5 dikembangkan, sedangkan untuk kegiatan OSIS telah berjalan baik dengan
susunan pengurus dari peserta didik sendiri dan dengan bimbingan guru. Kondisi sekretariatan sudah memadai karena sudah ada ruang khusus untuk OSIS.
5. Potensi Guru, Karyawan dan Siswa
Dalam hal non fisik, SMP N 1 Cangkringan, memiliki potensi sebagai berikut: tenaga pengajar atau guru berjumlah 21 orang, guru Bimbingan dan
Penyuluhan BP sejumlah 1 orang, Unit Kesehatan Siswa UKS berjumlah 1 orang, tenaga Tata usaha TU sejumlah orang, petugas Perpustakaan 2 orang,
dan 1 orang penjaga sekolah.
Mengenai potensi, para pengajar, sebagian besar tenaga pengajar yang direkrut oleh SMP N 1 Cangkringan telah menempuh jenjang S1, dan rata-rata
guru pengajar berumur 50 tahun ke atas. Karya tulis ilmiah juga telah dilaksanakan oleh para tenaga guru di sekolah ini. Dalam hal belajar mengajar,
SMP N 1 Cangkringan telah menerapkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa ada usaha dan perjuangan dari pihak
masyarakat sekolah untuk menerapkan kurikulum yang lebih baru dan maju. Pengajar SMP N 1 Cangkringan sangat memahami bahwa seorang siswa
ataupun peserta didik tidak hanya memerlukan input kognitif saja dalam perkembangannya, tetapi juga input yang dapat menumbuhkan sikap afektif,
sosial, kecerdasan emosi dan kemampuan psikomotorik untuk membentuk sebuah kepribadian manusia yang utuh. Oleh karena itu, selain menyelipkan nilai-nilai
tersebut pada pelajaran di kelas, SMP N 1 Cangkringan juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan diri melalui ekstrakurikuler yang
ada, seperti : Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, beserta ekstrakurikuler pilihan yang terdiri dari: Olahraga, kesenian, Pleton Inti Tonti, TIK.
6. Kegiatan Pembelajaran
Penulis melakukan observasi di kelas sebanyak 2 kali sebelum penerjunan praktik secara langsung di lapangan. Observasi dilakukan pada bulan Februari.
Observasi pertama dilakukan di kelas VII A dengan guru pembimbing Bapak Supardi S.Pd. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengobservasi kegiatan
pembelajaran dan observasi peserta didik di kelas VII A. Observasi yang kedua dilakukan setelah penerjunan, yaitu tanggal 10 Agustus 2015 di kelas VII C dan
VII D. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran dan observasi peserta didik di kelas VII C dan VII D. Mahasiswa
6 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga melakukan observasi
terkait alat pembelajaran yang terdapat di SMP N 1 Cangkringan. Hasil observasi pembelajaran di kelas VII C dan VII A digunakan sebagai
gambaran untuk mahasiswa PPL dalam mempersiapkan kegiatan pengajaran di kelas serta untuk mengamati gambaran pembelajaran di kelas dan perilaku
peserta didik. Adapun hasil observasi pembelajaran yang terdapat di kelas adalah sebagai berikut:
A. Perangkat Pembelajaran
1. Satuan Pembelajaran SP
Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP N 1 Cangkringan saat kegiatan observasi dilaksanakan adalah menggunakan KTSP Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. 2.
Silabus Silabus yang digunakan pada KTSP disusun oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam perancangan yang akan digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia,
silabus yang digunakan beracuan pada buku pegangan guru. Dalam silabus tersebut terdiri dari empat standar kompetensi yaitu : Mendengarkan,
Berbicara, Membaca dan Menulis. Keempat standar kompetensi tersebut masih dijabarkan lagi kedalam kompeensi dasar.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia disusun secara jelas dan detail oleh guru mata
pelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia..
B. Proses Pembelajaran
1. Membuka Pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, menyapa siswa, menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pada hari itu, dan menanyakan siswa yang tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran saat itu. Guru mengajak siswa untuk
mengingat dan mengulangi tentang pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan pembelajaran
sebelumnya. Kemudian guru memberikan apersepsi untuk mengantarkan siswa agar siap belajar.
2. Penyajian Materi
Materi pembelajaran disampaikan secara langsung dan bertahap oleh guru. Guru menggunakan buku paduan dan LKS untuk bahan ajar