Metode Mind Mapping Peningkatan hasil belajar IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah hindu-budha di Indonesia dengan metode mind mapping pada kelas V di MI Darul Karomah Sidoarjo.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pekan, sampai teknik pengembangan software, perusahaan, teknik presentasi. Bahkan mind map mampu menjabarkan representasi visual dari brainstrom curah gagasan, model membuat pesawat, roket, kincir angin, atau apapun. Mind map dapat digunakan mulai dari anak tingkat sekolah dasar sampai dengan orang tua. 26 Menurut Miftahul Huda, mind map bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Ia merupakan strategi ideal untuk melejitkan pemikiran siswa. Mind map bisa digunakan untuk membentuk, menvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas- tugas yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, mind map digunakan untuk membrainstroming suatu topik sekaligus menjadi strategi ampuh bagi belajar siswa. 27 Dari uraian di atas, dapat diambil dikatakan bahwa metode mind mapping dapat memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, khususnya pada materi peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia yang cenderung pasif. 26 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Ak tif, Bandung: Nuansa Cendekia, 2013 hal. 73 27 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hal. 307 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Implementasi Mind Mapping dalam pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari unsur- unsur guru, siswa, sumber belajar, sarana dan prasarana, serta prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah penguasaan pengetahuan, kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan tingkah laku yang lebih baik. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara pelajar dengan segala sesuatu yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam mencapai proses yang berkesinambungan untuk sebuah tujuan diperlukan metode yang tepat dalam diterapkan. Metode Mind Mapping sangat tepat digunakan dalam pembelajaran peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia. Karena pembelajaran IPS materi sejarah ini cenderung membosankan dan hanya mendengarkan guru menjelaskan. Metode Mind Mapping ini juga termasuk metode mencatat. Dalam proses mencatat ini, peserta didik akan dituntut untuk mendengarkan dengan seksama agar dapat mencatat poin- poin penting dari penjelasan guru. Hal ini didasarkan pada penelitian tentang cara otak memproses informasi, bekerja sama dengan otak, dan bukan menentangnya Menurut Buzan, dkk dalam De Porter. 28 28 Ibid, hal. 25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Untuk menggunakan mind map, ada beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan, antara lain: a. Menulis poin penting dari hasil ceramah yang disampaikan. b. Memberikan garis hubung atau jaringan-jaringan yang mengaitkan poin-poin inti ceramah dengan materi pelajaran. c. Mencurahkan pendapat mengenai semua hal yang sudah diketahui sebelumnya yang berkaitan dengan topik pembelajaran. d. Menyusun rencana pemetaan gagasan dengan menggambarkan semua aspek yang dibahas dalam pembelajaran tersebut. e. Membuat peta pikiran sesuai rencana dalam satu lembar kertas saja. f. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan- permasalahan yang terkait dengan topik bahasan. g. Mengulas pelajaran untuk menyiapkan diri menghadapi tes atau ujian. 29 Menurut Tony Buzan, dalam membuat mind mapping ada tujuh langkah, yaitu : a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral untuk mmemudahkan mengingat. 29 Ibid, 308 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Gunakan warna untuk membuat menarik hasil peta pikiran yang akan dihasilkan. d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke titik satu dan dua, dan seterusnya. e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan lurus. Karena garis lurus akan memperlihatkan hasil catatan akan monotonmembosankan. f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis agar catatan mudah dimengerti setiap poinnya. g. Gunakan gambar untuk menghiasi catatan tersebut agar peserta didik tertarik untuk membaca ulang catatannya. 30 5. Aturan dalam membuat mind mapping Sebelum membuat mind mapping diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas putih kosong berorientasi landscape, pena, dan pensil warna. 31 Adapun berikut ini beberapa petunjuk dalam membuat mind mapping: a. Kertas yang digunakan sebaiknya tanpa garis b. Gunakan pensil warna-warni untuk memperindah mind mapping c. Buatlah sebuah garis yang menghubungkan antara topik utam dengan poin cabangan lainnya. 30 Tony Buzan, Buk u Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hal. 10 31 Ibid, hal.14 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Gunakanlah huruf kapital pada topik utama, sedangkan pada cabang gunakanlah huruf kecil. e. Gunakan kata kunci yang tepat sesuai dengan topik bahasan. f. Gunakanlah simbol kata gambar untuk mempermudah mengingat. Dari penjelasan di atas, dapat digunakan untuk mengarahkan peserta didik dalam memahami cara pembuatan mind mapping. Sehingga peserta didik mampu menerapkan penggunaan metode mind mapping dalam kegiatan pembelajaran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Deskriptif Kualitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa-peritstiwa yang terjadi secara alami melalui pengumpulan data, yang selanjutnya dipaparkan dalam bentuk kalimat. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. 1 Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas sebagai mitra dalam rangka perbaikan mutu pada pelaksanaan proses pembelajaran serta solusi dalam memperbaiki masalah yang terdapat di kelas. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan manfaatnya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikembangkan bahwa, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan dalam suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat 1 Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Kelas, Jakarta: Insan Cendekia, 2010, hal. 84 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. 2 Secara lebih luas dapat dikatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya. Sesuai dengan namanya, penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri, beriringan dengan proses pembelajaran sehingga PTK tidak dilakukan di kelas-kelas khusus. Seorang ahli dibidang penelitian, yaitu Arikunto menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis sebagai berikut: 3 1. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian. 2. Tindakan diartikan sebagai suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujauan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidik an Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 6 3 Fauti Subhan, Penelitian Tindak an Kelas, Sidoarjo: Qisthos Digital Press, 2013, hal. 17-18 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dari ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud PTK adalah suatu usaha menelaah suatu obyek dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar mengajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan jenis penelitian rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan PTK Model Kurt Lewin yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah: 1 Perencanaan plan, 2 Melakukan tindakan act, 3 Melaksanakan pengamatan observe, 4 Mengadakan refleksianalisis reflection. Secara sederhana alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 4 Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin 4 Ibid, hal. 16 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Penjelasan dari gambar penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin adalah sebagai berikut: a Perencanaan planning, tahap ini kegiatan dilakukan dengan guru membuat RPP, serta mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. b Tindakan acting, peneliti harus melakukan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan penutup. c Pengamatan observing, yaitu mengamati siswa dalam proses kegiatan pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar siswa dalam kelompok, memahami pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. d Refleksi reflecting, mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan- kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah MI Darul Karomah Sidoarjo pada siswa kelas V yang berjumlah 42 siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id PTK ini melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan kemampuan menjelaskan siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia mata pelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping. Subyek Penelitian Tindakan Kelas PTK ini adalah siswa kelas V MI Darul Karomah Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017, dengan jumlah siswa 42 siswa dengan 15 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum KTSP 2006. Objek yang diteliti peneliti adalah hasil belajar peserta didik pada materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia mata pelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping di MI Darul Karomah Sidoarjo. Hasil belajar yang dimaksud adalah perolehan hasil tes peserta didik yang ditentukan dengan nilai yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.

C. Variabel yang Diselidiki

Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel peningkatan hasil belajar IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia melalui metode Mind Mapping kelas V di MI Darul Karomah Sidoarjo. Di dalam variabel tersebut terdapat beberapa variabel yaitu: 1. Variabel input: Siswa kelas V MI Darul Karomah Sidoarjo