Sengoku Jidai SEJARAH SAMURAI

BAB II SEJARAH SAMURAI

2.1 Sengoku Jidai

Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari pertengahan abad ke-15 ke awal abad ke-17. Zaman ini disebut juga zaman Azuchi-Momoyama atau zaman Shokuho. Istilah zaman Azuchi-Momoyama berasal dari nama istana kastil yang menjadi markas kedua pemimpin besar, Nobunaga di Istana Azuchi dan Hideyoshi di Istana Momoyama. Zaman ini dimulai sejak Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi menjadi penguasa Jepang dan berakhir ketika Tokugawa Ieyasu berhasil mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600. Dahulu istana – istana di Jepang terbagi – bagi. Ada 2 istana di Jepang yang menjadi pokok terjadinya Zaman Azuchi-Momoyama, yaitu istana Azuchi dan istana Momoyama. Istana Azuchi dipimpin oleh Nobunaga dan istana Momoyama dipimpin oleh Hideyoshi. Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi dibantu Tokugawa Ieyasu berhasil mempersatukan Jepang. Tahun 1568 M Nobunaga berhasil merampas Kyoto dan mengangkat Ashikaga Yoshiaki sebagai Shogun boneka Shogun adalah orang yang kekuasaannya ada di tangan majikannya. Jadi kekuasaannya ada di tangan Nobunaga. Nobunaga memerintahkan Hideyoshi untuk menundukkan kerajaan di sebelah barat, dan memerintahkan Ieyasu untuk menundukkan kerajaan di sebelah timur dan utara. Sementara Universitas Sumatera Utara dirinya sendiri membereskan bagian pusat. Nobunaga mendapat perlawanan dari kaum padri yang menjadikan biara-biara Buddha sebagai benteng pertahanan. Serangan Nobunaga yang sangat keras terhadap Buddhisme akhirnya dapat menghancurkan biara-biara tersebut. Dia dibantu orang-orang Kristen dari Portugis dengan senjata apinya. Nobunaga mengijinkan pelaksanaan perdagangan bebas, terutama dengan bangsa Portugis dan Spanyol, serta melindungi agama Kristen. Hal itu dilakukan untuk menekan agama Buddha dan mendapatkan senjata api. Tahun 1573 Masehi Nobunaga mendirikan istana Azuchi. Saat Nobunaga melanjutkan masalah penyatuan negeri, dia meninggal karena dibunuh pengikutnya yang bernama Akechi Mitsuhide pada tahun 1582 Masehi. Kekuasaan Nobunaga berpindah ke Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi kemudian membangun istana Momoyama Fushimi sebagai tempat tinggalnya, tetapi tempat pemerintahannya ada di istana Osaka Himeji. Hideyoshi berhasil menyatukan Jepang pada tahun 1590 M setelah menaklukkan keluarga Hojo di Odawara dan keluarga Shimaru di Kyushu. Saat berkuasa Hideyoshi mengontrol kekuasaan para daimyo orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah dan menetapkan cara menarik pajak yang disebut Taikokenchi serta mengatur para petani untuk mencegah timbulnya pemberontakan petani. Dengan demikian pembagian antara daimyo dan petani semakin maju. Hideyoshi pun berniat meluaskan kekuasaannya sampai ke Korea pada tahun 1592 M dan 1597 M tetapi gagal. Zaman Azuchi- Momoyama berakhir setelah Toyotomi meninggal dalam pertempuran Sekigahara melawan Tokugawa Ieyasu. Pertempuran Sekigahara adalah pertempuran yang terjadi tanggal 15 September 1600 menurut kalender lunar 21 Oktober 1600 menurut kalender Gregorian di Sekigahara, distrik Universitas Sumatera Utara Fuwa, Provinsi Mino, Jepang. Pertempuran melibatkan pihak yang dipimpin Tokugawa Ieyasu melawan pihak Ishida Mitsunari sehubungan perebutan kekuasaan sesudah wafatnya Toyotomi Hideyoshi. Pertempuran dimenangkan oleh pihak Tokugawa Ieyasu yang memuluskan jalan menuju terbentuknya Keshogunan Tokugawa. Pihak yang bertikai dalam pertempuran ini terbagi menjadi kubu Tokugawa Pasukan utara dan kubu pendukung klan Toyotomi Pasukan Barat. Klan Toyotomi sendiri tidak memihak salah satu pihak yang bertikai dan tidak ambil bagian dalam pertempuran. Setelah pertempuran selesai, kekuasaan militer berhasil dikuasai pihak Tokugawa sehingga Pertempuran Sekigahara juga terkenal dengan sebutan Tenka wakeme no tatakai pertempuran yang menentukan pemimpin Jepang. Pada saat terjadinya pertempuran belum digunakan istilah Pasukan Barat dan Pasukan Timur. Kedua istilah tersebut baru digunakan para sejarawan di kemudian hari untuk menyebut kedua belah pihak yang bertikai. Pada tanggal 15 September 1600, kedua belah pihak Pasukan Barat dan Pasukan Timur saling berhadapan di Sekigahara. Menurut buku Sejarah Jepang yang disusun oleh markas besar Angkatan Darat Jepang, kubu Pasukan Timur tediri dari 74.000 prajurit dan kubu Pasukan Barat terdiri dari 82.000 prajurit. Di lembah sempit Sekigahara berkumpul pasukan dengan total lebih dari 150.000 prajurit. Pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Tokugawa Ieyasu dan berhasil memulai kekuasaan baru di Jepang yaitu Keshogunan Tokugawa yang akan bertahan hingga 250 tahun. Zaman Sengoku dilanjutkan dengan Zaman Edo. Universitas Sumatera Utara

2.2 Sejarah Samurai