DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1 . 1 Alasan Pemilihan Judul 1 . 2
Tujuan Pemilihan Judul 1
. 3
Pembatasan Masalah
1 .
4 Metode
Penelitian
BAB II SEJARAH SAMURAI
2 . 1 Sengoku Jidai 2 . 2
Sejarah Samurai
BAB III SAMURAI
3 . 1 Jenis-jenis Senjata
3 .
2 Pelindung
3 .
3 Bertempur
3 .
4 Pelatihan
BAB IV KESIMPULAN
4 . 1 Kesimpulan
4 .
2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kita mengenal bahwa Jepang adalah Negara yang dipimpin oleh kaisar. Kaisar adalah orang yang paling dihormati di Jepang. Pada masa dahulu, di Jepang pernah terjadi periode
perang atau yang lebih dikenal dengan Sengoku Jidai. Pada periode inilah muncul kaum Samurai atau yang lebih dikenal dengan kaum Bushi. Samurai adalah istilah untuk perwira militer kelas
elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kaum samurai biasanya memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. Samurai
memiliki peranan dalam pertempuran. Untuk itu mereka harus sudah dilatih pada masa kanak – kanak. Mereka yang sudah memilih jalan untuk menjadi samurai memegang amanat besar dalam
mempertahankan Negara atau golongannya. Meskipun begitu, samurai tidak selalu harus mengangkat senjata untuk berperang. Beberapa samurai menjadi cendekiawan termasyur. Ada
yang berkiprah sebagai administrator sipil dan militer, seniman, dan pakar estetika. Ada pula yang hanya menjadi anggota keluarga. Namun semuanya dituntut akrab dengan peran mereka
dalam keadaan perang. Samurai memiliki pakaian dan perlengkapan sendiri pada saat perang. Mereka memiliki
pelindung untuk masing – masing anggota tubuh. Hal itu untuk mengurangi luka akibat serangan dari lawan. Senjata samuraipun tak hanya pedang samurai, masing banyak lagi senjata samurai,
seperti busur, tombak, atau senjata api.
Samurai dikenal juga sebagai bushi adalah golongan bangsawan militer Jepang, dan mereka mengalami masa kejayaan pada zaman Pertempuran, atau periode Perang Antarnegeri
dalam bahasa Jepang disebut Sengoku Jidai. Periode ini, yang sering dikatakan berlangsung pada kurun waktu 1550 – 1600, berkisar antara runtuhnya keshogunan Tokugawa.
Universitas Sumatera Utara
Sampai pertengahan zaman Sengoku, seseorang yang tak terlahir dalam golongan samurai masih berpeluang menjadi samurai. Itu dapat terjadi bila ia bergabung dalam bala tentara
sebagai prajurit infanteri, lalu memperoleh perhatian kepala marga atau para pembantunya, sehingga diberi tugas tetap. Marga yang dimaksud di sini adalah keluarga. Pada zaman sengoku
tidak semua keluarga menggunakan marga, hanya kaum samurai, bangsawan, pedagang, dan pekerja seni saja yang memiliki marga.
Tempat tinggal samurai berupa bangunan serupa barak, namun ada pula yang memiliki rumah pribadi. Penetapan tempat tinggal mereka ditentukan oleh beragam faktor, antara lain
pangkat, tugas, dan status perkawinan. Sebagian besar samurai muda berpangkat rendah di suatu garnisun, misalnya, tinggal bersama di bangunan besar seperti barak di dalam pekarangan
benteng. Para samurai yang sudah menikah mungkin memiliki rumah petak sendiri dikawasan khusus pasangan suami – istri, sedangkan mereka yang lebih senior dapat menempati rumah
yang berdiri – sendiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN