari negara Kahuripan. Seni drama tersebut oleh orang Bali mempunyai efek yang keramat, yang dapat menolak penyakit. Seni drama seringkali mempunyai arti suci dari mitologi atau kitab suci. Kegiatan mendramakan beberapa peristiwa dari kehidupan tokoh-tokoh keramat atau dewa- dewa itu, rupanya bisa menimbulkan suatu suasana keramat juga. Yang seolah-olah bisa memberi dan bencana yang datang mengancam desa. 8 Berpuasa Berepuasa sebagai suatu perbuatan keagamaan yang ada dalam hampir semua religi dan agama diseluruh dunia. Dasar pikiran yang ada dibelakang perbuatan yang bisa macam-macam, misalnya membersihkan diri atau menguatkan batin dengan penderitaan. Berpuasa dalam berbagai religi dilakukan untuk waktu satu bulan atau lebih secara berulang, dengan masa antara yang singkat, misalnya satu kali dalam seminggu atau juga berupa penghindaran atau pantangan tetap terhadap beberapa makanan tertentu. 9 Intoxikasi Intoxikasi terdiri dari perbuatan-perbuatan untuk memabukkan atau menghilangkan kesadaran diri pada pelaku upacara . Dengan demikian para pelaku upacara sering melihat 18 bayangan atau khayalan. Suatu cara intoxikasi yang amat banyak dipakai adalah dengan minum semacam obat bius yang diambil dari sejenis cactus yang disebut piyote atau miscal. 10 Bertapa Bertapa ada dalam agama-agama dan religi-religi yang mempunyai konsepsi bahwa rohani itu lebih penting dari jas mani. Demikian ada pendirian kalau hasrat nafsu jasmani dari manusia itu bisa ditelan, maka jiwa akan menjadi lebih bersih dan suci. Sebenarnya jalan pikiran ini sering merupakan suatu latar belakang dari berpuasa, sehingga berpuasa itu bisa disebut suatu bentuk yang lunak dari bertapa. Sebaliknya dalam beberapa agama, usaha mengabaikan jasmaniah bisa mencapai bentuk-bentuk yang amat extreme sehingga orang melakukan berbagai perbuatan menyakiti tubuh sendiri, dengan maksud seolah-olah merusak tubuh itu. Contoh dalam berbagai sekte agama Hindu misalnya : - Tidur di atas paku - Makan makanan yang basi - Duduk berhari-hari dalam air yang tingginya mencapai leher. - Menggantungkan diri dengan kepala bawah dan sebagainya. 11 Bersemedi Bersemedi adalah berbagai macam perbuatan serba religi yang bertujuan memusatkan perhatian si pelaku maksudnya atau kepada hal-hal yang suci, untuk hal ini ada beberapa macam cara 19 khusus, yang terutama dalam berbagai sekte dari agama Hindu mendapat perhatian yang sangat besar. Terutama kaum Yogin merupakan ahli dalam teknik-teknik memusatkan pikiran, dengan berbagai macam sikap duduk, cara menguasai nafas dan sebagainya, Semuanya dengan maksud untuk membuat rohani suci dengan cara pemusatan pikiran tadi Koentjaraningrat, 1977 : 251-157.

6. Komponen-Komponen Upacara Tradisional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB II

1 4 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB V

0 0 2