Upacara Tradisional Kajian Pustaka

8 Peranan tradisi terutama sangat nampak pada masyarakat pedesaan walaupun kehidupan tradisi terdapat pula pada masyarakat kota. Masyarakat pedesaan dapat diidentifikasikan sebagai masyarakat agraris, maka sifat masyarakat sepeti itu cenderung tidak berani berspekulasi dengan alternatif yang baru. Tingkah laku masyarakat selalu pada pola-pola tradisi yang telah lalu Bastomi, 1986 : 14. Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat. Di dalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi. Salah satu tradisi masyarakat Jawa adalah upacara-upacara adat yang dikemas secara tradisional yang disebut juga upacara tradisional. Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan sosial yang hanya dapat dimiliki oleh warga masyarakat pendukungnya dengan jalan mempelajarinya Purwadi, 2005 : 1.

2. Upacara Tradisional

Kebudayaan merupakan satu bentuk warisan sosial yang dimiliki oleh warga masyarakat pendukungnya sebagai suatu warisan kebudayaan yang mengalami perkembangan selaras perkembangan masyarakat itu sendiri. Agar supaya di dalam perkembangannya, nilai-nilai luhur yang 9 terkandung dalam kebudayaan tidak tenggelam, perlu diupayakan penanaman nilai – nilai tersebut melalui sarana atau media tertentu. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui pengenalan serta pemahaman Upacara Tradisional. Salah satu bentuk kebudayaan yang dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat adalah upacara tradisional. Konsep upacara tradisional berkaitan erat dengan keberadaan lingkungan di mana masyarakat berdiam. Menurut Koentjaraningrat, bahwa seluruh alam diliputi kekuatan gaib tertentu yang rupanya berada dalam segala hal. Kekuatan itu dianggap berada di luar kemampuan dari kesadaran pemikiran manusia. Sistem upacara merupakan suatu perwujudan dari religi yang memerlukan suatu pengamatan secara ilmiah dan khusus Koentjaraningrat, 1981: 241. Menurut Supanto dalam Sunyata 1996 : 2 upacara tradisional yaitu kegiatan sosial yang melibatkan para warga dalam mencapai tujuan keselamatan bersama. Upacara tradisional merupakan bagian yang integral dari kebudayaan masyarakat. Hal ini terwujud karena fungsi upacara tradisional bagi kebudayaan masyarakat. Penyelenggaraan upacara tradisional sangat penting artinya bagi masyarakat pendukungnya. Keberadaan Upacara Tradisional tidak terlepas dari keberadaan masyarakat pendukungnya, artinya apakah suatu Upacara Tradisional masih dipertahankan atau tidak tergantung dari masyarakat pendukungnya itu sendiri. Hal ini tidak terlepas dari keyakinan terhadap kesakralan pelaksanaan Upacara Tradisional. 10 Levi Bruhl mengungkapkan adanya masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa alam diliputi oleh suatu kekuatan gaib tertentu yang berada dalam segala hal. Kekuatan itu dianggap berada di luar kemampuan dan kesadaran pikiran manusia, tetapi kekuatan tersebut dapat menyebabkan kebahagiaan atau malapetaka. Untuk mengendalikannya maka melalui bentuk pelaksanaan upacara yang ada di dalamnya terdapat ritual-ritual tertentu Koentjaraningrat 1981 : 91. Upacara tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya bertujuan untuk mencapai keselamatan bersama. Dalam pelaksanaan upacara tersebut berisi ritual-ritual tertentu yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh warga masyarakat. Adapun keharusan ini semakin memperkokoh rasa kebersamaan diantara mereka. Aturan-aturan atau ritual-ritual yang harus dipatuhi dan dilaksanakan tersebut diwariskan secara turun-temurun, sehingga berperan melestarikan ketertiban hidup masyarakat itu, kepatuhan yang muncul untuk taat melaksanakan ritual tidak terlepas dari kesakralan serta daya magisgaib dari pelaksanaan upacara. Sesuatu yang sakral adakalanya tidak berbentuk pada benda-benda yang kongkrit, yang sakral biasanya dijadikan sebagai objek atau sarana penyembahan dari upacara-upacara keagamaan dan diabadikan dalam ajaran kepercayaan. Dalam ajaran kepercayaan itulah munculnya ritual. Ritual mengandung makna upacara, yaitu tindakan menurut adat atau agama Minsarwati 2002:28-29 Ritual itu sendiri adalah suatu kegiatan 11 yang berkaitan dengan mitos yang bertujuan untuk mensakralkan diri dan dilakukan secara rutin, tetap, berkala yang dapat dilakukan secara perorangan maupun kolektif menurut ruang dan waktu, serta berdasarkan konvensi setempat Zeffry 1998:98. Menurut Wallek dan Werren 1995:243 mitos mengikuti dan berkaitan erat dengan ritual. Mitos adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan melalui ritual. Dalam suatu masyarakat, ritual dilakukan oleh pemuka-pemuka agama untuk menghindarkan bahaya atau mendatangkan keselamatan. Mitos berarti cerita-cerita anonim mengenai asal mula alam semesta, nasib dan tujuan hidup. Dari adanya keharusan mematuhi aturan dalam ritual upacara di dalam masyarakat pada akhirnya membentuk pranata sosial yang tidak tertulis. Akan tetapi harus dikenal dan dipatuhi oleh seluruh warga masyarakat secara turun-temurun. Upacara tradisional disamping sebagai pranata sosial berfungsi pula sebagai wahana komunikasi antar sesama warga dengan dunia gaib. Komunikasi manusia dengan hal gaib dinampakkan dalam simbol-simbol pula, nilai-nilai etis, pesan-pesan ajaran agama maupun norma-norma disampaikan kepada seluruh warga. Dengan demikian upacara tradisional dimanfaatkan pula sebagai sarana sosialisasi kepada warga khususnya generasi muda. Suatu ritus atau religi terdiri dari suatu kombinasi yang merangkaikan beberapa tindakan. Ritus dan upacara bukan peristiwa biasa, 12 tetapi peristiwa yang dilaksanakan dengan emosi keagamaan dan biasanya mempunyai sifat keramat Koentjaraningrat, 1993:44

3. Jenis-Jenis Upacara Tradisional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB II

1 4 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB V

0 0 2